Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Senin, 12 November 2018

25 Contoh Konjungsi Temporal Sederajat dalam Kalimat

Bisa menguasai ilmu tulis menulis dengan baik merupakan bentuk literasi berbahasa yang cukup penting baik bagi anda yang bercita-cita sebagai penulis, anda yang berstatus pelajar maupun khalayak umum. Untuk lebih memperdalam penguasaan ilmu kepenulisan anda, kali ini saya akan menambahkan informasi baru tentang konjungsi temporal sederajat. 

Konjungsi temporal sederajat merupakan konjungsi yang biasanya digunakan untuk menghubungkan kalimat majemuk setara. Konjungsi ini tidak boleh diletakkan pada awal kalimat dan akhir kalimat. Letaknya di tengah. 

Sementara itu yang dimaksud dengan kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara. 

Agar semakin jelas pembahasannya, silakan simak contoh konjungsi temporal sederajat di bawah ini.



Sebelumnya

1. Hari ini Lidia akan memasak ikan asin, sebelumnya ia berbelanja di pasar.
2. Pelajaran jam ketiga ini adalah olahraga,  sebelumnya kami mengikuti upacara bendera.
3. Hari ini Sutanto pergi ke India, sebelumnya ia terbang ke Thailand.
4. Kali ini Rendra berbisnis buku, sebelumnya ia sukses berbisnis otomotif.
5. Sukarto juara tinju tingkat provinsi, sebelumnya ia juara tingkat kabupaten.

Lalu

1. Ia mengambil sendok lalu mengambil piring di rak.
2. Rinto membeli buku tulis lalu membayar di kasir
3. Suharto memungut sampah di trotoar lalu membuangnya ke tempat sampah.
4. Tantri mengambil mangga di meja lalu mengupasnya dengan pisau
5. Petugas perpustakaan itu mengambil buku di meja lalu meletakkanya di rak buku.


Selanjutnya

1. Rita berhasil mengakhiri pertandingan dengan tendangan keras, selanjutnya ia akan maju ke final.
2. Edo sudah mendaftar CPNS secara online, selanjutnya ia akan mengirimkan berkas melalui kantor pos.
3. Berkas kasus ini sudah lengkap, selanjutnya POLRI akan mengirimkannya ke kejaksaan
4. Rudi berhasil menamatkan pendidikan SMA, selanjutnya ia akan mendaftar di AKMIL.
5. Yuli sudah membersihkan rumahnya, selanjutnya ia akan pergi berbelanja ke supermarket.

Kemudian

1. Irfan membuka pintu rumah, kemudian ia duduk di kursi tamu.
2. Aku membuka lemari pakaian, kemudian ia mengambil baju berwarna merah
3. Sabdo pergi ke ruang kelas, kemudian ia duduk di bangkunya.
4. Ibu Fatma naik sepeda motor, kemudian iabergegas pergi ke pasar
5. Roni masuk ke perpustakaan, kemudian menulis namanya pada buku pengunjung.

Sesudahnya

1. Sesuai jadwal, jam pertama akan diisi dengan pelajaran matematika, sesudahnya akan diisi pelajaran bahasa inggris.
2. Setiap siswa baru akan masuk ke kelas masing-masing, sesudahnya mereka akan mendapat nomor induk baru.
3. Irfan berhasil meraih juara 1 lomba tenis meja tingkat kecamatan, sesudahnya ia akan mengikuti pertandingan tingkat kabupaten.
4. Farhan pergi ke kolam renang, sesudahnya ia berkunjung ke rumah Yuli.
5. Septa memasak nasi goreng, sesudahnya ia menghidangkannya di meja makan.

sumber : https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_majemuk_setara

Jumat, 09 November 2018

30 Contoh penggunaan di sebagai Kata depan dan di sebagai Imbuhan

Penulisan "di" ini memang sepele namun cukup mengganggu kenikmatan membaca kata. Apabila kita rajin membaca status facebook terkadang ada kata-kata yang terasa janggal untuk kita baca, misalnya seputar penggunaan di.



