Jumat, 16 November 2018

Jenis Kalimat Berdasarkan Peran Subjek dan Predikat

Berdasarkan peran subjek dan predikat, jenis kalimat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif.




1. Kalimat Aktif
Suatu kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku atau yang melakukan tindakan (Ainia Prihantini: 2015).

Ciri-ciri kalimat aktif.

a. Kalimat Aktif mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan meN-; memper-; imbuhan gabung meN-i, meN-kan, memper-i, dan memper-kan.

Contoh:

1. Aldo membeli buku
2. Rina menyulam kain.
3. Irwan menjahit baju
4. Polisi menangani kasus pencurian.
5. Ketua panitia mengawali acara.
6. Pak Burhan mendanai kegiatan.
7. Tasya menambahkan garam.
8. Rudi membawakan acara.
9. Herman menjabarkan persoalan.
10. Regu Dina mempercantik halaman sekolah
11. Gilang memperlebar kolam.
12. Hisyam mempertajam pisau.
13. Hana memperbaiki mobil.
14. Kukuh memperbarui warna mobil.
15. Sekolah memperingati hari Pahlawan.
16. Bayu mempertanyakan keputusan ketua kelompok.
17. Tono mempermasalahkan hasil rapat.
18. Eko mempersoalkan uang belanja.

b. Imbuhan kata kerja aktif dalam kalimat aktif memiliki oposisi (dengan imbuhan kata kerja pasif yang berupa di-, diper-, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan). Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:

1. Willy menangkap ikan. (imbuhan men- pada kata kerja aktif)
-  Ikan ditangkap Willy. (imbuhan di- pada kata kerja pasif sebagai oposisi.
2. Kain disulam Rina
3. Baju dijahit Irwan
4. Kasus pencurian ditangani Polisi
5. Acara diawali ketua panitia
6. Kegiatan didanai Pak Burhan
7. Garam ditambahkan Tasya.
8. Acara dibawakan oleh Rudi.
9. Persoalan dijabarkan oleh Herman.
10. Halaman sekolah dipercantik oleh regu Dina.
11. Kolam diperlebar oleh Gilang.
12.Pisau dipertajam olehHisyam.
13. Mobil diperbaiki oleh Hana.
14. Warna mobil diperbarui oleh Kukuh.
15. Hari Pahlawan diperingati olehsekolah.
16. Keputusan ketua kelompok dipemasalahkan Bayu.
17. Hasil rapat dipertanyakan Tono.
18. Uang belanja dipersoalkan Eko.

c. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber-. Akan tetapi, bentuk kalimat tersebut tidak memiliki oposisi bentuk pasif.
Contoh:
1. Rudi berdasi merah.
2. Irwan berpayung hitam.
3. Yusi berkerudung putih.
4. Lalu berlari kencang
5. Usman bermain kelereng.


2. Kalimat Pasif. 
Suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita (pasien) dari suatu tindakan.

Ciri-ciri kalimat pasif.

a. Kalimat Pasif mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-i, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan, yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
2. Roti dibeli oleh Nana
3. Laskar pelangi dibaca oleh Bobi.
4. Televisi diperbaiki Viki.
5. Warna pagar diperbarui Cici.
6. Hari Pemuda diperingati oleh para pemuda.
7. Para pemain sepakbola dilempari bunga oleh pendukungnya.
8. Winda ditemani Hilda.
9. Pulau baru itu dinamai oleh Presiden.
10. Kursi itu ditambahkan oleh Aina.
11. Janji itu diamalkan oleh seluruh anggota pramuka.
12. Jawaban Lilis disalahkan oleh Bu Diah.
13. Krupuk ikan digemari anak-anak sekolah.
14. Rully dijauhi oleh Ardilla.
15. Peringatan Pak Irwan diperhatikan oleh seluruh karyawannya.

b. Unsur subjek (S) dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek (O) dalam kalimat aktif.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
      S        P                O
- Makan memakan nasi
      S          P              O

c. Sebagian tipe kalimat pasif tidak memiliki oposisi dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh:
1. Rumahnya kedatangan tamu dari Papua.
2. Sekolah itu sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi.


Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Kata Ucapan Terima Kasih untuk Ayah Tercinta, Menyentuh Hati

Kehidupan ini begitu singkat. Setidaknya itulah yang mampu aku simpulkan ketika pada suatu ketika aku merenung dan mengenang perjalanan hidupku sejauh ini.

Senja itu, kala langit berwarna jingga, aku melihat ayah. Entah kenapa terlintas dalam ingatanku, semua kenangan-kenangan tentangku dan ayah. Berkelebatlah bayang-bayang diriku saat aku masih kecil. Saat itu aku hanya anak kecil yang lemah. Ayah sering menggendongku di pundaknya. Ibu juga banyak bercerita bagaimana begitu besarnya kasih sayang ayah kepadaku. Memandikanku ketika aku kecil, terkadang menyuapiku, merawatku ketika sakit tergolek tidak berdaya, membawaku ke dokter ketika badanku panas, membelikanku pakaian, membelikanku perlengkapan sekolah dan banyak lagi yang telah ayah lakukan kepadaku.

