Minggu, 21 Oktober 2018

20 Contoh Penggunaan Tanda Koma untuk Memisahkan Anak Kalimat yang Mendahului Induk Kalimatnya

Hai apa kabar para pembaca, sekali lagi anda telah menyempatkan dirimembaca artikel ini, yakni tentang penggunaan tanda koma. Sebelumnya kita sudah mempelajari penggunaan tanda koma yang dipakai sebelum kata penghubung, penggunaan tanda koma sebagai singkatan gelar, dan penggunaan tanda koma untuk pemerincian dan pembilangan.

Kali ini kita akan belajar tentang penggunaan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Anak kalimat adalah bagian kalimat (klausa) yg tidak dapat berdiri sendiri sebagai kalimat lengkap; klausa terikat. Contohnya: agar sehat, ketika pulang. Sementara itu yang dimaksud dengan induk kalimat adalah bagian kalimat (klausa) dari kalimat majemuk bertingkat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat yg mempunyai potensi untuk menjadi kalimat. Contohnya: aku makan, Rita tidur.

Sekarang kita akan menyimak dua puluh contoh penggunaan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang mendahuui induk kalimat.



1. Kalau tidak ada halangan, aku akan datang ke rumahmu.
2. Karena rajin belajar, Ardi berhasil meraih peringkat pertama.
3. Sejak ditinggal ayah ibunya merantau, Sinta justru rajin belajar.
4. Sebelum menjadi kepala sekolah, jabatan Pak Sardi adalah guru sejarah.
5. Setelah sarapan pagi, Diana bergegas pergi ke sekolah.
6. Agar meraih kesuksesan, para pelajar harus menguasai literasi informasi.
7. Demi menggapai cita-cita, Kirana rajin belajar setiap hari.
8. Sejak duduk di bangku SMA, Rusdi semakin rajin membaca buku.
9. Meski berasal dari keluarga sederhana, Erna sangat pandai berbahasa Inggris.
10. Ketika aku lulus SMA, aku akan kuliah di Universitas Terbuka.
11. Untuk memenuhi target penjualan bulan ini, semua pemasar harus bekerja keras.
12. Karena kesal pada anak buahnya, direktur itu membanting pintu.
13. Agar lulus ujian seleksi CPNS, Tari belajar giat setiap hari.
14. Akibat terlalu sering makan makanan pedas, perut Husin sakit.
15. Walaupun rumahnya di pelosok desa, Ujang mahir menggunakan komputer.
16. Biarpun rumah mereka sederhana, keluarga Pak Farhan selalu gembira
17. Kecuali engkau mau menerimaku apa adanya, aku tidak akan pulang ke desa.
18. Asal bisa selalu bersamamu, aku rela melakukan apa saja.
19. Tanpa berkata apa-apa, Yadi pulang begitu saja.
20. Seandainya saja ada kesempatan kedua, aku tidak akan membiarkanmu menempuh jalan itu.

Demikianlah, dua puluh contoh penggunaan tanda koma untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat. Sebaliknya, tanda koma tidak dipakai jika induk kalimat mendahului anak kalimat.

Contoh :


  • Rudi akan pergi melaut jika diajak temannya.
  • Lesty mempunyai banyak teman karena baik hati.
  • Kita harus banyak membaca buku agar memiliki wawasan yang luas.

Sabtu, 20 Oktober 2018

20 Contoh Penggunaan Tanda Koma yang Dipakai Sebelum Kata Penghubung

Hai para pembaca apa kabar? Kali ini kita akan bersama-sama melanjutkan belajar tentang penggunaan tanda koma. Salah satunya adalah  tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara).

Meskipun sepertinya sepele, pengetahuan yang benar tentang pemakaian tanda baca termasuk tanda koma akan sangat bermanfaat bagi kalian, apalagi jika kalian adalah seorang pelajar. Apabila kalian mengerti tentang hal ini, kalian akan memiliki kemampuan literasi baca tulis yang lebih baik dibanding teman-teman kalian.

Nah, mari kita simak bersama contoh dari penggunaan tanda koma yang dipakai sebelum kata penghubung, khususnya kata penghubung "tetapi", "melainkan", dan "sedangkan".