Banyak sekali salah kaprah pada saat penulisan di dalam kalimat. Misalnya di jual, di makan. Kemudian ada juga dirumah, disekolah. Penulisan tersebut jelas keliru, yang benar adalah.

a. dijual
b. dimakan
c. di rumah
d. di sekolah

Penulisan "di" ada yang dipisah dengan kata sesudahnya, ada juga yang disambung. Lalu kapan ketentuan tersebut digunakan. Untuk kata depan penggunaan "di" harus dipisah. Sebaliknya jika  berfungsi sebagai imbuhan, di harus digandeng.

Cara untuk membedakan "di" sebagai kata depan dan di sebagai imbuhan adalah :

a) Tambahkan “me” di awal kata dimaksud.

b) Setelah ditambahkan “me”, lihat apakah kata tersebut menjadi padu ataukah rancu.
Jika menjadi padu, artinya kata tersebut merupakan imbuhan. Jika malah menjadi rancu, artinya kata tersebut merupakan kata depan.

Untuk lebih jelasnya, sila perhatikan contoh di bawah ini.

Kata Depan di.
Kata depan diikuti oleh kata yang termasuk keterangan tempat, misalnya


1. Di mana rumahmu ?
2. Agar mendapat banyak pahala, sebaiknya kita salat di masjid.
3. Aku dan Ardi akan berlibur ke Yogyakarta.
4. Pak Iwan membeli pensil di toko buku.
5. Ayahnya selalu menunggu di depan rumah, setiap pagi
6. Aku baru saja meletakkan buku di atas meja belajar.
7. Kau letakkan saja belanjaan ibu di depan pintu.
8. Aku sudah menunggumu di taman kota Semarang.
9. Pada hari ini, aku akan menginap di hotel Wijayakusuma.
10. Sesuai yang sudah dijanjikan, ia akan menerima rumah dan tanah di Surabaya.
11. Aku menyimpan uang di laci kamarku.
12. Baik di rumah maupun di sekolah, Rina selalu rajin belajar.
13. Akhirnya ia diterima bekerja di kantor pajak.
14. Aldo gemar membaca buku di perpustakaan sekolah.
15. Sore tadi, aku bertemu Lena di bandara Ahmad Yani.


Imbuhan di
Kata dasar dalam Imbuhan di biasanya adalah kata kerja, misalnya:

1. Aku mengambil koran yang baru saja dibaca oleh ayah.
2. Sepotong kue baru saja dimakan oleh Tristan.
3. Setelah dirawat selama lima tahun, burung itu akhirnya dilepas ke alam bebas.
4. Daripada memenuhi gudang, benda-benda tua itu akhirnya dibuang.
5. Seekor tikus dimakan kucing.
6. Mobil antik itu akhirnya dijual oleh pemiliknya.
7. Aku terkejut melihat tanamanku dirusak tikus.
8. Rida dicari Ratih di rumah Dewi.
9. Karena dianggap mengganggu, kucing itu dibuang ke luar kota.
10. Buku yang diambil Rita di mejaku itu milik Gunawan.
11. Rumah itu akhirnya diserahkan kepada anaknya.
12. Setiap hari, Luna diantar ayahnya pergi ke sekolah.
13. Markas tentara itu hancur berantakan karena diserang rayap.
14. Tiang bendera itu roboh karena ditabrak sepeda motor.
15. Menurut penelitian, seorang anak tidak boleh diancam.

Selasa, 06 November 2018

30 Contoh Huruf Diftong dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Pada artikel kali ini kita akan belajar bersama tentang diftong. Sebagaimana yang kita ketahui, di dalam bahasa Indonesia hanya terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "bakau" adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata "-au" tidak dapat dipisahkan menjadi "a·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai> pada kata "kutai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ai".

Diftong berbeda dari deretan vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi /aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan "main" masing-masing terdiri atas dua suku kata. Ini menciptakan permasalahan pada akhir kata yang berhuruf u/w dan i/y, karena, pengucapan yang sama saja pada akhir kata.