Sudah pasti aku tidak akan bisa membalas semua itu. Aku hanya mampu mengucapkan kata-kata terima kasih dan juga tidak lupa mendoakan semoga ayah selalu baik-baik saja.

Kata ucapan di bawah ini merupakan kata terbaik yang bisa aku rangkai sebagai bentuk balasan atas semua kebaikan ayah, meskipun itu sama sekali tidak bisa membalasnya.



Ayah, aku ingin menghaturkan maaf kepadamu atas semua kesalahanku selama ini. Aku juga ingin mengucapkan terima kasih atas semua yang telah ayah lakukan untuk ku. Semua kebaikanmu tidak mungkin bisa aku balas.

Ayah, begitu cepat waktu berlalu. Aku yang dahulu sering ayah gendong kini beranjak dewasa dan rambut ayah juga mulai memutih. Aku tahu aku tidak mungkin bisa membalas semua kebaikan ayah. Hanya ucapan terima kasih disertai doa semoga ayah selalu sehat.

Ayah, izinkan putramu sekadar mengucapkan terima kasih kepadamu atas semua kasih sayangmu sejak aku masih kecil dahulu. Saat itu, kata ibu, ayah sering menggendong aku di pundak, lalu ketika malam tiba, ayah mendongengkan cerita-cerita yang begitu indah yang kemudian membuatku terlelap. Begitu banyak kenangan yang terekam jelas dalam ingatanku tentang kebaikanmu. Semoga aku mampu membalas semua itu, meskipun aku tahu itu tidak mungkin.

Ayah, aku tidak tahu harus berbuat dan mengatakan apa kepada ayah. Yang jelas kebaikan ayah sungguh tidak ternilai. Ayah begitu menyayangi kami sekeluarga dan mencintai dengan sepenuh hati dengan cara ayah. Aku bangga memiliki seorang ayah sepertimu, terima kasih atas semua kebaikan ayah kepada kami.

Tuhan, terima kasih Engkau telah menghadirkan aku ke dunia ini dan menjadi anak dari seorang ayah yang begitu hebat. Ayah rela melakukan apa saja demi kebahagiaan kami sekeluarga, meskipun terdengar. Aku hanya mampu mengucapkan terima kasih kepadamu, Ayah, atas semua yang telah ayah lakukan..

Ayah, masih ingatkah engkau saat aku masih kecil? Aku hanya putramu yang dahulu sering membuatmu marah, bahkan mungkin hingga sekarang. Maafkan aku yang tidak pernah bisa membahagiakanmu. Terima kasih atas semua kebaikan dan pengorbananmu terhadap kami sekeluarga, Ayah.

Bapak, mengapa begitu cepat waktu berlalu ? Aku harus menerima kenyataan bahwa aku kini telah dewasa, memiliki putra dan putri. Mereka cucu-cucumu selalu mengingatkanku kepada diriku waktu kecil. Aku selalu teringat semua kebahagiaan yang engkau berikan saat aku kecil. Canda tawamu saat menggendongku, nasihatmu dan segala hal tentangmu sungguh tidak terlupakan. Terima kasih atas semua kenangan dan kebahagiaan itu ayah..

Bapak, mungkin hanya doa dan harapan yang bisa kulakukan untuk membalas semua yang telah engkau berikan kepadaku di dunia ini serta ucapan terima kasih telah menjadi ayah yang terbaik bagiku. Maafkan jika aku tidak banyak melakukan hal yang bisa membuatmu bahagia.

Bapak, aku bangga menjadi putramu. Aku bersyukur Tuhan telah menakdirkan engkau menjadi ayahku. Terima kasih atas kasih sayang, doa, kebaikan, motivasi dan semua bekal kehidupan yang telah ayah berikan kepadaku.

Terima kasih ayah atas semua pengorbananmu menghidupi keluarga dan menyayangi kami. Semoga Tuhan membalas semua kebaikan ayah karena aku pasti tidak mampu membalasnya.

Kamis, 15 November 2018

45 Contoh Kalimat Majemuk Setara dan Pengertiannya

Mempelajari bahasa Indonesia sebenarnya bukan hal yang sulit asalkan kita rajin membaca dan rajin menulis. Kali ini kita akan kembali menambah khazanah keilmuan kita tentang pelajaran bahasa Indonesia. Tema yang akan kita diskusikan bersama adalah tema tentang kalimat majemuk setara.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara.  Aina Prihantini (2015) juga menyebutkan kalimat majemuk setara adalah  kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih, yang hubungan antar-klausanya bersifat koordinatif.

