Berdasarkan peran subjek dan predikat, jenis kalimat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif.
1. Kalimat Aktif
Suatu kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku atau yang melakukan tindakan (Ainia Prihantini: 2015).
Ciri-ciri kalimat aktif.
a. Kalimat Aktif mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan meN-; memper-; imbuhan gabung meN-i, meN-kan, memper-i, dan memper-kan.
Contoh:
1. Aldo membeli buku
2. Rina menyulam kain.
3. Irwan menjahit baju
4. Polisi menangani kasus pencurian.
5. Ketua panitia mengawali acara.
6. Pak Burhan mendanai kegiatan.
7. Tasya menambahkan garam.
8. Rudi membawakan acara.
9. Herman menjabarkan persoalan.
10. Regu Dina mempercantik halaman sekolah
11. Gilang memperlebar kolam.
12. Hisyam mempertajam pisau.
13. Hana memperbaiki mobil.
14. Kukuh memperbarui warna mobil.
15. Sekolah memperingati hari Pahlawan.
16. Bayu mempertanyakan keputusan ketua kelompok.
17. Tono mempermasalahkan hasil rapat.
18. Eko mempersoalkan uang belanja.
b. Imbuhan kata kerja aktif dalam kalimat aktif memiliki oposisi (dengan imbuhan kata kerja pasif yang berupa di-, diper-, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan). Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:
1. Willy menangkap ikan. (imbuhan men- pada kata kerja aktif)
- Ikan ditangkap Willy. (imbuhan di- pada kata kerja pasif sebagai oposisi.
2. Kain disulam Rina
3. Baju dijahit Irwan
4. Kasus pencurian ditangani Polisi
5. Acara diawali ketua panitia
6. Kegiatan didanai Pak Burhan
7. Garam ditambahkan Tasya.
8. Acara dibawakan oleh Rudi.
9. Persoalan dijabarkan oleh Herman.
10. Halaman sekolah dipercantik oleh regu Dina.
11. Kolam diperlebar oleh Gilang.
12.Pisau dipertajam olehHisyam.
13. Mobil diperbaiki oleh Hana.
14. Warna mobil diperbarui oleh Kukuh.
15. Hari Pahlawan diperingati olehsekolah.
16. Keputusan ketua kelompok dipemasalahkan Bayu.
17. Hasil rapat dipertanyakan Tono.
18. Uang belanja dipersoalkan Eko.
c. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber-. Akan tetapi, bentuk kalimat tersebut tidak memiliki oposisi bentuk pasif.
Contoh:
1. Rudi berdasi merah.
2. Irwan berpayung hitam.
3. Yusi berkerudung putih.
4. Lalu berlari kencang
5. Usman bermain kelereng.
2. Kalimat Pasif.
Suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita (pasien) dari suatu tindakan.
Ciri-ciri kalimat pasif.
a. Kalimat Pasif mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-i, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan, yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
2. Roti dibeli oleh Nana
3. Laskar pelangi dibaca oleh Bobi.
4. Televisi diperbaiki Viki.
5. Warna pagar diperbarui Cici.
6. Hari Pemuda diperingati oleh para pemuda.
7. Para pemain sepakbola dilempari bunga oleh pendukungnya.
8. Winda ditemani Hilda.
9. Pulau baru itu dinamai oleh Presiden.
10. Kursi itu ditambahkan oleh Aina.
11. Janji itu diamalkan oleh seluruh anggota pramuka.
12. Jawaban Lilis disalahkan oleh Bu Diah.
13. Krupuk ikan digemari anak-anak sekolah.
14. Rully dijauhi oleh Ardilla.
15. Peringatan Pak Irwan diperhatikan oleh seluruh karyawannya.
b. Unsur subjek (S) dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek (O) dalam kalimat aktif.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
S P O
- Makan memakan nasi
S P O
c. Sebagian tipe kalimat pasif tidak memiliki oposisi dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh:
1. Rumahnya kedatangan tamu dari Papua.
2. Sekolah itu sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi.
Daftar Pustaka
Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.
