Selasa, 21 Agustus 2018

Isi dan Struktur dalam Teks Ceramah



Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ceramah berarti pidato oleh seseorang di hadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Bagi kalian para pelajar tentu sudah akrab dengan ceramah. Baik ceramah guru ketika berada di dalam kelas, ceramah dari teman kalian, juga ceramah ketika upacara bendera.

Ditambah lagi dengan ceramah-ceramah agama di masjid, lalu ada lagi ceramah di media televisi mengenai berbagai macam hal.

Ceramah-ceramah tersebut memiliki dampak terhadap diri kalian. Ada yang merasa senang dan kagum ketika mendengarkan ceramah, ada juga sebaliknya, merasa bosan saat mendengarkan ceramah.

Terlepas dari itu semua. Apabila kamu hendak menjadi penceramah yang baik, setidaknya mulailah dengan mengenali isi dan struktur dalam teks ceramah berikut.

1. Pembuka
Berupa pengenalan isu, masalah ataupun pandangan pembicara tentang topik yang akan dibahasnya. Bagian ini sama dengan teks ekpsosisi, yang disebut isu.

2. Teks
Berupa rangkaian argumen pembicara berkaitan dengan pendahuluan atau tesis. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumen-argumen pembicara

3. Penutup
Berupa penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya.

Berikut ini contoh analisis strutktur untuk teks di atas.

a. Pendahuluan
Dewasa ini, pemerintah Republik Indonesia memberikan kebebasan berpendapat bagi rakyatnya. Bukan hanya unutk ikut menyampaikan ide demi perbaikan dan kemajuan bangsa, melainkan juga untuk menyampaikan kritik. Akan tetapi, tak jarang kebebasan berpendapat tersebut cenderung disalahgunakan. Sebagian masyarakat sudah tidak mampu lagi membedakan mana kritik dan cemoohan. Akibatnya, bukan kritik yang dilancarkan melainkan hinaan dengan kata-kata yang tidak sopan terhadap pemerintah.

b. Isi (Rangkaian Argumen)
Fenomena tersebut menunjukkan kepada kita semua, kebebasan berpendapat yang tidak disertai dengan adab ketimuran justru dimanfaatkan sebagaian masyarakat untuk menghina pemerintah. Hal itu bisa menjurus ke ujaran kebencian yang akhirnya justru berdampak buruk bagi masyarakat.

c.Penutup
Meskipun pemerintah menjamin kebebasan berpendapat, seyogianya kita bisa menyampaikan dengan kata-kata perilaku yang baik, sebab bagaimanapun budaya yang kita miliki adalah budaya timur yang penuh tata krama dan sopan santun. Paling tidak, lancarkanlah kritik dengan bahasa yang lugas dan langsung ke inti permasalahan.

Artikel Terkait