1. Saya ingin membeli sepeda motor, tetapi tidak diperbolehkan ibu saya.
2. Saya suka masakan pedas, tetapi perut saya takut terkena sakit maag.
3. Aku ingin menjadi tentara, tetapi berat badanku masih kurang.
4. Aku rajin membaca buku komik, tetapi malas membaca buku pelajaran.
5. Awan sudah semakin mendung, tetapi hujan belum turun juga.
6. Rumahku sudah kubersihkan setiap hari, tetapi masih saja terlihat kotor
7. Hasan ingin pergi ke supermarket, tetapi ibunya menyuruh belajar di rumah.
8. Pekerjaan ayahnya bukan polisi, melainkan tentara.
9. Rumahku bukan di Jakarta, melainkan di Bogor.
10. Kuliahnya bukan di IPDN, melainkan di UNDIP
11. Roni bukan kekasihku, melainkan kekasih Intan.
12. Vokalis Dewa 19 bukan Armand Maulana, melainkan Ari Lasso.
13. Cita-citaku bukan menjadi presiden, melainkan menjadi pilot.
14.  Ibukota Indonesia bukan di Surabaya, melainkan di Jakarta
15.  Uang Ini bukan milikku, melainkan milik Joko.
16.  Di pasar, ia membeli sayur bayam, sedangkan ibunya membeli buah jeruk.
17. Adikku gemar membaca buku, sedangkan aku gemar olahraga.
18. Aku meraih juara pertama lomba membaca puisi, sedangkan Tari meraih juara pertama lomba melukis.
19. Rinto pandai bermain kata-kata, sedangkan Udin pandai bermain gitar.
20. Willy bercita-cita menjadi polisi, sedangkan adiknya bercita-cita menjadi tentara.

Jumat, 19 Oktober 2018

20 Contoh Penggunaan Tanda koma untuk Pemerincian atau Pembilangan

Pada penulisan sebuah artikel, opini, novel, cerpen dan lain sebagainya, tanda koma pasti akan selalu disertakan karena penggunaan tanda tersebut bisa memperjelas maksud dan tujuan dari sebuah tulisan. Keberadaan tanda koma mempermudah para pembaca untuk memahami sebuah tulisan. Sungguh sukar dibayangkan seandainya ada tulisan yang sama sekali tidak menggunakan tanda koma. Hampir bisa dipastikan tulisan tersebut akan kacau balau, dan susah dipahami oleh pembacanya.

Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas tentang penggunaan tanda koma sebagai Singkatan Gelar, sekarang kita akan belajar bersama tentang penggunaan tanda koma untuk pemerian atau pembilangan. 

Agar lebih jelas, mari kita perhatikan dua puluh contoh kalimat di bawah ini.



1. Saya pergi ke pasar untuk membeli sayur bayam, ikan asin, dan gula pasir.
2. Pak Iwan memiliki tiga orang anak: Irwan, Rani, dan Akbar.
3. Arman, Budi, ataupun Hanif harus belajar giat.
4. Satu, dua, ... tiga!
5. Mobil, becak, ataupun sepeda motor dilarang melintas jalan itu.
6. Jeruk, apel, dan jambu air termasuk buah-buahan segar.
7. Aku melakukan kegiatan rutin setiap hari: makan, tidur, beribadah, membantu orang tua, dan belajar.
8. Tahun ini ada tiga lulusan SMA 1 yang diterima di AKPOL: Johan Saputra, Ardian Hidayat, dan Melani Ardianti Lesmana.
9. Jakarta, Medan, dan Surabaya merupakan tiga kota terbesar di Indonesia.
10. Belut, ikan sepat, dan ikan gabus telah berhasil kami tangkap di sungai sore ini.
11. Roti, air putih, dan segelas susu menjadi menu yang membosankan setiap hari.
12. Pada ujian kali ini aku hanya belajar bahasa indonesia, matematika, dan IPA.
13. Setelah sukses ia membeli tiga hal yang paling diinginkannya: rumah, mobil, dan sepeda motor
14. Samsung, Iphone, dan Redmi menjadi merk gawai paling populer di Indonesia.
15. Kepala sekolah, guru, dan karyawan wajib menghadiri rapat di aula.
16. Di dompetku hanya ada tiga kartu: BPJS, ATM, dan SIM C.
17. Ahmad Tohari, Andrea Hirata, dan Marah Rusli merupakan novelis terkenal di Indonesia.
18. Batu, debu, dan panas menjadi teman setia para tukang batu.
19. Tayo, Gani, Rogi, dan Lani merupakan bus kecil yang terkenal.
20. Aku pergi ke kantor pos untuk mengambil surat, uang, dan membeli perangko.

