Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 November 2018

40 Contoh Majas Anafora dalam Puisi dan Kalimat

Majas anafora adalah majas yang bisa dikenali dengan ciri-ciri adanya pengulangan kata pada awal kalimat yang dituliskan secara berturut-turut. Penggunaan majas ini lazim digunakan dalam penulisan karya sastra puisi. Biasanya sang penulis akan menggunakan majas ini untuk mempertegas pesan yang disampaikan.

Misalnya:

(1) 
engkaulah harapan
engkaulah impian
engkaulah masa depan...

(2) 
Lelah menantimu
lelah mengharapkanmu
lelah dengan dirimu

(3)
Diriku terpaku
diriku terpana
diriku jatuh cinta

(4)
Hening menghampiriku
hening mencekamku
hening membunuhku

(5)
Sepasang matamu begitu bening
sepasang matamu memancarkan harapan
Sepasang matamu membuatku melayang




Selain dalam karya puisi, banyak juga pengarang cerpen, novel yang sesekali menyelipkan majas ini dalam karya sastra mereka. Misalnya: Sepatu baru, sepatu mahal sayang kualitasnya jelek.

Majas ini juga sering dipakai untuk meramaikan dunia perpolitikan tanah air. Misalnya jargon dari Presiden Jokowi, kerja, kerja, kerja !. Lalu ada juga : Petani maju, petani makmur, Buruh bersatu, buruh makmur.


Selain contoh di atas, di bawah ini merupakan contoh majas anafora yang mungkin bisa membantu anda untuk menambah pemahaman tentang majas tersebut.

Contoh:
1. Ada ubi, ada talas.
2. Semangat pagi, semangat hidup.
3. Semakin ditentang, semakin melawan.
4. Rumah kita, rumah penuh cinta.
5. Ada kemauan, ada jalan.
6. Hidup berkah, hidup bahagia.
7. Tidak ada harapan, tidak ada kepastian.
8. Hari berganti, hari menanti.
9. Kini semua telah berlalu, kini semua telah berubah, kini semua telah berakhir.
10. Ternyata aku telah kau perdaya, ternyata aku telah kau bohongi, ternyata aku telah kau khianati.
11. Wajahmu begitu anggun, wajahmu begitu menenteramkan, wajahmu begitu memesona.
12. Semakin kukejar dirimu, semakin menjauh dirimu.
13. Berlari kugapai cintamu, berlari kau tolak cintaku
14. Semakin dalam merindumu, semakin menderita diriku
15. Sejuta harapan kutancapkan, sejuta perjuangan aku lakukan.
16. Seribu masalah berdatangan, seribu optimisme aku rasakan.
17. Aku melangkah, aku berlari, aku berjuang, aku menang.
18. Engkau bagai bidadari, engkau meruntuhkan hati, engkau membuatku jatuh cinta.
19. Ada uang, ada barang.
20. Gajiku naik, gajiku melayang.
21. Saya datang, saya lihat, saya menang.
22. Rakyat diam, rakyat bergerak, rakyat melawan, rakyat berontak.
23. Cinta datang, cinta mengkhianati, cinta pun pergi.
24. Indonesia bersatu, Indonesia membangun, Indonesia maju.
25. Bergerak serentak, bergerak bersama, bergerak demi kemajuan.
26. Rumah Tuhan, Rumah Kehidupan.
27. Mawar berduri, mawar melukai.
28. Sekali berjuang, sekali berperang, sekali menang.
29. Jumat keramat, jumat semangat.
30. Rajin membaca, rajin belajar, rajin beramal.
31. Muda berkarya, muda bekerja, Muda kaya raya.
32. Lupa diri, lupa saudara, lupa segalanya.
32. Cita-cita membuat kita bersemangat, cita-cita membuat kita bekerja keras, cita-cita itulah tujuan kita.
32. Jangan patah semangat, jangan putus harapan, jangan lelah berjuang.
33.Uang dicari, uang digenggam, uang dihabiskan.
34. Langit mendung, langit muram, langit meneteskan air mata.
35. Rela bekerja, rela berkorban, rela berjuang.
36. Disiplin dalam perilaku, disiplin dalam ucapan, disiplin dalam pekerjaan.
37. Tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak mengonsumsi obat terlarang.
38. Pintar di sekolah, pintar di rumah, pintar di lingkungan.
39. Jangan pernah memarahinya, jangan pernah menyakiti hatinya, jangan pernah mengkhianatinya.
40. Menolak untuk membayar denda, menolak untuk mengganti rugi.