Kalimat majemuk setara dibagi menjadi tiga macam, antara lain:



a. Hubungan Penjumlahan

Hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses. Hubungan ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, kemudian, lalu, sedangkan, padahal, atau baik...maupun.

Contoh konjungsi dan:
1. Silvi sarapan pagi dengan segelas susu dan sepotong roti.
2. Ronald membelikan adiknya roti tawar dan selai pisang.
3. Di luar dugaan, semua anak asuhnya berhasil meraih juara 1, juara 2, dan juara harapan 1.
4. Di perpustakaan, Intan membaca buku agama dan Felix membaca buku sejarah.
5. Sesuai tradisi, hari ini Latif dan Sonia akan menikah secara adat dan secara agama.

Contoh konjungsi serta
1. Ruswan pergi ke kantor pos untuk membeli perangko, meterai, dan amplop serta mengirim surat.
2. Hari ini aku akan memasak, mencuci baju, dan membersihkan halaman serta memperbaiki kompor rusak.
3. Tohari memiliki 4 orang anak: Lidyia, Dwi, dan Ryan, serta Evelyn.
4. Ranto menyukai olahraga berenang, basket, dan tenis meja, serta atletik.
5. Trisna membeli buku, pensil, dan bolpoin, serta penghapus.

Contoh konjungsi kemudian
1. Theana membeli permen karet, kemudian mengunyahnya segera.
2. Robi mulai belajar matematika, kemudian belajar fisika.
3. Hasto membuka dompet, kemudian mengeluarkan uang untuk membayar belanja.
4. Rifai sarapan pagi, kemudian berangkat ke kantor
5. Leo membeli mobil baru, kemudian mengendarainya hingga sampai di rumah.

Contoh konjungsi lalu
1. Pulang sekolah, Amir meletakkan tas di kamar, lalu mencium tangan ayah dan ibu.
2. Parto mengambil tempat sampah, lalu meletakkanya di samping rumah.
3. Hana membuka tas, lalu mengambil pensil dan buku.
4. Ranti memakai sepatu, lalu berangkat ke sekolah
5. Desta mandi, lalu gosok gigi.


Contoh konjungsi sedangkan

1. Arlina sangat menyukai olahraga, sedangkan Tinton gemar membaca buku.
2. Ibu pergi ke pasar, sedangkan ayah bekerja di sawah.
3. Arnold berhasil meraih juara 1 lomba badminton, sedangkan Rizal meraih juara 3.
4. Putranya yang pertama duduk di bangku kelas 7 SMP, sedangkan putranya yang ke-2 masih duduk di bangku kelas 3 SD.
5. Rumah nenek berdinding kayu, sedangkan rumah ayah berdinding tembok.


Contoh konjungsi padahal
1. Iko terlihat gelisah, padahal ia sudah mengerjakan PR.
2. Tino berhasil meraih peringkat pertama, padahal ia jarang belajar.
3. Harno tetap tidak mampu membayar utang, padahal ia sudah bekerja keras.
4. Lusi nekat masuk sekolah, padahal ia baru sakit.
5. Akhirnya Santo berhasil meraih juara 1 tenis meja, padahal tangannya cedera.

Contoh konjungsi baik...maupun

1. Jalan itu sudah bisa dilewati, baik oleh kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
2. Semua anak akan mendapat hadiah, baik yang kalah maupun yang menang
3. Surti merupakan siswa yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun olahraga.
4. Baik Yesi maupun Diana, mereka berlomba menjadi juara kelas.
5. Baik dahulu maupun sekarang, sikap Reza tetap tidak berubah.




b. Hubungan Perlawanan.

Hubungan yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan apa yang dintayakan dalam klausa kedua. Kalimat majemuk setara dengan hubungan perlawanan ditandai dengan konjungsi tetapi, tetapi juga, atau jangankan. Dalam hubungan perlawanan yang menyatakan penguatan, bisa juga menggunakan konjungsi tidak/bukan saja, tidak/bukan hanya, atau tidak/bukan sekadar pada klausa pertama, lalu diikuti dengan konjungsi tetapi/melainkan juga pada klausa kedua.

Contoh:

1. Lastri sudah belajar giat, tetapi tetap saja tidak naik kelas.
2. Andre ingin pergi ke Surabaya, tetapi Indah ingin pergi ke Malang.
3. Jangankan membeli sepeda motor, membeli mobil Hesti pun sanggup.
4. Jangankan melukis pepohonan, melukis wajahmu Rendra pun dia mampu mengerjakannya.
5. Perceraian orangtuanya tidak saja membuatnya sedih, tetapi juga membuat Harto putus asa.
6. Terlambat makan tidak saja membuat kita lapar, tetapi juga bisa menyebabkan banyak penyakit.
7. Rumahnya bukan hanya mewah, melainkan juga sangat indah.
8. Sepatu barunya bukan hanya mahal, melainkan juga dibeli di luar negeri.


c. Hubungan pemilihan

Hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau lebih, yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang terhubung oleh koordinator (konjungsi). Kalimat majemuk setara ini ditandai dengan konjungsi atau.

