Meskipun berusaha dihindari, rasa sedih akan tetap menghinggapi setiap
insan. Hal tersebut terjadi karena
adanya ketidaksesuaian antara apa yang terjadi dengan apa yang kita inginkan.
Misalnya, bagi seorang anak SD, yang menginginkan agar hewan kesayangannya tidak
pernah terkena penyakit, kenyataannya hewan tersebut mengalami sakit juga.
Pastinya ada beberapa contoh lain yang juga pernah bapak
ibuk alami dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi tidak semestinya rasa sedih
itu terus dipelihara karena bisa berakibat buruk bagi kita sendiri. Yang terjadi
kemudian, hari demi hari berlalu dalam kemurungan, wajah yang jarang tersenyum
dan lain-lain.
Tidak ada salahnya bagi kita menulis puisi untuk
mengeluarkan rasa sedih yang kita alami. Kali ini, saya juga akan menulis puisi
yang saya peruntukkan bagi anak-anak SD. Puisi di bawah ini tidak bermaksud
untuk membiarkan rasa sedih terus berlarut-larut, hanya sekadar menuangkan
kesedihan dalam bentuk kata-kata.
ilustrasi : anak sedih, sumber : http://mystorieslusia.blogspot.co.id |
Ketika
Aku Tidak naik Kelas
Hatiku sedih sekali
Ketika ibu menyerahkan rapor kepadaku
Aku dinyatakan tidak naik ke kelas lima
Aku harus tinggal di kelas empat
Hatiku bertambah sedih
Karena melihat wajah Ibu nampak murung
Meskipun beliau mencoba tersenyum
Tetap saja terlihat rona kesedihan di wajah beliau
Hatiku sedih sekali
Aku telah mengecewakan orang tua
Dalam hati aku berjanji
Akan lebih tekun belajar
Dan mengurangi bermain-main
Ketika Ayam Kesayanganku Mati
Aku memiliki seekor ayam betina
Yang sangat aku sayangi
Setiap pagi, Sebelum berangkat sekolah
Aku selalu memberinya makan
Siang harinya,
Ayam itu sudah menunggu di depan kandang
Untuk kuberi makan lagi
Begitupun sore hari
Alangkah terkejutnya aku
Ketika pada suatu hari
Sepulang sekolah
Aku menemukan ayamku terkulai lemah di jalan
Rupanya, ia baru saja tertabrak kendaraan
Hatiku sediih sekali
Kubawa pulang ayamku
Lalu kukubur di belakang rumahku
Berpisah dengan nenek
Hampir sebulan, aku tinggl di rumah nenek
Di sebuah pedesaan yang asri
Aku diajari nenek cara menanam dan merawat bunga
Juga diajari banyak kegiatan lain
Hari ini, ayah menjemputku
Karena sebentar lagi aku akan masuk sekolah
Aku berlari ke kamar
Di mana aku biasanya tidur bersama nenek
Air mataku menetes membasahi bantal
Aku sedih Karena harus pulang ke rumah
meninggalkan nenek dan kakek
Rasanya aku ingin terus berada di rumah nenek
Menemani beliau setiap hari
Agar tidak merasa sepi
Selamat Tinggal Ibu Guru yang Baik Hati
Pagi ini
secara tiba-tiba
Seorang Ibu Guruku yang baik hati
Yang pintar mengajar dan selalu memberi motivasi kepada kami
Datang ke kelasku
Dengan senyum khas menghiasai wajah
Beliau mengatakan bahwa hari ini adalah hari terakhir
mengajar di sekolah kami
Beliau harus pindah
Karena mengikuti suami beliau kerja di luar kota
Tak terasa air mata kami menetes
Mengenang segala kebaikan Ibu Guru yang baik hati
Rasanya sedih sekali
Karena biasanya beliau yang selalu memberi semangat
Dan motivasi agar kami rajin belajar
Selamat jalan Ibu Guru yang baik hati
Semoga kelak kita bisa bertemu lagi