Agar lebih jelas memahami, mari kita simak contoh kata yang mengandung diftong dalam kalimat di bawah ini.



Contoh Diftong pada Posisi awal

1. Saya mempelajari olahraga tenis meja secara autodidak.
2. Rumah itu sudah menjadi eigendum kami.

Contoh Diftong pada Posisi Tengah.

1. Balairung kampus itu sungguh megah
2. Saya merasa bahagia atas anugerah dan taufik ini.
3. Kita tidak boleh mendekat dengan lokasi geiser itu.
4. Setelah selesai berdiskusi, mereka sepakat memboikot semua produk negara asing tersebut.
5. Pada zaman penjajahan, tentara jepang dengan keji menyiksa para geisha.
6. Anak itu menjadi kaisar termuda di negara Jepang.
7. Setelah ini kita akan pergi ke Kaimana
8. Setiap Sekolah Menengah Atas diminta mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Raimuna 2018.


Contoh Diftong pada Posisi Akhir

1. Kupetik dawai gitar ini untuk menghiburmu
2. Badai di tengah kota itu, membuat kami harus berdiam diri di rumah kakek.
3. Saya pergi ke kantor pos untuk membeli meterai.
4. Ayah mengajakku pergi ke kota untuk menonton pawai
5. Rudi gembira karena berhasil menjadi juara membonsai tanaman.
6. Pada hari minggu besok, aku dan kamu akan pergi ke danau.
7. Pohon mangga di depan rumahku mengering karena musim kemarau sangat panjang.
8. Desi pergi ke pasar untuk membeli jeruk limau.
9. Santi menyuruh adiknya pergi ke pasar untuk membeli daging kerbau.
10. Ibu merasa risau menunggu Riska yang tidak kunjung pulang ke rumah.
11.Aku akan melamarmu pada akhir bulan Mei tahun ini.
12. Berdasarkan survei terbaru, generasi muda Indonesia sangat rajin membaca.
13. Konvoi kendaraan bermotor itu sangat berisik.
14. Angin sepoi-sepoi membuatku sangat mengantuk.
15.Perilaku koboi seperti itu sangat tidak dibenarkan.

sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Diftong

Kamis, 01 November 2018

20 Contoh Penulisan Partikel “Pun” yang Benar Menurut Kaidah Bahasa Indonesia

Pada artikel ini, kita akan mempelajari tentang penulisan partikel pun. Hal itu sebenarnya cukup mudah, asal kita memahami perbedaan penggunaannya. Kesalahan yang kerap kali muncul yaitu penulisan partikel pun yang tidak pada tempatnya. Partikel pun yang seharusnya dirangkai, justru tidak dirangkai. Begitu pun sebaliknya. Misalnya seperti kalimat di bawah ini.

1. Apapun yang terjadi aku akan selalu bersamamu
2. Bagaimana pun, semua sudah terjadi.

Seharusnya:

1. Apa pun yang terjadi aku akan selalu bersamamu
2. Bagaimanapun, semua sudah terjadi.

Agar lebih jelas, mari kita perhatikan contoh di bawah ini.




A.  Partikel “Pun” yang ditulis terangkai/digabung.

Partikel pun yang ditulis serangkai tersebut merupakan unsur kata penghubung. Contoh partikel ini terdiri dari dua belas kata penghubung: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun. Untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama contoh di bawah ini.