Kamis, 18 Oktober 2018

10 Contoh Penggunaan Tanda Koma sebagai Singkatan Gelar

Kalian semua pasti pernah membaca buku atau minimal pernah membaca tulisan. Tulisan bisa termuat dalam koran bisa juga dalam sosial media semacam facebook atau layanan percakapan semacam WhatsApp.

Sudah lazim dalam sebuah tulisan selalu ada tanda baca yang menyertainya, tujuannya agar pesan yang disampaikan bisa diterima dengan benar oleh penerima. Salah satu tanda baca yang digunakan adalah "tanda koma"

Menurut Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), ada tiga belas cara penggunaan tanda koma. Kali ini kita akan bersama-sama belajar bagaimana contoh penggunaan tanda koma sebagai singkatan gelar. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Ada sepuluh contoh penggunaan tanda koma sebagai singkatan gelar.



1. Setelah berjuang keras selama empat tahun akhirnya Nilam berhasil meraih gelar sarjana hukum, Diah Ayu Nilamsari, S.H. 

2. Ia tertegun sejenak saat hendak membuka pintu, dilihatnya nama yang pernah ia kenal tertempel di daun pintu, Rudi Rahardian, S.I.Pust.

3. Pelajaran kali ini sepertinya akan menarik karena gurunya merupakan lulusan S2 Universitas terkemuka di kota Jakarta. Nama gurunya adalah Joko Suprianto, S.Pd., M.Pd.

4. Sungguh sebuah keunikan tersendiri ketika ada orang yang begitu bersemangat untuk kuliah dengan mengambil berbagai jurusan. Nama orang itu adalah Robi Darwis, S.H., S.E., S.Sos., M.M.

5. Penulisan gelar seringkali keliru. Misalnya pada penulisan gelar sarjana hukum. Untuk lebih jelasnya sila perhatikan contoh di bawah.

- Muhammad Nur Hidayat, SH (salah)
- Muhammad Nur Hidayat, S.H (salah)
- Muhammad Nur Hidayat, S.H. (benar)

6. Nama lengkap dan gelarnya adalah Iwan Surahman, S.E., M.M.

7. Di kalangan awam, seringkali terdapat kesalahan ketika menulis gelar Strata 1 dan Strata 2. Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan contoh di bawah ini.

- Irwan Setiadi, S.Pd,M.Pd (salah)
- Irwan Setiadi, S.Pd, M.Pd (salah)
- Irwan Setiadi, S.Pd, M.Pd. (salah)
- Irwan Setiadi, S.Pd., M.Pd. (benar)

8. Diberitahukan kepada seluruh karyawan agar menuliskan nama lengkap dan gelarnya pada lembar yang sudah disediakan, misalnya Ida Royani, S.Pd.I.

9. Johan bangga terhadap anaknya yang berhasil menyelesaikan perkuliahan dengan hasil cumlaude. Ira Ardianti, S.T. itulah nama anaknya.

10. Untuk kali ini hanya mereka yang bergelar sarjana ilmu komunikasi yang berhak mendaftar lowongan. Iwan girang karena ia bergelar sarjana ilmu komunikasi, Iwan Agustiawan Yusuf, S.I.Kom.


Demikianlah sepuluh contoh penggunaan tanda koma sebagai singkatan gelar. Mudah-mudahan bermanfaat.

Mengidentifikasi Struktur Teks Cerita Sejarah

Novel sejarah seperti juga novel-novel lainnya, termasuk dalam genre teks cerita ulang. Novel sejarah juga memunyai struktur teks yang sama dengan struktur novel lainnya yaitu orientasi, pengungkapan peristiwa, rising action, komplikasi, evaluasi/ resolusi, dan koda.