Kamis, 22 November 2018

25 Contoh Majas Alusio yang Baik dan Benar

Diskusi tentang bahasa Indonesia kali ini, mengantar kita pada pembahasan soal majas. Nanti, kita akan membahas semua pengertian majas, dan contoh-contohnya. Dengan mempelajari majas lalu menguasainya, diharapkan kalian bisa menghadirkan karya tulis baik fiksi (cerpen, novel, puisi) maupun nonfiksi (opini, esai dll).

Nah, untuk kali ini kita akan berdiskusi tentang majas alusio. Majas Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, tempat-tempat, atau dalam karya-karya sastra yang terkenal.



Contoh:

1. Semangat 17 Agustus 1945 harus kita pertahankan demi kemajuan bangsa.
2. Sosok ketua kelas dan wakilnya, mengingatkanku pada sosok Soekarno-Hatta.
3. Sesuai dengan janjimu, aku akan menantimu di Terminal 2 Ahmad Yani
4. Aksi unjuk rasa di televisi pagi ini, mengingatkanku pada peristiwa 1998.
5. Setiap bulan September tiba, para pelaku peristiwa 1965 selalu mengalami trauma.
6. Semangat 1928 harus dimiliki para pemuda jika ingin sukses.
7. Suara merdu peserta lomba menyanyi itu mirip sekali dengan suara Ari Lasso.
8. Mahalnya harga bensin mengingatkan orang pada murahnya harga bensin zaman Soeharto.
9. Setelah berkunjung ke Washington DC, pejabat itu akan segera kembali ke tanah air.
10. Jika kelak ia dewasa, Rasti bercita-cita ingin menjadi seperti Ibu Sri Mulyani.
11. Santa Klaus selalu muncul di mana-mana saat menjelang 25 Desember.
12. Tan Malaka terkenal sebagai bapak Republik Indonesia.
13. Setelah membaca Laskar Pelangi, Arman berkeinginan bersekolah di luar negeri.
14. Ronggeng Dukuh Paruk mendapat banyak penghargaan dalam bidang sastra.
15. Cantik itu Luka bukan hanya dicetak dalam bahas Indonesia, melainkan juga dalam beberapa bahasa asing.
16. 27 Desember 1949 merupakan hari pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
17. Hari ini Gading akan terbang ke Aceh untuk mengikuti lomba balap sepeda.
18. Arab Saudi memutuskan untuk menutup kasus itu karena tidak adanya bukti yang kuat.
19. Kecupan yang Sangat Dirindunya memberi inspirasi bagi para pembacanya.
20. Hartono pergi ke perpustakaan untuk meminjam Burung-Burung Manyar.
21. Meskipun sudah dilarang, Angelina tetap bersikeras ingin berkarir seperti Neil Amstrong.
22. Setiap kali naik pesawat, Farid selalu teringat dengan kejadian Lion Air.
23. Setiap 22 Desember sebaiknya kita sejenak merenungkan kembali jasa ibu kita masing-masing.
24. Kembang api akan menyala begitu indah setiap malam 1 Januari.
25. Ia benar-benar kagum dengan pengarang Bekisar Merah.

Rabu, 21 November 2018

50+ Contoh Majas Metafora dalam Kalimat beserta Artinya

Metafora disebut juga majas perbandingan, yaitu cara melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain secara langsung (tidak memakai kata-kata yang menyatakan pembanding).