Contoh:

1. Nilai ujiannya memang menggembirakan, namun ia harus memilih melanjutkan kuliah di IPDN atau UGM.
2. Akibat perceraian orangtuanya, Farhan harus memilih ikut ayah atau ibunya.
3. Perut Kinanti terasa lapar, tetapi ia bingung harus makan nasi goreng atau nasi pecel.
4. Luna bimbang harus memilih ekstrakurikuler tenis meja atau bola voli.
5. Zahra sudah berada di pasar, namun ia lupa dititipi ibu membeli jeruk atau mangga.


Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Rabu, 14 November 2018

50 Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat dalam Kalimat

Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari konjungsi temporal tidak sederajat. Sebagai pengingat, sebelumnya kita sudah membahas konjungsi temporal sederajat. Kata konjungsi temporal tidak sederajat adalah kata hubung yang menghubungkan kalimat  bertingkat atau tidak setara. Maksudnya adalah kalimat tersebut terdiri dari klausa-klausa yang tidak dapat dipisahkan menjadi klausa tersendiri.

Adapun kata konjungsi temporal tidak sederajat dapat digunakan di awal, tengah, maupun di akhir paragraf. Kata konjungsi temporal tidak sederajat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut: sebelum, hingga, demi, sementara, sambil, bila, waktu, sejak, ketika, dan apabila.

Agar lebih jelas, sila perhatikan contoh kalimat di bawah ini.



Sebelum

1. Sebelum pergi ke sekolah, Aira sarapan bersama ayah dan Ibu.
2. Winda telah pergi ke London sebelum menikah denganku.
3. Sebelum membaca koran, kakek terlebih dahulu minum segelas teh.
4. Galih membeli sepatu baru sebelum pergi ke Yogyakarta.
5. Sebelum minum obat, Yuli harus sarapan dahulu.


Hingga

1. Hingga matahari terbenam, Titi belum juga pulang.
2. Ratih belajar giat sejak sore hingga larut malam.
3. Habib berlatih tinju dengan keras hingga tangannya berdarah.
4. Hingga putus, jembatan penghubung desa belum juga diperbaiki.
5. Dari pagi hingga sore hari, pekerjaan itu belum selesai juga.
6. Hujan deras menggenangi sungai hingga banjir.

Demi

1. Ia bersorak gembira demi melihat pengumuman hasil tes CPNS.
2. Demi anaknya, ia bekerja keras setiap hari.
3. Ia belajar dengan giat demi meraih cita-citanya.
4. Demi bekerja di luar negeri, Silvi rajin belajar bahasa inggris.
5. Ia giat berolahraga demi kesehatannya.

Sementara

1. Sementara menanti ayah pulang kerja, Rian bermain dengan kakak.
2. Lutfi asyik bermain kelereng sementara Tari bermain lompat tali.
3. Sementara menunggu pertandingan bulu tangkis, para penonton berdoa agar Surya menang.
4. Isti belajar matematika sementara Surti belajar IPA
5. Sementara Rian membaca buku, Aldi bermain sepeda di halaman rumah.

Sambil

1. Sambil menggendong Najwa, Cintia memasak air di dapur.
2. Ia mengendarai motor sambil memegang kepalanya yang terluka.
3. Sambil berpegangan pada sebatang pohon, Angga berusaha memetik pohon mangga.
4. Narto melempar sepatunya sambil memarahi Gunawan
5. Sambil minum teh, ia membaca surat undangan di meja.

Bila

1. Ia baru bicara bila ditanya
2. Semua murid akan berkumpul di lapangan bila ada pengumuman upacara.
3. Rumah itu akan disegel bila pemiliknya tidak mampu melunasi hutangnya.
4. Eva akan menikah dengan Tinton bila orangtua mereka mengizinkan
5. Semua uangnya akan dibelikan mobil bila panen tahun ini berhasil.

Waktu

1. Katon berhasil menjuarai turnamen itu, waktu istrinya melahirkan anak pertama.
2. Waktu Ibu guru menerangkan, semua murid terlihat sangat serius.
3. Lilo baru saja diterima menjadi pegawai bank, waktu ibunya tiba di kota Jeddah.
4. Waktu makan siang, Irwan bertemu dengan Tari.
5. Semua karyawan sedang berada di kantin, waktu kebakaran

Sejak

1. Sejak hari itu aku memutuskan untuk berpisah denganmu.
2. Aku merasa sehat sejak rutin minum jamu
3. Kini kita bisa berkomunikasi dengan bertatap muka sejak adanya teknologi internet.
4. Sejak pindah ke Surabaya, aku sudah jarang berkomunikasi dengan Lita.
5. Sejak bekerja di perpustakaan, Rudi semakin rajin membaca buku.