Di bawah ini merupakan penjelasan dari tiap-tiap struktur di atas.

1. Pengenalan situasi cerita (exposion, orientasi)
Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan setting cerita baik waktu, tempat maupun peristiwa. selain itu, orientasi juga dpat disajikan dengan mengenalkan para tokoh, menata adegan dan hubungan antartokoh

2. Pengungkapan peristiwa
dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi para tokohnya.

3. Menuju konflik (rising action)
Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun keterlibatan berbagai situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran tokoh.

4. Puncak konflik (turning point, komplikasi)
Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang paling besar dan mendebarkan. Pada bagian ini pula, ditentukannya perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.

5.Penyelesaian (evaluasi, resolusi)
Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan ataupun penilaian tentang sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami peristiwa puncak itu. Pada bagian ini pun sering dinyatakan wujud akhir dari kondisi ataupun nasib akhir yang dialami tokoh utama.

6. Koda
Bagian ini berupa komentar terhadap keseluruhan isi cerita, yang fungsinya sebagai penutup. Komentar yang dimaksud bisa disampaikan langsung oleh pengarang atau dengan mewakilkannya pada seorang tokoh. Hanya saja tidak setiap novel memiliki koda, bahkan novel-novel modern lebi banyak menyerahkan simpulan akhir ceritanya itu kepada para pembacanya. Mereka dibiarkan menebak-nebak sendiri penyelesaian ceritanya.

Agar lebih memahami struktur novel, kita kaan mempelajari contoh analisis struktur novel sejarah



sumber : Buku Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK kelas XII Kemendikbud 2018

Senin, 01 Oktober 2018

7 Cara Mudah Mendapatkan Ide Menulis Puisi



Jika ada karya sastra yang sering diajarkan oleh bapak ibu guru bahasa Indonesia sejak dari bangku SD hingga SMA, kita pasti sepakat, itu adalah puisi. Mungkin kita juga sepakat, menulis puisi sepertinya cukup mudah untuk dilakukan, baik oleh siswa SD, SMP, SMA maupun masyarakat awam.

Boleh saja kita berpendapat demikian, namun menulis karya puisi hingga akhirnya bisa diterima banyak orang atau dimuat di media massa tentu membutuhkan kelihaian dan kecerdasan  mengolah kata-kata.

Namun tidak ada prestasi bakal terwujud tanpa melakukan langkah awal. Bagi para pembaca yang sedang belajar menulis puisi atau sedang berjuang keras untuk merangkai kata-kata indah, mari kita berbagi pengalaman tentang proses menulis puisi. Mari kita mulai dengan bagaimana cara kita mendapatkan ide dengan cepat dan mudah.

Begitu banyak kata-kata yang hari ini kita terima, kita harus pandai untuk memilah dan memilih kata terbaik untuk kita jadikan puisi. Kita juga harus mengerahkan segenap daya imajinasi kita sehingga bisa menjadi puisi yang indah, setidaknya menurut kita sendiri.

Di bawah ini, merupakan beberapa pengalaman yang saya peroleh dalam rangka menemukan atau mencari ide menulis puisi.

1. Mengeksplorasi suasana hati.
    Suasana hati memang selalu berubah-ubah. Pada suatu saat kita merasa gembira, namun saat yang lain tiba-tiba merasakan kesedihan. Saat-saat itulah kita perlu diam sejenak, lalu mulai mengetikkan kata-kata yang berhubungan dengan perasaan kita.

2. Mengingat perjalanan hidup kita.
    Banyak penulis puisi menggunakan pengalaman pribadi sebagai ide menulis puisi. Kita bisa sejenak mengingat-ingat kembali perjalanan hidup kita sejak kita kecil hingga sekarang.

