Selasa, 02 Mei 2017

Puisi Galau, Paling Sedih Menyentuh Hati

Rasa galau merupakan rasa yang yang dialami oleh batin manusia. Rasanya benar-benar serba tidak enak. Rasa tersebut kerap menghampiri seseorang manakala ia diterpa perasaan khawatir, resah dan lain-lain. Galau yang paling sering melanda para remaja adalah ketika sedang jatuh cinta pada lawan jenisnya.

Apalagi jika ia belum berani mengungkapkan perasaan cintanya. Yang ada justru rasa waswas, jangan-jangan orang yang dicintai dan dirindu siang malam tersebut akan jadi milik orang. Galau adalah sebuah masalah, ia harus dicari akarnya. Mengapa hati bisa galau ? jika sudah ditemukan, tinggal melaksanakan saja.

Sementara galau yang lain adalah jenis galau karena berpisah dengan sang kekasih. Galau jenis ini bahkan bisa membuat orang menutup hatinya untuk orang lain karena menganggap pasangan yang sebelumnya adalah orang yang sempurna.

Kali ini saya akan menulis puisi bertema galau. Mudah-mudahan puisi hasil karya saya di bawah ini, bisa melegakan perasaan dan menginspirasi para pembaca



Saat Gelap Merayap

Dalam kesunyian malam yang dingin ini
Aku duduk, termenung sendiri
Dalam kamar

Kuletakkan pesawat handphoneku
Di atas meja
Perlahan-lahan

Baru saja, kupandangi gambar wajahmu yang berhiaskan senyum manismu

Senyuman yang dahulu pernah menggetarkan seluruh sukmaku
Hingga merelakan seluruh hatiku kepadamu
Hingga aku tak mampu lagi berpaling darimu

Saat itu semua begitu indah
Kekasih

Sampai kemudian takdir memisahkan kita
Kau berpaling begitu saja
Tanpa kata-kata tanpa
isyarat apapun

Kejamnya dirimu
Membiarkan aku sendiri
Yang kini hanya bisa memeluk sunyi
Tanpa kehadiranmu lagi


Terpesona Sepasang Mata Indahmu

Di atas roda dua sepeda motor tua
yang sedang melaju pelan ini

Aku hanya bisa senyum-senyum sendiri
Sambil sesekali menggeleng-gelengkan kepala
Ku Terbayang-bayang denganmu
Ku terkenang-kenang dengan pesonamu
Wahai, dambaan hatiku

Aku terpesona dengan sepasang bening bola matamu
Yang kupandang pada perjumpaan pertama kita, kemarin

Menatap bening bola matamu
Membuatku merasakan kesejukan yang tak terperi
bagai tetes-tetes hujan
Yang membasahi hatiku yang gersang
Laksana gurun pasir

Aku jatuh cinta kepadamu

Katamu dulu
Aku telah membuatmu jatuh cinta
Dan tak mungkin berpaling dariku

Katamu dulu
Aku adalah anugerah
Terbesar dalam hidupmu

Katamu dulu
Hatimu tercipta hanya
Untuk diriku

Sayang, Itu dulu
Sekarang,
Setelah sekian waktu berlalu
Setelah kau mengenal sahabatku

Semua kata manis yang dulu kau katakan kepadaku
Begitu saja kau katakan kepadanya

Bagimu, dia telah membuatmu jatuh cinta
Bagimu, dia adalah anugerah terbesar dalam hidupmu
Bagimu, hatimu diciptakan hanya untuknya

Kau, seorang dengan mulut manis
Yang pernah melelehkan hatiku
Ternyata tak lebih
Dari ular berbisa
Memangsa siapa saja yang terlena

Senja di Bukit Cinta


Di bukit ini
kita pernah menghabiskan senja bersama
Menjadi saksi serombongan burung-burung
beterbangan pulang ke sarang mereka

Saat itu, senja merah tampak begitu indah
Di antaranya tampak awan berarak
Yang tiba-tiba menyerupai bentuk hati

Sambil berpandang-pandangan
Kita menamai bukit ini dengan bukit cinta


..............................
Hari ini, semua kenangan  indah bersamamu di bukit cinta kita ini
Telah musnah
Hilang bagai awan berbentuk hati
yang kemudian memudar terbawa angin


Kekasih, kelak jika kau sempat kemari
Bersama pasangan hidupmu
Atau putra-putrimu

Tabahkanlah hatimu
Jangan sampai raut wajahmu
Menggoreskan kesedihan sedikitpun

Cerialah, lupakan kenangan bersamaku
Anggap saja ia adalah robekan kertas dalam buku takdirmu
yang terbuang ke tempat sampah

Biarlah bukit cinta ini menjadi saksi
Kita pernah mencoba merangkai janji
Berharap sehidup semati
Namun kandas karena adat dan tradisi

Artikel Terkait