Ketika

1. Ketika aku pulang, Ibu sedang memasak nasi
2. Arman sudah tertidur lelap ketika ayah tiba di rumah
3. Ketika Rudi membaca buku, seekor kucing menyelinap ke dapur.
4. Rian sedang berada di toko buku Kiaramedia ketika Santi pergi menonton film.
5. Ketika Irma berangkat sekolah, ayah baru tiba dari Malaysia.

Apabila

1. Apabila Tuhan mengizinkan, aku akan pergi haji tahun depan.
2. Peristiwa itu tidak akan terjadi apabila Dewi tidak pergi ke London.
3. Apabila nilai rata-rataku bagus, aku akan mendaftar di STAN.
4. Hidupmu akan bahagia apabila kamu mau menjadi istriku.
5. Apabila komputer ini rusak, kamu yang harus memperbaikinya.

Senin, 12 November 2018

25 Contoh Konjungsi Temporal Sederajat dalam Kalimat

Bisa menguasai ilmu tulis menulis dengan baik merupakan bentuk literasi berbahasa yang cukup penting baik bagi anda yang bercita-cita sebagai penulis, anda yang berstatus pelajar maupun khalayak umum. Untuk lebih memperdalam penguasaan ilmu kepenulisan anda, kali ini saya akan menambahkan informasi baru tentang konjungsi temporal sederajat. 

Konjungsi temporal sederajat merupakan konjungsi yang biasanya digunakan untuk menghubungkan kalimat majemuk setara. Konjungsi ini tidak boleh diletakkan pada awal kalimat dan akhir kalimat. Letaknya di tengah. 

Sementara itu yang dimaksud dengan kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara. 

Agar semakin jelas pembahasannya, silakan simak contoh konjungsi temporal sederajat di bawah ini.



Sebelumnya

1. Hari ini Lidia akan memasak ikan asin, sebelumnya ia berbelanja di pasar.
2. Pelajaran jam ketiga ini adalah olahraga,  sebelumnya kami mengikuti upacara bendera.
3. Hari ini Sutanto pergi ke India, sebelumnya ia terbang ke Thailand.
4. Kali ini Rendra berbisnis buku, sebelumnya ia sukses berbisnis otomotif.
5. Sukarto juara tinju tingkat provinsi, sebelumnya ia juara tingkat kabupaten.

Lalu

1. Ia mengambil sendok lalu mengambil piring di rak.
2. Rinto membeli buku tulis lalu membayar di kasir
3. Suharto memungut sampah di trotoar lalu membuangnya ke tempat sampah.
4. Tantri mengambil mangga di meja lalu mengupasnya dengan pisau
5. Petugas perpustakaan itu mengambil buku di meja lalu meletakkanya di rak buku.


Selanjutnya

1. Rita berhasil mengakhiri pertandingan dengan tendangan keras, selanjutnya ia akan maju ke final.
2. Edo sudah mendaftar CPNS secara online, selanjutnya ia akan mengirimkan berkas melalui kantor pos.
3. Berkas kasus ini sudah lengkap, selanjutnya POLRI akan mengirimkannya ke kejaksaan
4. Rudi berhasil menamatkan pendidikan SMA, selanjutnya ia akan mendaftar di AKMIL.
5. Yuli sudah membersihkan rumahnya, selanjutnya ia akan pergi berbelanja ke supermarket.

Kemudian

1. Irfan membuka pintu rumah, kemudian ia duduk di kursi tamu.
2. Aku membuka lemari pakaian, kemudian ia mengambil baju berwarna merah
3. Sabdo pergi ke ruang kelas, kemudian ia duduk di bangkunya.
4. Ibu Fatma naik sepeda motor, kemudian iabergegas pergi ke pasar
5. Roni masuk ke perpustakaan, kemudian menulis namanya pada buku pengunjung.

Sesudahnya

1. Sesuai jadwal, jam pertama akan diisi dengan pelajaran matematika, sesudahnya akan diisi pelajaran bahasa inggris.
2. Setiap siswa baru akan masuk ke kelas masing-masing, sesudahnya mereka akan mendapat nomor induk baru.
3. Irfan berhasil meraih juara 1 lomba tenis meja tingkat kecamatan, sesudahnya ia akan mengikuti pertandingan tingkat kabupaten.
4. Farhan pergi ke kolam renang, sesudahnya ia berkunjung ke rumah Yuli.
5. Septa memasak nasi goreng, sesudahnya ia menghidangkannya di meja makan.

sumber : https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_majemuk_setara

Jumat, 09 November 2018

Kumpulan Puisi tentang Rumput Ilalang

Padang ilalang dengan bunganya yang berwarna putih menjadi tempat yang cukup menyenangkan. Lihatlah bagaimana sekawanan pohon ilalang bergoyang-goyang tertiup angin, lalu terdiam saat angin tiada lagi bergerak.