Agar lebih jelas, mari kita perhatikan contoh majas metafora di bawah ini.



1.Ucapan anak buahnya membuat Leonardo naik darah. (marah)
2.Bernard gembira melihat buah hatinya bermain di halaman rumah. (anak)
3.Karena prestasinya, Ruli menjadi anak emas pimpinannya. (karyawan teladan)
4. Demi keluarganya, Fian bekerja membanting tulang siang dan malam. (kerja keras)
5. Yuli terpaksa meminjam uang pada lintah darat. (rentenir)
6. Sebagai anak bawang, Ucok sangat rajin bekerja. (karyawan baru)
7. Sejak hari itu, Dila menjadi belahan jiwa yang sangat dicintai Karto. (kekasih)
8. Dengan berat hati, Suli meminta Dion meninggalkan tempat ini. (enggan)
9. Setelah belajar keras setiap hari, Bowo akhirnya menjadi bintang kelas. (juara kelas)
10. Setelah mencetak banyak gol, Joni menjadi bintang lapangan. (pemain paling penting)
11. Gaya berbusana Vienna menjadi buah bibir di kalangan warganet. (bahan pembicaraan)
12. Rinto membelikan Dewi buah tangan yang sangat unik. (oleh-oleh)
13. Meskipun terkenal sebagai buaya darat, Narto tetap saja menangis ketika ditinggalkan Vania. (suka main perempuan)
14. Karena kecantikannya, Xena terkenal sebagai bunga desa. (gadis paling disukai)
15. Tadi malam, bunga tidurnya benar-benar membuat Husna menangis. (mimpi)
16. Meskipun terkenal berdarah biru, Nita tetap ramah kepada semua orang. (bangsawan)
17. Kala dewi malam bersinggasana di langit malam, suasana pun menjadi indah. (bulan)
18. Karena gelap mata, Hasan tega membanting pintu rumah. (sangat marah)
19. Jangan biarkan narkoba merusak generasi emas bangsa ini ! (generasi muda)
20. Reza terpaksa gigit jari, melihat Desta berjalan bergandengan tangan dengan Intan. (diam)
21. Tanpa ampun, si jago merah melalap bangunan di perkampungan itu. (api)
22. Mendengar jantung hatinya hendak berkunjung, Lina bergegas pulang ke rumah. (kekasih)
23. Masyarakat terpengaruh dengan kabar angin, kemudian justru melakukan tindakan kriminal. (kabar yang tidak jelas)
24. Triana menganggap berita itu hanya kabar burung belaka. (kabar hoax)
25. Jono rela menjadi kaki tangan Faldo asalkan digaji besar. (orang kepercayaan)
26. Tono berdiskusi dengan Dani yang berkepala batu. (keras kepala)
27. Di hadapan anak buahnya, Cacha meminta agar menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. (tenang)
28. Dion harus lebih sabar menghadapi Bowo yang terkenal berkepala udang. (bodoh)
29. Sebagai kuli tinta majalah kriminal, Seno harus cerdas dan hati-hati saat meliput berita. (wartawan)
30. Tidak sia-sia Lilis menjadi kutu buku, ia berhasil menjadi juara kelas setiap tahun. (pembaca buku)
31. Selvi menyesal bersuami Narto yang mata keranjang. (suka dengan banyak wanita)
32. Melihat gaya dan penampilan Willy, tiba-tiba Reno mati gaya.
33. Ketika tertangkap basah mencontek, Fina langsung mati kutu
34. Kubu oposisi sepertinya mati langkah menghadapi kubu petahana.
35. Kasus pencurian mobil itu akhirnya diselesaikan di meja hijau. (pengadilan)
36. Meskipun kaya raya, Ardi terkenal sebagai sosok yang murah hati. (suka memberi)
37. Tanpa diduga, Beni menjadi musisi yang naik daun. (terkenal)
39. Meskipun dianugerahi pahlawan tanpa tanda jasa, Yosi merasa lelah menjadi guru honorer.
40. Sang raja hutan berlari mengejar kawanan kijang di hutan itu. (harimau)
41. Tidurnya terusik karena raja siang mulai bersinar di balik jendela. (matahari)
42. Dengan rendah hati, anggota DPR itu menyapa warga di desa itu. (sopan)
43. Jangan sampai narkoba menjadikanmu sampah masyarakat !
44. Iwan sangat menyayangi anak semata wayangnya yang lucu itu.
45. Sejak menjadi tangan kanan pemborong bangunan itu, Bayu semakin kaya raya.
46. Karyawan minimarket memperhatikan CCTV dengan seksama untuk mengetahui si tangan panjang.
47. Meskipun sudah ditangkap, kejahatan tikus kantor selalu ada.
48. Ia harus bekerja keras, karena Tanto adalah tulang punggung keluarga.
49. Dalam surat rayuannya, Danang menyebut Silvi adalah tulang rusuknya.
50. Agar kasus ini tidak melebar, Fristie memberikan uang tutup mulut kepada Dilan.
51. Sebagai ujung tombak perusahaannya, Ceppy dan kawan-kawan harus bekerja keras.