3. Memperhatikan orang-orang terdekat kita.
    Kita bisa memperhatikan kedua orang tua kita, saudara bahkan siapa saja, lalu kita kenang kembali kebersamaan bersama mereka selama ini. Misalnya orang tua kita yang sejak kecil telah merawat kita. Kita bisa menggali kata-kata paling indah sebagai persembahan kita kepada orang tua kita, melalui puisi.
4. Memperhatikan fenomena alam.
    Fenomena alam juga bisa menjadi sumber ide dalam menulis puisi. Kita bisa memperhatikan hamparan sawah, laut yang membentang dan fenomena alam lainnya, lalu kita pilih kata-kata terbaik sebagai puji-pujian terhadap keindahan alam semesta.

5. Mengingat Tuhan
    Mengingat Tuhan berarti kita akan membuat puisi religi. Kita bagi pengalaman beragama kita kepada orang lain dengan cara menulis puisi tentang kebesaran Tuhan Semesta Alam.

6. Mendengarkan lagu
    Dengan mendengarkan lagu kita bisa membawa perasaan hati ini ke suasana yang diciptakan oleh lagu. Misalnya saat mendengarkan lagu sedih, tiba-tiba kita teringat dengan kenangan yang berkaitan dengan lagu tersebut, lalu mulailah mengetik

7. Memperhatikan keadaan lingkungan
Tak ada salahnya memperhatikan situasi lingkungan yang ada saat ini. Kita bisa mengeksplorasi bagaimana kehidupan masyarakat yang kurang mampu. Hal ini bisa mempertajam rasa empati sekaligus menghadirkan puisi yang menyentuh dan mengetuk hati.

Nah itulah tujuh cara yang cukup mudah untuk memancing ide menulis puisi.

Senin, 24 September 2018

Kumpulan Puisi tentang Malam yang Sunyi




Malam ini, meskipun belum purnama, bulan bersinar begitu terang, lembut dan tak menyilaukan sepasang mataku. Maka akupun menatapnya. Sementara, udara begitu sejuk dan angin bertiup lembut. Aku seperti terbang melayang ke ruang angkasa, tepat di bawah bulan.

Malam telah berlalu berkali-kali dalam hidupku, begitupun bulan. Ada suatu waktu aku menikmati pendaran bulan, ada kalanya aku mengabaikan begitu saja. Malam adalah karunia Tuhan. Salah satu di antara tak terhingga karunianya. Malam membuat kita bisa merenungi apa yang terjadi esok tadi, kemarin, atau bertahun-tahun silam.

Menulis puisi tentang malam merupakan bentuk rasa syukur terhadap karunia Tuhan Yang Maha Indah. Aku menemukan keindahan Tuhan melalui kerlip bintang di langit, dan kesunyian malam.

Inilah puisi tentang malam.

Kepada Rindu


Redup cahaya bulan
membelai lembut dedaunan
ranting pohon
dan bunga-bunga di taman
di sudut kota

Aku duduk
sendiri
di bangku ini
menyesali waktu yang berlalu
menangisi kepergianmu

Rindu
bertahun-tahun silam
telah kukubur dirimu
di pemakaman umum
di seberang jalan
tepat di depan taman

Aku menziarahimu
tiap senja
namun tak pernah kutemukan
nisanmu

Lalu saat aku beranjak pulang
Kau telah duduk di bangku taman
seperti menungguku

Saat aku hendak menggapainya
kau beranjak pergi
meninggalkanku
sendiri
di bangku ini
menyesali waktu yang berlalu
menangisi kepergianmu

Bayang

Bapak,
malam ini mati lampu
rumahku yang terang benderang
mendadak gelap

Kuambil lilin dari laci kamarku
kunyalakan ia
lalu kuletakkan di atas piring beling

Cahayanya redup
namun menghasilkan bayang-bayang

Aku teringat masa kecil bersamamu

Saat itu
belum ada listrik
hanya ada lampu minyak
kami menyebutnya uplik

Sebelum tidur
engkau akan memanfaatkan keterbatasan cahaya uplik
dengan kedua telapak tanganmu
engkau akan membuat bayang-bayang seekor kijang
di dinding bambu rumah kita

Bapak
engkau telah beriku banyak kebahagiaan
Salah satunya dengan bayang-bayang seekor kijang
di dinding bambu

Selasa, 21 Agustus 2018

Unsur Intrinsik Cerita Pendek (Cerpen)

Cerita Pendek atau yang kita sebut dengan cerpen merupakan salah satu karya sastra yang cukup digemari pembaca. Dengan kata-kata yang terbatas, berkisar 500-5000 kata, pembaca tidak perlu meluangkan banyak waktu untuk mengunyah renyahnya kata-kata dalam cerita pendek.