Bunga ilalang berwarna putih begitu lembut bagai kapas putih. Bunga itu menambah keindahan alam dari tumbuhan yang bernama ilalang. Kita bisa merasakan hawa kedamaian saat menatap hamparan padang ilalang. Semilir angin sepoi-sepoi membuat mata ingin terpejam, lalu merasakan bunga ilalang berjatuhan menyentuh kulit kita.

Puisi kali ini merupakan puisi tentang rumput ilalang dan bunganya, sebuah puisi sederhana untuk mengajak diri saya sendiri agar merasakan damainya alam semesta.




Kala Bunga Ilalang Berguguran

Padang ilalang
terhampar begitu luasnya

Langit biru
berhiaskan awan putih

semilir angin senja
menerbangkan bunga ilalang
satu persatu gugur ke bumi

Begitu singkat perjalanan sang bunga
dari tiada lalu menjadi bunga-bunga
yang begitu ringan
begitu kecil

Bunga ilalang mengajarkan
kepasrahan
ketabahan
Ia rela diayun
diterbangkan angin
lalu berhamburan
ke tanah

dan berakhirlah kisah
sang bunga ilalang




Padang Ilalang dan Sepiku


Padang ilalang berhias warna putih
terombang ambing terbawa angin
beberapa bunganya berguguran

Aku berdiri di bawah rimbun pohon rindang
Sepasang mataku memandang ke hamparan

Aku terkenang kepadamu
sesosok pribadi berjiwa lembut
penuh kesabaran
dan tabah menghadapi
segala hal

Bagai ilalang
yang bergerak pelan
mengikuti arah angin
namun tetap berdiri kokoh
menghadapi cobaan

Dirimu kini tinggal kenangan
aku sendiri
bersama ilalang
dan kesepian

30 Contoh penggunaan di sebagai Kata depan dan di sebagai Imbuhan

Penulisan "di" ini memang sepele namun cukup mengganggu kenikmatan membaca kata. Apabila kita rajin membaca status facebook terkadang ada kata-kata yang terasa janggal untuk kita baca, misalnya seputar penggunaan di.



Banyak sekali salah kaprah pada saat penulisan di dalam kalimat. Misalnya di jual, di makan. Kemudian ada juga dirumah, disekolah. Penulisan tersebut jelas keliru, yang benar adalah.

a. dijual
b. dimakan
c. di rumah
d. di sekolah

Penulisan "di" ada yang dipisah dengan kata sesudahnya, ada juga yang disambung. Lalu kapan ketentuan tersebut digunakan. Untuk kata depan penggunaan "di" harus dipisah. Sebaliknya jika  berfungsi sebagai imbuhan, di harus digandeng.

Cara untuk membedakan "di" sebagai kata depan dan di sebagai imbuhan adalah :

a) Tambahkan “me” di awal kata dimaksud.

b) Setelah ditambahkan “me”, lihat apakah kata tersebut menjadi padu ataukah rancu.
Jika menjadi padu, artinya kata tersebut merupakan imbuhan. Jika malah menjadi rancu, artinya kata tersebut merupakan kata depan.

Untuk lebih jelasnya, sila perhatikan contoh di bawah ini.

Kata Depan di.
Kata depan diikuti oleh kata yang termasuk keterangan tempat, misalnya


1. Di mana rumahmu ?
2. Agar mendapat banyak pahala, sebaiknya kita salat di masjid.
3. Aku dan Ardi akan berlibur ke Yogyakarta.
4. Pak Iwan membeli pensil di toko buku.
5. Ayahnya selalu menunggu di depan rumah, setiap pagi
6. Aku baru saja meletakkan buku di atas meja belajar.
7. Kau letakkan saja belanjaan ibu di depan pintu.
8. Aku sudah menunggumu di taman kota Semarang.
9. Pada hari ini, aku akan menginap di hotel Wijayakusuma.
10. Sesuai yang sudah dijanjikan, ia akan menerima rumah dan tanah di Surabaya.
11. Aku menyimpan uang di laci kamarku.
12. Baik di rumah maupun di sekolah, Rina selalu rajin belajar.
13. Akhirnya ia diterima bekerja di kantor pajak.
14. Aldo gemar membaca buku di perpustakaan sekolah.
15. Sore tadi, aku bertemu Lena di bandara Ahmad Yani.