Pengertian, Ciri, dan Jenis Kata Benda

Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut Aina Prihantini(2015), pada umumnya, kata benda dapat diikuti oleh frasa yang.. atau yang sangat....Contoh: sepatu (yang bagus), kerikil (yang berserakan, buku (yang sangat tebal), mobil (yang sangat mahal).



1. Ciri-ciri kata benda.

a. Berawalan pe-, contoh: penyair, petani, penulis
b. Berakhiran -an, contoh: pakaian, makanan, bendungan.
c. Berimbuhan gabungan pe-an, contoh: pendewasaan, pendakian, penahanan.
d. Berimbuhan gabungan per-an, contoh: persaudaraan, perkampungan, permukiman.
e. Berimbuhan gabungan ke-an, contoh: keadilan,keserakahan, kesederhanaan.

2. Jenis Kata Benda

a. Kata Benda yang jumlahnya Dapat Dihitung

Pada jenis kata benda yang jumlahnya dapat dihitung, di depan kata benda tersebut biasanya diletakkan kata bantu bilangan, seperti seorang, seekor, satu, dua, dan sebagainya. Berikut kelompik yang termasuk dalam kata benda yang jumlahnya dapat dihitung.
1) Orang meliputi:

  • nama diri, contoh: Irfan, Budi, Sapto.
  • nama perkerabatan, contoh: ibu, bapak, kakak, adik, saudara.
  • nama pangkat, pekerjaan, atau jabatan, contoh: guru, pedagang, tentara.
  • nama gelar, contoh: doktor, haji.

2) Hewan, contoh: sapi, ikan, kambing, bebek.
3) Tumbuhan atau pohon, contoh: apel, cemara, jagung,
4. Benda alam, contoh: gunung, sungai, laut, bulan, danau.
5) Hal atau proses, contoh: perundangan, hukuman, pemakaman,pemukiman.
6) Hasil, contoh: binaan, karangan, bendungan.

b. Kata Benda yang Jumlahnya Tidak Terhitung

Pada jenis kata benda yang jumlahnya tidak terhitung, hendaknya diletakkan kata keterangan ukuran satuan, seperti km (kilometer), ton, liter, persegi, kubik, dan sebagainya; kata yang menyatakan wadah, seperti karung, gelas, kaleng, truk, dan sebagainya; atau kata keterangan, seperti (se-) ikat, (se-)potong, (se-)iris, dan sebagaianya. Kelompok yang termasuk dalam jenis kata benda yang jumlahnya tidak terhitung antara lain:
1) bahan,contoh: tepung, semen, pasir, beras, kayu;
2) zat, contoh: air, asap, bensin.

c. Kata benda yang menyatakan Nama Khas

Pada jenis kata benda yang menyatakan nama khas di depannya tidak dapat ditambahi kata bilangan, contoh: Jakarta, Semarang, India, Yogyakarta, dan sebagainya.

Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Jumat, 16 November 2018

Jenis Kalimat Berdasarkan Peran Subjek dan Predikat

Berdasarkan peran subjek dan predikat, jenis kalimat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif.




1. Kalimat Aktif
Suatu kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku atau yang melakukan tindakan (Ainia Prihantini: 2015).

Ciri-ciri kalimat aktif.

a. Kalimat Aktif mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan meN-; memper-; imbuhan gabung meN-i, meN-kan, memper-i, dan memper-kan.

Contoh:

1. Aldo membeli buku
2. Rina menyulam kain.
3. Irwan menjahit baju
4. Polisi menangani kasus pencurian.
5. Ketua panitia mengawali acara.
6. Pak Burhan mendanai kegiatan.
7. Tasya menambahkan garam.
8. Rudi membawakan acara.
9. Herman menjabarkan persoalan.
10. Regu Dina mempercantik halaman sekolah
11. Gilang memperlebar kolam.
12. Hisyam mempertajam pisau.
13. Hana memperbaiki mobil.
14. Kukuh memperbarui warna mobil.
15. Sekolah memperingati hari Pahlawan.
16. Bayu mempertanyakan keputusan ketua kelompok.
17. Tono mempermasalahkan hasil rapat.
18. Eko mempersoalkan uang belanja.

b. Imbuhan kata kerja aktif dalam kalimat aktif memiliki oposisi (dengan imbuhan kata kerja pasif yang berupa di-, diper-, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan). Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:

1. Willy menangkap ikan. (imbuhan men- pada kata kerja aktif)
-  Ikan ditangkap Willy. (imbuhan di- pada kata kerja pasif sebagai oposisi.
2. Kain disulam Rina
3. Baju dijahit Irwan
4. Kasus pencurian ditangani Polisi
5. Acara diawali ketua panitia
6. Kegiatan didanai Pak Burhan
7. Garam ditambahkan Tasya.
8. Acara dibawakan oleh Rudi.
9. Persoalan dijabarkan oleh Herman.
10. Halaman sekolah dipercantik oleh regu Dina.
11. Kolam diperlebar oleh Gilang.
12.Pisau dipertajam olehHisyam.
13. Mobil diperbaiki oleh Hana.
14. Warna mobil diperbarui oleh Kukuh.
15. Hari Pahlawan diperingati olehsekolah.
16. Keputusan ketua kelompok dipemasalahkan Bayu.
17. Hasil rapat dipertanyakan Tono.
18. Uang belanja dipersoalkan Eko.

c. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber-. Akan tetapi, bentuk kalimat tersebut tidak memiliki oposisi bentuk pasif.
Contoh:
1. Rudi berdasi merah.
2. Irwan berpayung hitam.
3. Yusi berkerudung putih.
4. Lalu berlari kencang
5. Usman bermain kelereng.


2. Kalimat Pasif. 
Suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita (pasien) dari suatu tindakan.

Ciri-ciri kalimat pasif.

a. Kalimat Pasif mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-i, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan, yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
2. Roti dibeli oleh Nana
3. Laskar pelangi dibaca oleh Bobi.
4. Televisi diperbaiki Viki.
5. Warna pagar diperbarui Cici.
6. Hari Pemuda diperingati oleh para pemuda.
7. Para pemain sepakbola dilempari bunga oleh pendukungnya.
8. Winda ditemani Hilda.
9. Pulau baru itu dinamai oleh Presiden.
10. Kursi itu ditambahkan oleh Aina.
11. Janji itu diamalkan oleh seluruh anggota pramuka.
12. Jawaban Lilis disalahkan oleh Bu Diah.
13. Krupuk ikan digemari anak-anak sekolah.
14. Rully dijauhi oleh Ardilla.
15. Peringatan Pak Irwan diperhatikan oleh seluruh karyawannya.

b. Unsur subjek (S) dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek (O) dalam kalimat aktif.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
      S        P                O
- Makan memakan nasi
      S          P              O

c. Sebagian tipe kalimat pasif tidak memiliki oposisi dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh:
1. Rumahnya kedatangan tamu dari Papua.
2. Sekolah itu sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi.


Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Kamis, 15 November 2018

45 Contoh Kalimat Majemuk Setara dan Pengertiannya

Mempelajari bahasa Indonesia sebenarnya bukan hal yang sulit asalkan kita rajin membaca dan rajin menulis. Kali ini kita akan kembali menambah khazanah keilmuan kita tentang pelajaran bahasa Indonesia. Tema yang akan kita diskusikan bersama adalah tema tentang kalimat majemuk setara.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara.  Aina Prihantini (2015) juga menyebutkan kalimat majemuk setara adalah  kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih, yang hubungan antar-klausanya bersifat koordinatif.

Kalimat majemuk setara dibagi menjadi tiga macam, antara lain:



a. Hubungan Penjumlahan

Hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses. Hubungan ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, kemudian, lalu, sedangkan, padahal, atau baik...maupun.

Contoh konjungsi dan:
1. Silvi sarapan pagi dengan segelas susu dan sepotong roti.
2. Ronald membelikan adiknya roti tawar dan selai pisang.
3. Di luar dugaan, semua anak asuhnya berhasil meraih juara 1, juara 2, dan juara harapan 1.
4. Di perpustakaan, Intan membaca buku agama dan Felix membaca buku sejarah.
5. Sesuai tradisi, hari ini Latif dan Sonia akan menikah secara adat dan secara agama.

Contoh konjungsi serta
1. Ruswan pergi ke kantor pos untuk membeli perangko, meterai, dan amplop serta mengirim surat.
2. Hari ini aku akan memasak, mencuci baju, dan membersihkan halaman serta memperbaiki kompor rusak.
3. Tohari memiliki 4 orang anak: Lidyia, Dwi, dan Ryan, serta Evelyn.
4. Ranto menyukai olahraga berenang, basket, dan tenis meja, serta atletik.
5. Trisna membeli buku, pensil, dan bolpoin, serta penghapus.

Contoh konjungsi kemudian
1. Theana membeli permen karet, kemudian mengunyahnya segera.
2. Robi mulai belajar matematika, kemudian belajar fisika.
3. Hasto membuka dompet, kemudian mengeluarkan uang untuk membayar belanja.
4. Rifai sarapan pagi, kemudian berangkat ke kantor
5. Leo membeli mobil baru, kemudian mengendarainya hingga sampai di rumah.

Contoh konjungsi lalu
1. Pulang sekolah, Amir meletakkan tas di kamar, lalu mencium tangan ayah dan ibu.
2. Parto mengambil tempat sampah, lalu meletakkanya di samping rumah.
3. Hana membuka tas, lalu mengambil pensil dan buku.
4. Ranti memakai sepatu, lalu berangkat ke sekolah
5. Desta mandi, lalu gosok gigi.


Contoh konjungsi sedangkan

1. Arlina sangat menyukai olahraga, sedangkan Tinton gemar membaca buku.
2. Ibu pergi ke pasar, sedangkan ayah bekerja di sawah.
3. Arnold berhasil meraih juara 1 lomba badminton, sedangkan Rizal meraih juara 3.
4. Putranya yang pertama duduk di bangku kelas 7 SMP, sedangkan putranya yang ke-2 masih duduk di bangku kelas 3 SD.
5. Rumah nenek berdinding kayu, sedangkan rumah ayah berdinding tembok.