  • Besok pagi, koperasi sekolah akan membantu korban gempa. Adapun dananya diambil dari kas anggota.
  • Andaipun diterima menjadi PNS, ia tetap akan memilih menjadi pengusaha.
  • Baik susah ataupun senang, aku yakin bisa hidup bahagia bersamamu.
  • Bagaimanapun Intan adalah adiknya, aku tidak mungkin memukulnya.
  • Biarpun aku sudah berusaha mencintaimu, aku tetap tidak bisa melupakannya.
  • Kalaupun harus memilih, aku tidak akan memilih dirimu.
  • Kendatipun sudah berusaha keras, Andini tetap gagal menjadi PNS.
  • Baik putra maupun putri, semua siswa harus berkumpul di lapangan sekolah.
  • Meskipun kakiknya sakit, Ayah tetap bekerja keras di sawah.
  • Sekalipun ia tinggal di Jakarta, ia jarang pergi ke Monas.
  • Walaupun berharta banyak, Devi tetap rendah hati.
  • Sungguhpun demikian, aku tetap akan melanjutkan perjalanan.

2. Partikel “Pun” yang ditulis terpisah
  • Kemana pun aku pergi, aku merasa engkau hadir di sini.
  • Aku pun bingung dengan cara berpikirnya.
  • Dewi pun setuju dengan keputusannya.
  • Betapa pun berat, aku harus merelakan kepergianmu.
  • Langit pun seakan marah mendengar perkataanmu kepadaku
  • Berjalan pun sepertinya aku sudah tidak mampu lagi.
  • Selain pintar, Irfan pun baik hati.
  • Jangankan rumah, kendaraan pun aku tidak punya.
  • Apa pun yang menjadi kehendak-Mu, aku ikhlas, Ya Allah.
  • Malam pun semakin lengang, lalu aku lelap dalam tidur.

40 Contoh Penggunaan Huruf Miring dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Para pembaca blog ini, sekarang kita akan belajar bersama tentang pemakaian huruf miring dalam sebuah kalimat sekaligus contoh-contohnya. Mungkin saja selama ini, anda masih sering menulis huruf miring, namun belum mengetahui secara lengkap. Untuk itu mari kita simak bersama bagaimana penggunaan huruf miring tersebut.



a.Contoh huruf miring yang dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.


  • Saya merasa sedih setelah membaca Ronggeng Dukuh Paruk.
  • Laskar Pelangi mengajarkan kepada kita pentingnya sebuah impian.
  • Dewi Lestari berhasil menulis Perahu Kertas dengan baik.
  • Sitti Nurbaya berlatar adat Minangkabau.
  • Bekisar Merah bercerita tentang peliknya kemiskinan di desa.
  • Kakekku sangat gemar membaca Panjebar Semangat.
  • Jaya Baya merupakan salah satu majalah berbahasa jawa di Indonesia.
  • Ayah berjanji akan membelikanku majalah Bobo.
  • Horison adalah salah satu majalah sastra yang cukup berkualitas.
  • Ia belajar beternak ayam setelah membaca Trubus.
  • Ia bersyukur, cerpennya dimuat dalam Suara Merdeka.
  • Satu-satunya toko yang menjual Wawasan di kota ini hanyalah Toko Maju Jaya.
  • Aku suka membaca Kompas karena isinya sangat menarik
  • Pak Rudi berlangganan Seputar Indonesia 
  • Surat pembacanya yang dimuat Media Indonesia akhirnya ditanggapi PT Grab.
  • Johnson, LouAnne. (2005). Teaching Outside the Box: How to Grab Your Students by Their Brains. San Fransisco: Jossey Bass a Willey Imprint. 
  • Hamakonda, Towa P., & J.N.B. Tairas. (2010). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey.  Jakarta: Gunung Mulia.
  • McKinney, F.L., Farley, J., Smith, M., Kohan, A., and Pratzner, F. (1985). Critical Evaluation for Research in Vocational Education. Columbus: The Ohio State University.
  • FKIP UT. (2006). Modul Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Pondok Cabe: Penerbit UT.
  • Maher, B. A. (Ed.). (1964–1972). Progress in experimental personality research (6 vols.). New York: Academic Press.
b. Contoh huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