1. Kalimat Aktif
Suatu kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku atau yang melakukan tindakan (Ainia Prihantini: 2015).
Ciri-ciri kalimat aktif.
a. Kalimat Aktif mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan meN-; memper-; imbuhan gabung meN-i, meN-kan, memper-i, dan memper-kan.
Contoh:
1. Aldo membeli buku
2. Rina menyulam kain.
3. Irwan menjahit baju
4. Polisi menangani kasus pencurian.
5. Ketua panitia mengawali acara.
6. Pak Burhan mendanai kegiatan.
7. Tasya menambahkan garam.
8. Rudi membawakan acara.
9. Herman menjabarkan persoalan.
10. Regu Dina mempercantik halaman sekolah
11. Gilang memperlebar kolam.
12. Hisyam mempertajam pisau.
13. Hana memperbaiki mobil.
14. Kukuh memperbarui warna mobil.
15. Sekolah memperingati hari Pahlawan.
16. Bayu mempertanyakan keputusan ketua kelompok.
17. Tono mempermasalahkan hasil rapat.
18. Eko mempersoalkan uang belanja.
b. Imbuhan kata kerja aktif dalam kalimat aktif memiliki oposisi (dengan imbuhan kata kerja pasif yang berupa di-, diper-, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan). Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:
1. Willy menangkap ikan. (imbuhan men- pada kata kerja aktif)
- Ikan ditangkap Willy. (imbuhan di- pada kata kerja pasif sebagai oposisi.
2. Kain disulam Rina
3. Baju dijahit Irwan
4. Kasus pencurian ditangani Polisi
5. Acara diawali ketua panitia
6. Kegiatan didanai Pak Burhan
7. Garam ditambahkan Tasya.
8. Acara dibawakan oleh Rudi.
9. Persoalan dijabarkan oleh Herman.
10. Halaman sekolah dipercantik oleh regu Dina.
11. Kolam diperlebar oleh Gilang.
12.Pisau dipertajam olehHisyam.
13. Mobil diperbaiki oleh Hana.
14. Warna mobil diperbarui oleh Kukuh.
15. Hari Pahlawan diperingati olehsekolah.
16. Keputusan ketua kelompok dipemasalahkan Bayu.
17. Hasil rapat dipertanyakan Tono.
18. Uang belanja dipersoalkan Eko.
c. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber-. Akan tetapi, bentuk kalimat tersebut tidak memiliki oposisi bentuk pasif.
Contoh:
1. Rudi berdasi merah.
2. Irwan berpayung hitam.
3. Yusi berkerudung putih.
4. Lalu berlari kencang
5. Usman bermain kelereng.
2. Kalimat Pasif.
Suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita (pasien) dari suatu tindakan.
Ciri-ciri kalimat pasif.
a. Kalimat Pasif mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-i, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan, yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
2. Roti dibeli oleh Nana
3. Laskar pelangi dibaca oleh Bobi.
4. Televisi diperbaiki Viki.
5. Warna pagar diperbarui Cici.
6. Hari Pemuda diperingati oleh para pemuda.
7. Para pemain sepakbola dilempari bunga oleh pendukungnya.
8. Winda ditemani Hilda.
9. Pulau baru itu dinamai oleh Presiden.
10. Kursi itu ditambahkan oleh Aina.
11. Janji itu diamalkan oleh seluruh anggota pramuka.
12. Jawaban Lilis disalahkan oleh Bu Diah.
13. Krupuk ikan digemari anak-anak sekolah.
14. Rully dijauhi oleh Ardilla.
15. Peringatan Pak Irwan diperhatikan oleh seluruh karyawannya.
b. Unsur subjek (S) dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek (O) dalam kalimat aktif.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
S P O
- Makan memakan nasi
S P O
c. Sebagian tipe kalimat pasif tidak memiliki oposisi dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh:
1. Rumahnya kedatangan tamu dari Papua.
2. Sekolah itu sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi.
Daftar Pustaka
Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.