Imbuhan di
Kata dasar dalam Imbuhan di biasanya adalah kata kerja, misalnya:

1. Aku mengambil koran yang baru saja dibaca oleh ayah.
2. Sepotong kue baru saja dimakan oleh Tristan.
3. Setelah dirawat selama lima tahun, burung itu akhirnya dilepas ke alam bebas.
4. Daripada memenuhi gudang, benda-benda tua itu akhirnya dibuang.
5. Seekor tikus dimakan kucing.
6. Mobil antik itu akhirnya dijual oleh pemiliknya.
7. Aku terkejut melihat tanamanku dirusak tikus.
8. Rida dicari Ratih di rumah Dewi.
9. Karena dianggap mengganggu, kucing itu dibuang ke luar kota.
10. Buku yang diambil Rita di mejaku itu milik Gunawan.
11. Rumah itu akhirnya diserahkan kepada anaknya.
12. Setiap hari, Luna diantar ayahnya pergi ke sekolah.
13. Markas tentara itu hancur berantakan karena diserang rayap.
14. Tiang bendera itu roboh karena ditabrak sepeda motor.
15. Menurut penelitian, seorang anak tidak boleh diancam.

Kamis, 08 November 2018

Kumpulan Puisi tentang Pelangi untuk Anak SD, SMP dan SMA

Biasanya ia datang tiap kali hujan usai, meskipun tidak selalu ada. Dialah pelangi, keindahan alam semesta yang berwarna warni, yang sengaja dihadirkan Tuhan untuk memberikan kebahagiaan-kebahagiaan kecil bagi manusia. Ketujuh warnanya yang begitu lembut, melengkung indah di ujung langit, membuat diri seolah ingin bersandar di hamparan pelangi.

Pelangi terjadi karena karena pembiasan cahaya. Cahaya matahari yang melewati sebuah tetes hujan akan dibiaskan melewatinya. Nah, proses pembiasan ini yang memisahkan cahaya putih menjadi warna spektrum. Warna spektrum adalah warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu.

Bagaimanapun prosesnya, warna pelangi yang muncul di langit secara tiba-tiba lalu menghilang, membuat kita terpesona dengan kemegahan alam semesta. Pelangi memang tidak selalu muncul. Kita bisa melihat pelangi biasanya karena unsur ketidaksengajaan. Misalnya saat kita keluar rumah, tiba-tiba pelangi sudah muncul di langit.

Puisi-puisi di bawahi ini hanyalah puji-pujian terhadap indahnya warna pelangi yang muncul di langit.


Semua Puisi di bawah ini merupakan karya: Arif Rahmawan

Pelangi yang Indah


Sore itu
hujan baru saja reda
Aku diajak ayah
pergi ke luar rumah

Tak disangka
Ayah berteriak gembira
Ada Pelangi !

Sambil menunjuk langit
di kejauhan

Oh pelangi indah sekali
melengkung berwarna warni
di ujung langit
menjadi hiasan yang indah

Menambah rasa syukur
atas keajaiban ini


Aku Ingin Mengambil Warna Pelangi

Aku gembira sekali
Baru saja melihat pelangi
di langit senja ini

Berwarna warni
Merah jingga kuning
hijau biru nila
dan ungu

Ingin rasanya aku terbang
bersama adikku tersayang

bermain dan berlari di atas pelangi
Lalu mengambil warna warninya

untuk kubawa pulang
ke rumah

kupersembahkan kepada ayah dan ibu
sebagai tanda kami mencintai mereka


Memetik Tujuh Warna Pelangi

Ada pelangi
di langit sore

Indah bagai sapuan kuas
yang dilukis di kanvas raksasa
bernama langit

Oh Tuhan
indah sekali
warna warni pelangi

melambungkan anganku
untuk terbang ke angkasa

bersama teman-temanku
kami beterbangan ke langit
serupa sekawanan peri bersayap
kami akan bercanda tawa bersama pelangi

Lalu masing-masing dari kami
akan pulang
sambil memetik tujuh warna pelangi

untuk mewarnai kehidupan kami
agar selalu indah

Rabu, 07 November 2018

Kumpulan Puisi tentang Kota Solo

Kota Surakarta lebih dikenal dengan nama Solo atau Sala. Kota ini merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup populer di Jawa Tengah. Wisatawan mendatangi kota Solo untuk berbelanja pakaian, menikmati kuliner, menikmati kesenian tradisional dan sebagainya. 

Kota Solo memang memiliki pusat perbelanjaan yang cukup menyenangkan misalnya Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade Center dan Pusat perbelanjaan modern lainnya. Pada sisi selatan kota Solo, anda akan menemukan pusat perbelanjaan yang sangat modern yakni Hartono Mall. Ada juga wahana permainan air, Pandawa Water World. Itulah sekilas tentan Solo dan Solo Baru.

Bagi yang pernah singgah atau bahkan tinggal di kota Solo, tentu memiliki cerita dan kenangan tersendiri. Kenangan ketika bersama sahabat, kenangan bersama seseorang atau kenangan saat melangkah sendiri di sepanjang trotoar Jalan Slamet Riyadi.