  • Dia makan nasi goreng.
  • Dengan diantar ibunya, ia berangkat menempuh pendidikan Polisi.
  • Aku sudah cukup bersabar, namun engkau tidak pernah mengerti.
  • Bagaimanapun ia sudah berusaha keras agar menjadi juara kelas.
  • Jangan pernah menganggap dirimu Raja Jalanan.
  • Gunung Merapi tampak tertutup awan.
  • Presiden Sukarno hampir selalu memakai peci.
  • Sultan Hamengkubuwono IX terkenal karena kebijaksanaannya.
  • Pertemuan keluarga itu ditetapkan berdasarkan tahun Hijriah.
  • Setelah lulus dari Universitas Terbuka ia berhak menyandang gelar S.I.Pust.

c. Contoh huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
  • Gue yakin kita akan jadi pemenang.
  • Semoga Bapak kersa mengantar kita ke Stasiun Kereta Api.
  • Sampai di depan rumah, senyum Ambo menyambutku.
  • Semua penumpang bernafas lega setelah pesawat berhasil landing dengan selamat.
  • Ia memberi nama anaknya dengan nama latin pohon jati, tectona grandis.
  • Shockbreaker sepeda motor itu sangat keras.
  • Ia mendirikan dealer mobil dengan modal yang cukup besar.
  • Ia bekerja sebagai costumer service di perusahaan telekomunikasi di Jakarta.
  • Setelah mengalami pencarian yang cukup melelahkan, black box pesawat akhirnya ditemukan.
  • Air Conditioner di ruang perpustakaan ini sudah rusak.

Rabu, 31 Oktober 2018

50 Contoh Kata Berimbuhan dalam Kalimat

Kali ini kita akan bersama-sama mempelajari contoh kata berimbuhan: awalan (prefiks), akhiran (sufiks), konfiks (awalan dan akhiran), dan infiks (sisipan). Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, serta gabungan awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan bentuk dasarnya. Untuk lebih jelasnya silakan perhatikan contoh di bawah ini.



1. Contoh Kata Berimbuhan Awalan (Prefiks) dalam Kalimat. (meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke).


  • Aku harus bekerja mencari uang demi keluargaku. (me + cari) 
  • Aku baru saja mengambil uang di Bank Rakyat Indonesia. (me+ambil)
  • Dokter menyuruh perawatnya mengambil gunting operasi. (me+suruh)
  • Ida pergi ke toko buku untuk membeli pensil dan penggaris. (me + beli)
  • Sudah lama aku berdiam diri di sini. (ber + diam)
  • Sebagai rakyat, kita harus bersatu demi kemajuan bangsa. (ber+satu)
  • Di rumah ini, Kukuh tinggal berdua dengan istrinya. (ber + dua)
  • Kantor itu tampak berantakan seperti baru saja dirampok. (di+rampok)
  • Sesuai kesepakatan, barang belanjaan Ibu Sumarto akan diantar ke rumah. (di + antar)
  • Rangga berhasil mencapai cita-citanya, menjadi pelari tercepat. (ter+cepat)
  • Nilai tertinggi untuk formasi PNS Pustakawan diraih Tulus Ardianto. (ter+ tinggi)
  • Pencuri itu akhirnya menyerahkan diri ke kantor polisi. (pe + curi)
  • Para pedagang kaki lima harus menghargai hak pejalan kaki. (pe + jalan)
  • Sebagai bukti kesungguhanku, terimalah seikat bunga mawar ini. (se + ikat)

2.   Contoh Kata Berimbuhan Akhiran (Sufiks) dalam Kalimat. Akhiran terdiri dari kan, an, i, nya, wati, wan, asi, isme, in, wi, dan lainnya.
  • Biarkan saja dia bermain sepuasnya. (biar + kan)
  • Jangankan menghafal, membaca buku saja aku malas. (jangan + kan)
  • Lupakan keinginanmu untuk pergi ke Surabaya. (lupa+kan)
  • Pascagempa, banyak relawan yang datang ke Palu. (rela +wan)
  • Makanan ini rasanya enak sekali. (makan + an)
  • Satu persatu teman-temannya mulai menjauhi. (men +jauh+i)
  • Rumahnya terletak di antara Kantor Pos dan Bank Rakyat Indonesia. (rumah + nya)
  • Istrinya bekerja sebagai karyawati di Toko Buku Maju Baca. (karya+wati)
  • Di kota ini, Suranto terkenal sebagai orang yang dermawan. (derma+wan)
  • Pada zaman presiden Sukarno, banyak perusahaan Belanda yang dinasionalisasi. (nasional+asi)
  • Atheisme dilarang di Indonesia. (atheis+isme)
  • Para hadirin dimohon untuk berdiri. (hadir + in)
  • Selain memikirkan duniawi, kita juga perlu berikhtiar untuk kehidupan ukhrawi. (dunia+wi)
3. Contoh Kata Berimbuhan Awalan-Akhiran (Konfiks) dalam Kalimat

