Kamis, 17 Oktober 2019

Tugas Bandingkanlah Nilai yang Terkandung Dalam Kutipan Hikayat dan Cerpen Berikut

Kunci jawaban tugas dalam buku Bahasa Indonesia Kelas 10 SMA/ SMK/ MA/ MAK bab 4 halaman 138 kurikulum 2013 terbitan kemendikbud. Peserta didik diminta mengerjakan soal tentang nilai yang terkandung dalam kutipan hikayat dan cerpen.


Agar lebih jelas, sila perhatikan soal dan jawabannya di bawah ini !



Soal

Tugas
Bandingkanlah nilai yang terkandung dalam kutian hikaayat dan cerpen berikut ini

Hikayat
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih,
hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa
yang patut dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.
Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya, ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Cerpen

“Memang ngapain sih Mas, ke Madura segala? Lama lagi!” “Diajak survei sama salah satu profesor dan kontraktor, untuk perencanaan bangunan besar di sana, Dik Manis! Sekalian penelitian skripsi Mas….”

Ah, soal bangunan dan penelitian skripsi. Lalu kenapa Mas Gagah bisa berubah jadi aneh gara-gara hal tersebut? Pikirku waktu itu.

“Mas ketemu kiai hebat di Madura,” cerita Mas Gagah antusias. “Namanya Kiai Ghufron! Subhanallah, orangnya sangat bersahaja, santri-santrinya luar biasa! Di sana Mas memakai waktu luang Mas untuk mengaji pada beliau. Dan tiba-tiba dunia jadi lebih benderang!” tambahnya penuh semangat. “Nanti kapan-kapan kita ke sana ya, Git.

Jawab:

Baik pada kutipan hikayat maupun kutipan cerpen, keduanya menampilkan teks yang mengandung nilai religi.

Pada kutipan hikayat, kita bisa membaca bahwa ada kisah tentang orang yang sejuak tujuh tahun ditiahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sementara pada kutipan cerpen, juga terjadi hal yang sama, yakni ketika tokoh yang bernama Mas Gagah memanfaatkan waktu di sela-sela perkerjaan dan penulisan skripsi untuk mengaji.

Artikel Terkait