Selasa, 02 Mei 2017

Kumpulan Puisi Subuh yang Menyentuh Hati

Subuh merupakan salah satu waktu Salat bagi umat Islam. Ia berlangsung sekira pukul 4 pagi hingga pukul 5 pagi. Di negara mayoritas beragama Islam, bukan hal yang susah untuk mengetahui kapan waktu subuh dimuai, cukup dengarkan azan yang berkumandang dari masjid, kita akan mengetahui waktu Subuh.

Waktu Subuh selain menandai waktu Salat, juga dimaknai sebagai waktu untuk bangun pagi dan memulai aktivitas dengan penuh semangat. Orang yang terbiasa bangun tepat pada waktu subuh kemudian melakukan aktivitas sehari-hari adalah orang yang memiliki semangat tinggi dalam menjalani hidup. Bangun ketika subuh melambangkan optimisme dari seorang manusia.

Kumpulan puisi yang akan saya ketengahkan pada posting kali ini bertema tentang Subuh. Silakan disimak dengan baik, mudah-mudahan bermanfaat dan mampu memberi inspirasi bagai bapak ibuk pembaca blog ini.



Suara Azan dari Surau Pinggir Sawah

Azan subuh yang berkumandang dari surau di pinggir sawah
Hanya lirih terdengar

Namun semangat penduduk kampung pinggir sawah
Untuk menunaikan Ibadah Salat Subuh sungguh menakjubkan
Mereka sudah duduk bersila di dalam surau

Kedatangan mereka ke surau
tidak tergantung dengan kerasnya pengeras dari surau
mereka datang atas panggilan jiwa
dan sikap disiplin yang telah ditempa selama bertahun-tahun

Kaki mereka seakan memiliki kehendak sendiri
Untuk berjalan menuju surau
Mata mereka seakan terbiasa bangun
Beberapa menit sebelum waktu subuh

Tradisi itu sudah berlangsung turun temurun
Sejak nenek moyang mereka
Jauh sebelum ditemukan teknologi pengeras suara
Mereka sudah mendatangi surau
Tanpa harus dipanggil muazin..

Surau di pinggir sawah
Mungkinkah bertahan di tengah gerusan zaman ?

Semangat Subuh Para Petani


Subuh yang gelap,
Dingin dan basah
Tidak berarti apa-apa bagi
Para petani yang sudah bersiap pergi ke sawah mereka

Saat sarung sudah dilipat
Dan kopiah sudah digantungkan
Mereka siap berganti peran
Menjadi pekerja keras di sawah

Semburat merah di ufuk timur
Seakan menjadi cahaya terang
Yang menuntun para petani
Memanggul cangkul dan memegang sabit

Mereka berjalan pasti menuju
Ladang jihad mereka, di sawah

Semangat petani kala subuh, menginspirasi
Kita untuk terus berjuang
Menapak kehidupan dengan penuh semangat

Subuh Terakhir Bulan Ramadhan


Ini subuh terakhir bulan ramadhan
Masjid di tengah kota itu mulai diliputi perasaan gundah

Terkenang olehnya
Saat awal ramadhan
Ia yang sebelumnya jarang dikunjungi umat
Mendadak sesak oleh jamaah Salat Isya dan tarawih

Bahkan ketika Subuh yang biasanya sepi
Mendadak dipenuhi jamaah

Masjid di tengah kota itu
Tahu pasti, wajah-wajah umat yang penuh dengan semangat ramadhan
Terlihat begitu jelas

Mendadak, sang masjid di tengah kota
Tersenyum kecut
Shaf jamaah Maghrib, Isya yang penuh saat ramadhan
Berangsur-angsur maju

Begitupun dengan kala Salat Subuh

Seperti pada akhir ramadhan ini
Kembali sepi

Entah pergi kemana
Para jamaah ?
Bisik masjid di tengah kota
Lagi-lagi dengan senyum kecut.


Subuh pertama bersamamu, istriku


Langkah kaki kami berjalan pasti
Menuju masjid di dekat perempatan

Langkah kaki yang biasanya hanya sepasang
Kini bertambah sepasang lagi

Itu langkah kita, wahai istriku
Langkah kaki kita menuju rumah Allah
Ini subuh pertamaku berjalan beriringan bersama denganmu
Istriku

Kuharap langkah kaki kita ini akan terus bersama
Berjalan beriringan dan senantiasa melangkah menuju
Ke jalan yang diridhai Allah

Subuh pertama bersama denganmu
Komitmen dari cintaku kepadamu
Dengan menyandarkannya kepada
Allah Azza Wa Jalla.

Artikel Terkait