Kota Surakarta lebih dikenal dengan nama Solo atau Sala. Kota ini merupakan salah satu tujuan wisata yang cukup populer di Jawa Tengah. Wisatawan mendatangi kota Solo untuk berbelanja pakaian, menikmati kuliner, menikmati kesenian tradisional dan sebagainya.
Kota Solo memang memiliki pusat perbelanjaan yang cukup menyenangkan misalnya Pasar Klewer, Pusat Grosir Solo, Beteng Trade Center dan Pusat perbelanjaan modern lainnya. Pada sisi selatan kota Solo, anda akan menemukan pusat perbelanjaan yang sangat modern yakni Hartono Mall. Ada juga wahana permainan air, Pandawa Water World. Itulah sekilas tentan Solo dan Solo Baru.
Bagi yang pernah singgah atau bahkan tinggal di kota Solo, tentu memiliki cerita dan kenangan tersendiri. Kenangan ketika bersama sahabat, kenangan bersama seseorang atau kenangan saat melangkah sendiri di sepanjang trotoar Jalan Slamet Riyadi.
Semua itu sayang untuk dilewatkan, untuk mengabadikan kisah tersebut, saya hendak menghadirkan kumpulan puisi tentang Kota Solo dan segala kenangan tentang kota indah tersebut. Silakan disimak.
Triwindu yang Abadi
Aku melangkah sendiri
menyusuri trotoar lebar
di sepanjang Jalan Gatot Subroto
sementara di sisi timur jalan
terletak pasar antik Triwindu
Ada banyak hasil kerajinan tangan terampil
manusia manusia di Surakarta
dan sekitarnya
Benda antik
Kerajinan kayu
Batik kayu
topeng kayu
dan segala macam kerajinan
Aku tak menemukanmu
di tempat itu
Engkau yang pernah bersamaku
menawar harga
seuntai kalung unik
Kini telah melangkah pergi
hanya meninggalkan
seuntai kalung
dan kenangan abadi
Menanti Senja Utama di Balapan
Jika ada sesosok wajah yang selalu muncul
kala mataku terpejam
itu adalah dirimu, Mas
Jika ada yang mampu menggelisahkan kalbuku
kala malam tiba
itu juga dirimu, Mas
Jika ada seseorang yang selalu menahanku
untuk menerima pinangan
itu adalah dirimu, Mas
Mas, dirimu bukan kekasihku
kita juga tidak pernah saling berjanji
Dirimu pernah datang mewarnai hari-hariku
menumbuhkan bunga-bunga rindu
dalam batin ini
Lalu menghilang begitu saja
Tanpa pesan
pedih
merindukanmu
entah sampai kapan
Hingga tiba pesanmu
Tunggulah aku sore ini
Aku tiba di Balapan
menemuimu
Senja utama pun tiba
aku menanti
dan mencari seraut wajahmu
keluar dari Stasiun
Tapi, aku melihatmu menggendong
seorang putri kecil
lalu di sampingmu
Ah, siapa dia, Mas?
menggandeng tanganmu mesra
Kalian tertawa riang bertiga
Dan aku berlalu cepat
meninggalkan stasiun
berteman air mata