Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati hari Kartini. Tanggal tersebut dipilih karena Kartini lahir pada 21 April 1879, 139 tahun yang lalu. Kartini dianggap berjasa terhadap kaum perempuan karena ia merupakan seorang tokoh yang mengubah tradisi dan kebudayaan kuno yang dianggap mengekang dan membatasi gerak kaum perempuan. Untuk itu Raden Ajeng Kartini ditasbihkan sebagai pahlawan emansipasi wanita. Kali ini saya akan menulis puisi tentang RA Kartini.
Kartini, Jasamu Tiada Tara
karya: Arif Rahmawan
Kegelapan
yang selama ini
menyelimuti
kaum perempuan
selama berabad-abad
telah kau sibakkan
Ketidakadilan
yang selalu dialami kaum perempuan
yang menempatkan mereka
hanya sebagai
kanca wingking
telah kau dobrak
Kezaliman
yang bergerak serentak
membungkam suara kaum perempuan
telah engkau lawan
Penindasan
yang mewarnai hari-hari
kaum perempuan
telah engkau hancurkan
Kartini,
Semangatmu
Kegigihanmu
yang berkobar-kobar
hari ini telah membuat
kehidupan kaum perempuan
tak seperti dulu lagi
Kini
Semangat emansipasi
wanita
telah bergelora
lakisana ombak yang bergulung-gulung
melucuti belenggu
yang mengikat para perempuan Indonesia
Kartini, jasamu tiada tara
bagi kaum perempuan
bagi bangsa dan negara
Indonesia
Surat yang Kau Kirim
karya: Arif Rahmawan
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah menjadi pelita
bagi kaum perempuan
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah mengajak kaum perempuan
untuk menempuh pendidikan
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah menjadi api pemantik
yang membakar semangat
kaum perempuan
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah meruntuhkan
tradisi keji yang mengungkung
kaum perempuan
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membebaskan kaum perempuan
dari buta huruf
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membawa kebudayaan baru
yang menempatkan
derajat kaum perempuan
setara dengan kaum pria
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah menyibakkan
kegelapan menjadi
terang benderang
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membebaskan
kaum perempuan
dari ruang pengap berdebu
ke ruang penuh cahaya kebebasan
Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membuka
cakrawala bagi kaum perempuan
untuk menatap lebih luas
Kartini, Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah mengubah sejarah
bangsa Indonesia
Kartini, Sang Pembuka Jalan
karya: Arif Rahmawan
Kaum perempuan yang dahulu
hanya diperbolehkan
memasak di dapur
hanya
momong anak
hanya teman pengantar tidur
hanya penghidang teh
hanya
dan hanya seorang perempuan
bagi
kaum lelaki
kini telah engkau
ubah jalan hidupnya
kau bentangkan jalan yang luas
hingga mereka bisa memiliki harga diri
yang setara dengan kaum lelaki
Mereka kini tak lagi
menjadi manusia kelas dua
di bawah lelaki
mereka kini memiliki kebanggaan
karena bisa memilih
untuk berkarya
dengan akal dan pikiran
dengan tenaga dan perbuatan
sebagaimana kaum lelaki
Kartini, perjuanganmu yang begitu nyata
meskipun bukan engkau yang menikmati
telah membawa bangsa ke dalam kehidupan
yang lebih bermartabat
dan manusiawi
Kartini, engkaulah sang pembuka jalan
21 April 1879
karya: Arif Rahmawan
Suara tangis bayi mungil
memecah kesunyian
mengubah wajah-wajah yang penuh
dengan harap-harap cemas
menjadi rona kebahagiaan
dari mereka yang menungguimu
terutama ibumu
Kartini, hari itu
engkau dilahirkan
dari rahim ibumu
yang telah berjuang antara hidup dan mati
Saat itu,
Ayah ibumu
bahkan takpernah
menduga
bahwa hari lahirmu akan
menjadi abadi
menjadi hari yang akan dikenang
oleh seluruh bangsa Indonesia
terutama
kaum perempuan
Mereka juga tak mengira
bahwa melalui keturunan mereka
Tuhan
telah menakdirkan anak mereka
untuk menjadi penunjuk jalan
bagi kaum perempuan Indonesia
Hari itu dan untuk selamanya
namamu akan menjadi monumen abadi
bagi bangsa Indonesia
Selamat Ulang Tahun, Raden Ajeng Kartini
17 September 1904
karya: Arif Rahmawan
Kesunyian yang beku
perlahan-lahan
mulai pecah
oleh sayup-sayup
suara isak tangis
yang keluar
satu persatu dari bibir mereka
yang duduk bersimpuh
menunggumu
Dalam basah air mata mereka
terpancar rasa duka yang begitu dalam
Kartini.. .
di pembaringanmu,
selama empat hari
engkau tergolek lemah
setelah berjuang
melahirkan anak pertamamu
engkau bertahan di antara hidup
dan mati
Mungkin,
hanya suara tangis putra kecilmu
yang sayup-sayup
kau dengar
Namun, takdir juga
yang berkuasa
ternyata Tuhan
tidak mengizinkanmu untuk
memeluk...
mendekap..
menimang...
bayi mungil
darah dagingmu
yang baru saja engkau lahirkan
Tuhan tidak mengizinkanmu
apalagi mendendangkan lagu
ninabobo pengantar tidur
putramu terkasih
Kartini,
Engkau tak kuasa bertahan
tubuhmu makin terkulai lemah
pancaran sinar matamu mulai redup
Engkau hembuskan nafas terakhir
dalam usiamu yang baru
dua puluh lima tahun
Kartini,
kepergianmu
menggoreskan duka
bagi bangsa
Selamat Jalan, Kartini
Selamat Jalan, Pahlawan Emansipasi wanita
namamu akan
dikenang sepanjang masa
sebagai pahlawan bangsa