Semua itu sayang untuk dilewatkan, untuk mengabadikan kisah tersebut, saya hendak menghadirkan kumpulan puisi tentang Kota Solo dan segala kenangan tentang kota indah tersebut. Silakan disimak.



Triwindu yang Abadi

Aku melangkah sendiri
menyusuri trotoar lebar 
di sepanjang Jalan Gatot Subroto

sementara di sisi timur jalan
terletak pasar antik Triwindu

Ada banyak hasil kerajinan tangan terampil
manusia manusia di Surakarta
dan sekitarnya

Benda antik
Kerajinan kayu
Batik kayu
topeng kayu
dan segala macam kerajinan

Aku tak menemukanmu
di tempat itu

Engkau yang pernah bersamaku
menawar harga 
seuntai kalung unik

Kini telah melangkah pergi
hanya meninggalkan
seuntai kalung

dan kenangan abadi



Menanti Senja Utama di Balapan

Jika ada sesosok wajah yang selalu muncul
kala mataku terpejam
itu adalah dirimu, Mas

Jika ada yang mampu menggelisahkan kalbuku
kala malam tiba
itu juga dirimu, Mas

Jika ada seseorang yang selalu menahanku
untuk menerima pinangan
itu adalah dirimu, Mas

Mas, dirimu bukan kekasihku
kita juga tidak pernah saling berjanji

Dirimu pernah datang mewarnai hari-hariku
menumbuhkan bunga-bunga rindu
dalam batin ini

Lalu menghilang begitu saja
Tanpa pesan
pedih
merindukanmu
entah sampai kapan

Hingga tiba pesanmu

Tunggulah aku sore ini
Aku tiba di Balapan
menemuimu

Senja utama pun tiba
aku menanti
dan mencari seraut wajahmu
keluar dari Stasiun

Tapi, aku melihatmu menggendong
seorang putri kecil

lalu di sampingmu
Ah, siapa dia, Mas?
menggandeng tanganmu mesra

Kalian tertawa riang bertiga

Dan aku berlalu cepat
meninggalkan stasiun
berteman air mata

Selasa, 06 November 2018

30 Contoh Huruf Diftong dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Pada artikel kali ini kita akan belajar bersama tentang diftong. Sebagaimana yang kita ketahui, di dalam bahasa Indonesia hanya terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "bakau" adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata "-au" tidak dapat dipisahkan menjadi "a·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai> pada kata "kutai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ai".

Diftong berbeda dari deretan vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi /aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan "main" masing-masing terdiri atas dua suku kata. Ini menciptakan permasalahan pada akhir kata yang berhuruf u/w dan i/y, karena, pengucapan yang sama saja pada akhir kata.

Agar lebih jelas memahami, mari kita simak contoh kata yang mengandung diftong dalam kalimat di bawah ini.



Contoh Diftong pada Posisi awal

1. Saya mempelajari olahraga tenis meja secara autodidak.
2. Rumah itu sudah menjadi eigendum kami.

Contoh Diftong pada Posisi Tengah.

1. Balairung kampus itu sungguh megah
2. Saya merasa bahagia atas anugerah dan taufik ini.
3. Kita tidak boleh mendekat dengan lokasi geiser itu.
4. Setelah selesai berdiskusi, mereka sepakat memboikot semua produk negara asing tersebut.
5. Pada zaman penjajahan, tentara jepang dengan keji menyiksa para geisha.
6. Anak itu menjadi kaisar termuda di negara Jepang.
7. Setelah ini kita akan pergi ke Kaimana
8. Setiap Sekolah Menengah Atas diminta mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Raimuna 2018.


Contoh Diftong pada Posisi Akhir

1. Kupetik dawai gitar ini untuk menghiburmu
2. Badai di tengah kota itu, membuat kami harus berdiam diri di rumah kakek.
3. Saya pergi ke kantor pos untuk membeli meterai.
4. Ayah mengajakku pergi ke kota untuk menonton pawai
5. Rudi gembira karena berhasil menjadi juara membonsai tanaman.
6. Pada hari minggu besok, aku dan kamu akan pergi ke danau.
7. Pohon mangga di depan rumahku mengering karena musim kemarau sangat panjang.
8. Desi pergi ke pasar untuk membeli jeruk limau.
9. Santi menyuruh adiknya pergi ke pasar untuk membeli daging kerbau.
10. Ibu merasa risau menunggu Riska yang tidak kunjung pulang ke rumah.
11.Aku akan melamarmu pada akhir bulan Mei tahun ini.
12. Berdasarkan survei terbaru, generasi muda Indonesia sangat rajin membaca.
13. Konvoi kendaraan bermotor itu sangat berisik.
14. Angin sepoi-sepoi membuatku sangat mengantuk.
15.Perilaku koboi seperti itu sangat tidak dibenarkan.

sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Diftong