  • Agar kamarmu nyaman, kamu harus selalu menjaga kebersihan. (ke+ bersih + an)
  • Aku telah melakukan kesalahan, silakan aku diadili. (ke + salah + an)
  • Pengalaman menjadikan saya lebih berhati-hati. (pen + alam + an)
  • Untuk menambah penghasilan, Pak Kamto juga bekerja sebagai penambal ban. (pen+ hasil + an)
  • Pernah menjadi sahabatmu adalah hal yang tidak terlupakan. (ter + lupa + kan)
  • Idenya benar-benar cemerlang, sama sekali tak pernah terpikirkan olehku. (ter + pikir + kan)
  • Mendengar apa kata Sunjaya, kami berdua berpandangan. (ber + pandang + an)
  • Mendengar ada razia, para pelajar yang membolos itu segera berlarian. (ber + lari + an)
  • Sepertinya aku telah dilupakan oleh dia. (di + lupa + kan)
  • Alhamdulillah, semoga kita ditakdirkan hidup bersama selamanya. (di+takdir+kan)
  • Alangkah kecewanya Pak Wiryo, sapinya cuma dihargai murah. (di + harga + i)
  • Saya merasa bangga karena turut disalami oleh Pak Jokowi. (di + salam + i)
  • Kasus itu sudah ditangani Polres Gunung Kidul. (di + tangan + i)

4. Contoh Kata Berimbuhan Sisipan (Infiks) dalam Kalimat


  • Untuk meningkatkan kinerja karyawan, pihak manajemen mengadakan pelatihan khusus. (sisipan in)
  • Ririn yang baru berusia tiga tahun suka sekali bermain gelembung sabun. (sisipan em)
  • Gemerlap bintang di langit malam membuatku rindu kepadamu. (sisipan em)
  • Temaram senja menghadirkan kenanganku bersamamu. (sisipan em)
  • Resep masakan bu Kromo sudah diwariskan secara turun temurun. (sisipan em)
  • Agar tali tidak mudah lepas, ia dikaitkan pada kayu yang bergerigi. (sisipan er)
  • Pada pelajaran keterampilan kali ini, siswa disuruh membuat keset dari serabut kelapa, (sisipan er)
  • Saat berburu di hutan, ia hampir saja diseruduk babi hutan. (sisipan er)
  • Setiap penggalang, wajib menguasai materi tali temali. (sisipan em)
  • Pada jambore ini, materi penjelajahan akan dilaksanakan di pinggir hutan. (sisipan el)


Selasa, 30 Oktober 2018

65+ Contoh Penggunaan Huruf Kapital dalam Kalimat

Penggunaan huruf kapital dalam bahasa Indonesia harus memperhatikan kaidah berbahasa yang benar yaitu mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Setelah memahami hal tersebut, diharapkan para pembaca bisa menulis huruf besar dengan benar dalam setiap kalimat.

Untuk itu mari belajar bersama, ada 65 Contoh Penggunaan Huruf Kapital dalam Kalimat Bahasa Indonesia, di bawah ini.



a. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat

  • Aku sedang makan
  • Siapa namamu?
  • Mobil itu berwarna merah
  • Berapa jumlah saudaramu?
  • Pengumuman ini ditujukan kepada semua siswa
b.  Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.
  • Arif Rahmawan
  • Almira Putri 
  • Budi Setiawan
  • Mujair
  • Raja Dangdut
  • Rudolf Diesel

Catatan:

(1) Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya:
  • ikan mujair
  • mesin diesel
  • 5 ampere
  • 10 volt
2) Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.