Contoh konjungsi padahal
1. Iko terlihat gelisah, padahal ia sudah mengerjakan PR.
2. Tino berhasil meraih peringkat pertama, padahal ia jarang belajar.
3. Harno tetap tidak mampu membayar utang, padahal ia sudah bekerja keras.
4. Lusi nekat masuk sekolah, padahal ia baru sakit.
5. Akhirnya Santo berhasil meraih juara 1 tenis meja, padahal tangannya cedera.

Contoh konjungsi baik...maupun

1. Jalan itu sudah bisa dilewati, baik oleh kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
2. Semua anak akan mendapat hadiah, baik yang kalah maupun yang menang
3. Surti merupakan siswa yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun olahraga.
4. Baik Yesi maupun Diana, mereka berlomba menjadi juara kelas.
5. Baik dahulu maupun sekarang, sikap Reza tetap tidak berubah.




b. Hubungan Perlawanan.

Hubungan yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan apa yang dintayakan dalam klausa kedua. Kalimat majemuk setara dengan hubungan perlawanan ditandai dengan konjungsi tetapi, tetapi juga, atau jangankan. Dalam hubungan perlawanan yang menyatakan penguatan, bisa juga menggunakan konjungsi tidak/bukan saja, tidak/bukan hanya, atau tidak/bukan sekadar pada klausa pertama, lalu diikuti dengan konjungsi tetapi/melainkan juga pada klausa kedua.

Contoh:

1. Lastri sudah belajar giat, tetapi tetap saja tidak naik kelas.
2. Andre ingin pergi ke Surabaya, tetapi Indah ingin pergi ke Malang.
3. Jangankan membeli sepeda motor, membeli mobil Hesti pun sanggup.
4. Jangankan melukis pepohonan, melukis wajahmu Rendra pun dia mampu mengerjakannya.
5. Perceraian orangtuanya tidak saja membuatnya sedih, tetapi juga membuat Harto putus asa.
6. Terlambat makan tidak saja membuat kita lapar, tetapi juga bisa menyebabkan banyak penyakit.
7. Rumahnya bukan hanya mewah, melainkan juga sangat indah.
8. Sepatu barunya bukan hanya mahal, melainkan juga dibeli di luar negeri.


c. Hubungan pemilihan

Hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau lebih, yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang terhubung oleh koordinator (konjungsi). Kalimat majemuk setara ini ditandai dengan konjungsi atau.

Contoh:

1. Nilai ujiannya memang menggembirakan, namun ia harus memilih melanjutkan kuliah di IPDN atau UGM.
2. Akibat perceraian orangtuanya, Farhan harus memilih ikut ayah atau ibunya.
3. Perut Kinanti terasa lapar, tetapi ia bingung harus makan nasi goreng atau nasi pecel.
4. Luna bimbang harus memilih ekstrakurikuler tenis meja atau bola voli.
5. Zahra sudah berada di pasar, namun ia lupa dititipi ibu membeli jeruk atau mangga.


Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Rabu, 14 November 2018

50 Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat dalam Kalimat

Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari konjungsi temporal tidak sederajat. Sebagai pengingat, sebelumnya kita sudah membahas konjungsi temporal sederajat. Kata konjungsi temporal tidak sederajat adalah kata hubung yang menghubungkan kalimat  bertingkat atau tidak setara. Maksudnya adalah kalimat tersebut terdiri dari klausa-klausa yang tidak dapat dipisahkan menjadi klausa tersendiri.

Adapun kata konjungsi temporal tidak sederajat dapat digunakan di awal, tengah, maupun di akhir paragraf. Kata konjungsi temporal tidak sederajat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut: sebelum, hingga, demi, sementara, sambil, bila, waktu, sejak, ketika, dan apabila.

Agar lebih jelas, sila perhatikan contoh kalimat di bawah ini.



Sebelum

1. Sebelum pergi ke sekolah, Aira sarapan bersama ayah dan Ibu.
2. Winda telah pergi ke London sebelum menikah denganku.
3. Sebelum membaca koran, kakek terlebih dahulu minum segelas teh.
4. Galih membeli sepatu baru sebelum pergi ke Yogyakarta.
5. Sebelum minum obat, Yuli harus sarapan dahulu.