Selama ini mungkin kalian terbiasa membaca cerpen, tidak ada salahnya kali ini kita belajar bersama tentang unsur pembangun cerpen di bawah ini.


a. Tema

Tema adalah gagasan yang menjalin struktur isi cerita. Tema suatu cerita menyangkut segala persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai unsur karangan itu. Tema jarang dituliskan secara tersurat oleh pengarangnya. Untuk dapat merumuskan tema, kita harus terlebih dahulu mengenali rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita dalam cerpen itu.

b. Amanat

Amanat merupakan ajaran atau pesan yang hendak disampaikan pengarang. Amanat dalam cerpen umumnya bersifat tersirat; disembunyikan pengarangnya di balik peristiwa-peristiwa yang membentuk isi cerita. Kehadiran amanat, pada umumnya tidak bisa lepas dari tema cerita. Misalnya paabila tema cerita itu tentang perjuangan kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan.

c. Penokohan

Penokohan merupakan cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam cerita. Berikut cara-cara penggambaran karakteristik tokoh.

1. Teknik analitik langsung
Alam termasuk siswa yang paking rajin di antara teman-temannya. Ia pun tidak merasa sombong walaupun berkali-kali dia mendapat juara bela diri. Sifatnya itulah yang menyebabkan ia banyak disenangi teman-temannya.

2. Penggambaran fisik dan perilaku tokoh.
Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak ! Mereka menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan tangannya wlaaupun dengan persaaan yang masih juga ragu0ragu. malah ada di ntara mereka sibuk sendiri menyeragamkan acungan tangannya, agar tidak kelihatan berbeda dengan orang lain. Sudah barang tentu, suasana di sekitar kecamatan menjadi riuh. Bukan saja oleh demonstran-demonstran dari desa itu, tapi juga oleh orang-orang yang kebetulan lewat dan ada di sana.

3. Penggambaran linkungan kehidupan tokoh.
Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung-kampung tetangganya sudah pada terang semua.

4. Penggambaran tata kebahasaan tokoh
Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apa yang diucapkannya benar-benar membuat orang sedesa marah.

5. Pengungkapan jalan pikiran tokoh
Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium bau keringatnya. Dalam pikirannya, cuma anak gadisnya yang masih mau menyambut dirinya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih berlapang dada menerima kepulangannya.

6. Penggambaran oleh tokoh lain
Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia bertandang ke rumah sambil membawa aneka brosur barang-barang promosi. Yang menjengkelkan saya, seluruh keluargaku jadi menaruh perhatian kepadanya.

d. Alur

Alur merupakan pengembangan cerita yang terbentuk oleh hubungan sebab akibat ataupun bersifat kronologis. Pola pengembangan cerita suatu cerpen beragam. Pola-pola pengembangan cerita harus menarik, mudah dipahami, dan logis. Jalan cerita suatu cerpen kadang-kadang berbelit-belit dan penuh kejutan, juga kadang-kadang sederhana.

e. Latar

Latar atau setting meliputi tempat, waktu, dan budaya yang digunakan dalam suatu cerita. Latar dalam suatu cerita bis abersifat faktual atau bisa pula yang imajinatif. Latar berfungsi untuk memperkuat atau mempertegas keyakinan pembaca terhadap jalannya suatu cerita. Dengan demikian, apabila pembaca sudah menerima latar itu sebagai sesuatu yang benar adanya, maka cenderugn dia pun akan lebih siap dalam menerima pelaku ataupun kejadian-kejadian yang berada dalam latar itu.

f. Gaya bahasa

Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungi untuk menciptakan suatu nada atau suasana persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperihatkan hubungan dan interaksi antara sesama tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cerat dapat menjelmakan suatu suasana yang berterus terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan, obnjektif atau emosiaonal. Bahasa dapat menimbulkan suasana yang tepat untuk adegan yang seram, adegan romantis ataupun peperangan, keputusan, maupun harapan.
Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai karakter seorang tokoh. Karakter jahat dan bijak dapat digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan tokoh anak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata ataupun struktur kalimat yang digunakan oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.