Misalnya:

  • Suharto bin Maryanto
  • Siti Zahro binti Zainudin
  • Indani boru Sitanggang
  • Marco van basten
  • Ayam Jantan dari Timur
  • Mutiara dari Selatan
c.  Contoh huruf kapital yang dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

  • Ibu berkata, "Hari ini, kita akan pergi ke rumah kakek."
  • Rian bertanya, "Siapa yang mengambil pensilku?"
  • "Sebaiknya aku segera pulang," katanya.
  • "Besok siang," katanya, "mereka akan pulang."
  • "Rumahku selalu terbuka untukmu," kata Hardiman.
d. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

  • Sultan Hamengkubuwono IX
  • Haji Abdul Karim Amrullah
  • Nabi Ibrahim
  • Raden Ajeng Kartini
  • Doktor Hendra Sulistyawan
  • Mujianto Kartika Utama, Magister Humaniora
e. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

  • Selamat pagi, Jenderal.
  • Terima kasih, Kiai.
  • Selamat pagi, Dokter.
  • Silakan duduk, Prof.
  • Mohon doa restu, Yang Mulia.

f. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

  • Presiden Joko Widodo
  • Jenderal Wiranto
  • Gubernur Jawa Tengah
  • Bupati Semarang
  • Wali Kota Surakarta
g. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

  • bangsa Indonesia
  • suku Dayak
  • bahasa Jawa
  • bangsa Indian
  • bahasa Arab
Catatan: Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan tidak ditulis dengan huruf awal kapital.

Misalnya:

  • pengindonesiaan kata asing
  • keinggris-inggrisan
  • kejawa-jawaan

h. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.

  • tahun Hijriah
  • bulan Januari
  • bulan Syawal
  • hari Jumat
  • hari Paskah
i. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah

  • Konferensi Meja Bundar
  • Perundingan Roem Royen
  • Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
  • Perang Dunia I
  • Perundingan Linggajati
Catatan: Huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai nama tidak ditulis dengan huruf kapital.

Misalnya:

  • Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia.
  • Para pejuang harus memaksa belanda untuk bertemu di meja perundingan.
j. Contoh  Huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
  • Surabaya
  • Telaga Sarangan
  • Danau Toba
  • Sungai Amazon
  • Kelurahan Arjawinangun
k. Contoh huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

  • Republik Indonesia
  • Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
  • Ikatan Arsitektur Indonesia
  • Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Pidato Presiden dan/atau Wakil Presiden serta Pejabat Lainnya
  • Organisasi Siswa Intra Sekolah
l. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama setiap kata (termasuk unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, karangan, artikel, dan makalah serta nama majalah dan surat kabar, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

  • Saya baru saja membeli Ronggeng Dukuh Paruk di Gramedia.
  • Setiap hari Bapak membaca Suara Merdeka.
  • Artikelnya yang berjudul Ironi Dunia Pendidikan telah dimuat di Wawasan.
  • Makalah berjudul Strategi Menjadi Penulis Berprestasi sudah berhasil saya sajikan.
  • Laskar Pelangi merupakan novel yang sangat menginspirasi.
m. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.
  • S.E. = Sarjana Ekonomi
  • K.H. = Kiai Haji
  • Pdt. = Pendeta
  • Tn. = Tuan
  • Ny. = Nyonya
n. Contoh huruf kapital yang dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.
  • "Bapak sudah menunggumu." kata Hasan.
  • "Siapa namamu, Dik!" kata orang itu.
  • Surat Saudara telah kami terima dengan baik.
  • "Hai, Kutu Buku, sedang membaca apa?"
  • "Bu, saya sudah mengatakan hal ini kepada Bapak."