Hingga

1. Hingga matahari terbenam, Titi belum juga pulang.
2. Ratih belajar giat sejak sore hingga larut malam.
3. Habib berlatih tinju dengan keras hingga tangannya berdarah.
4. Hingga putus, jembatan penghubung desa belum juga diperbaiki.
5. Dari pagi hingga sore hari, pekerjaan itu belum selesai juga.
6. Hujan deras menggenangi sungai hingga banjir.

Demi

1. Ia bersorak gembira demi melihat pengumuman hasil tes CPNS.
2. Demi anaknya, ia bekerja keras setiap hari.
3. Ia belajar dengan giat demi meraih cita-citanya.
4. Demi bekerja di luar negeri, Silvi rajin belajar bahasa inggris.
5. Ia giat berolahraga demi kesehatannya.

Sementara

1. Sementara menanti ayah pulang kerja, Rian bermain dengan kakak.
2. Lutfi asyik bermain kelereng sementara Tari bermain lompat tali.
3. Sementara menunggu pertandingan bulu tangkis, para penonton berdoa agar Surya menang.
4. Isti belajar matematika sementara Surti belajar IPA
5. Sementara Rian membaca buku, Aldi bermain sepeda di halaman rumah.

Sambil

1. Sambil menggendong Najwa, Cintia memasak air di dapur.
2. Ia mengendarai motor sambil memegang kepalanya yang terluka.
3. Sambil berpegangan pada sebatang pohon, Angga berusaha memetik pohon mangga.
4. Narto melempar sepatunya sambil memarahi Gunawan
5. Sambil minum teh, ia membaca surat undangan di meja.

Bila

1. Ia baru bicara bila ditanya
2. Semua murid akan berkumpul di lapangan bila ada pengumuman upacara.
3. Rumah itu akan disegel bila pemiliknya tidak mampu melunasi hutangnya.
4. Eva akan menikah dengan Tinton bila orangtua mereka mengizinkan
5. Semua uangnya akan dibelikan mobil bila panen tahun ini berhasil.

Waktu

1. Katon berhasil menjuarai turnamen itu, waktu istrinya melahirkan anak pertama.
2. Waktu Ibu guru menerangkan, semua murid terlihat sangat serius.
3. Lilo baru saja diterima menjadi pegawai bank, waktu ibunya tiba di kota Jeddah.
4. Waktu makan siang, Irwan bertemu dengan Tari.
5. Semua karyawan sedang berada di kantin, waktu kebakaran

Sejak

1. Sejak hari itu aku memutuskan untuk berpisah denganmu.
2. Aku merasa sehat sejak rutin minum jamu
3. Kini kita bisa berkomunikasi dengan bertatap muka sejak adanya teknologi internet.
4. Sejak pindah ke Surabaya, aku sudah jarang berkomunikasi dengan Lita.
5. Sejak bekerja di perpustakaan, Rudi semakin rajin membaca buku.


Ketika

1. Ketika aku pulang, Ibu sedang memasak nasi
2. Arman sudah tertidur lelap ketika ayah tiba di rumah
3. Ketika Rudi membaca buku, seekor kucing menyelinap ke dapur.
4. Rian sedang berada di toko buku Kiaramedia ketika Santi pergi menonton film.
5. Ketika Irma berangkat sekolah, ayah baru tiba dari Malaysia.

Apabila

1. Apabila Tuhan mengizinkan, aku akan pergi haji tahun depan.
2. Peristiwa itu tidak akan terjadi apabila Dewi tidak pergi ke London.
3. Apabila nilai rata-rataku bagus, aku akan mendaftar di STAN.
4. Hidupmu akan bahagia apabila kamu mau menjadi istriku.
5. Apabila komputer ini rusak, kamu yang harus memperbaikinya.