Isi dan Struktur dalam Teks Ceramah



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ceramah berarti pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Bagi kalian para pelajar tentu sudah akrab dengan ceramah. Baik ceramah guru ketika berada di dalam kelas, ceramah dari teman kalian, juga ceramah ketika upacara bendera.

Ditambah lagi dengan ceramah-ceramah agama di masjid, lalu ada lagi ceramah di media televisi mengenai berbagai macam hal.

Ceramah-ceramah tersebut memiliki dampak terhadap diri kalian. Ada yang merasa senang dan kagum ketika mendengarkan ceramah, ada juga sebaliknya, merasa bosan saat mendengarkan ceramah.

Terlepas dari itu semua. Apabila kamu hendak menjadi penceramah yang baik, setidaknya mulailah dengan mengenali isi dan struktur dalam teks ceramah berikut.

1. Pembuka
Berupa pengenalan isu, masalah ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan teks ekpsosisi, yang disebut isu.

2. Teks
Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara

3. Penutup
Berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.

Berikut ini contoh analisis strutktur untuk teks di atas.

a. Pendahuluan
Dewasa ini, pemerintah Republik Indonesia memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyatnya. Bukan hanya unutk ikut menyampaikan ide demi perbaikan dan kemajuan bangsa, melainkan juga untuk menyampaikan kritik. Akan tetapi, tak jarang kebebasan berpendapat tersebut cenderung disalahgunakan. Sebagian masyarakat sudah tidak mampu lagi membedakan mana kritik dan cemoohan. Akibatnya, bukan kritik yang dilancarkan melainkan hinaan dengan kata-kata yang tidak sopan terhadap pemerintah.

b. Isi (Rangkaian Argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan kepada kita semua, kebebasan berpendapat yang tidak disertai dengan adab ketimuran justru dimanfaatkan sebagaian masyarakat untuk menghina pemerintah. Hal itu bisa menjurus ke ujaran kebencian yang akhirnya justru berdampak buruk bagi masyarakat.

c.Penutup
Meskipun pemerintah menjamin kebebasan berpendapat, seyogianya kita bisa menyampaikan dengan kata-kata perilaku yang baik, sebab bagaimanapun budaya yang kita miliki adalah budaya timur yang penuh tata krama dan sopan santun. Paling tidak, lancarkanlah kritik dengan bahasa yang lugas dan langsung ke inti permasalahan.

Sabtu, 18 Agustus 2018

Penggunaan Kata Masing-masing dan Tiap-tiap yang Benar



Kata masing-masing dan tiap-tiap kerap ditulis pada tempat yang kadang kurang sesuai. Kita tak mungkin menyalahkan para penutur bahasa sebab mungkin saja rujukan mengenai perbedaan kedua kata tersebut kurang.

Pada laman badanbahasa kemendikbud ditulis secara jelas mengenai perbedaan tersebut.Tiap-tiap selalu diikuti/diiringi kata benda (nomina) yang diterangkan dan tidak digunakan pada akhir kalimat, sedangkan kata masing-masing pengguna­annya selalu didahului kata benda (nomina) yang diterangkan (antesedennya) dan dapat digunakan pada akhir kalimat.

Ringkasnya, tiap-tiap digunakan pada awal kalimat, sementara itu masing-masing digunakan pada akhir kalimat.

Agar lebih jelas, sila perhatikan beberapa kalimat di bawah ini.

Contoh salah.

1. Masing-masing pemimpin regu menyiapkan barisannya
2. Setelah pulang sekolah anak-anak segera pulang ke tiap-tiap rumah
3. Setiap siswa mendapat roti. Masing-masing anak mendapat dua buah.

Seharusnya

1. Tiap-tiap pemimpin regu menyiapkan barisannya
2. Setelah pulang sekolah, anak-anak segera pulang ke rumah masing-masing.
3. Setiap siswa mendapat roti. Tiap-tiap anak mendapat dua buah.


sumber : https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/petunjuk_praktis/593