Sabtu, 19 November 2016

Aksi Bela Islam: Cak Nun Mendukung Habib Rizieq ?

Jika anda bertanya-tanya atau kepo tentang bagaimanakah sikap Mbah Nun, sesepuh Jamaah Maiyah Nusantara terhadap Aksi Bela Islam yang berlangsung begitu dahsyat. Berarti anda sama dengan saya. Tokoh-tokoh lain seperti Pak Din Syamsudin, Buya Syafii Maarif, Kiai Said Agil Siradj sudah jelas bagaimana sikap mereka. Akan tetapi, khusus untuk Mbah Nun yang sangat alergi untuk muncul di media elektronik, saya perlu mencari sendiri di internet khususnya melalui Google.

Di youtube, saya berhasil menemukan beberapa video yang diunggah oleh para youtubers dengan judul dan tema di antaranya tentang sikap Cak Nun terhadap FPI, sikap Cak Nun terhadap umat Islam yang mendemo Ahok , sikap Cak Nun terhadap Hahib Rizieq dan lain-lain.

Namun sayang, video video tersebut tidak menjelaskan secara spesifik sikap Cak Nun terhadap Aksi Bela Islam. Ditambah lagi, beberapa video tersebut bahkan diunggah sebelum tanggal 4 November 2106.

Cak Nun dukung Aksi Bela Islam
Setelah 411 berlangsung, para youtubers tersebut sengaja mengupload dan mengubah judul pada youtube menjadi judul yang bombastis terutama ceramah-ceramah Cak Nun yang kebetulan memiliki tema tentang Bela Islam padahal Ayahnya Sabrang tersebut berbicara bukan dalam konteks aksi 411. Meskipun demikian publik telah mendapat kesan seolah Cak Nun tidak mendukung Aksi Bela Islam

Saya tidak puas, karena sudah jelas video tersebut belum menjelaskan sikap Cak Nun yang sesungguhnya terhadap Aksi Bela Islam, Untuk itu saya mencoba mencari informasi lain.

Beruntung sekali, ketika saya membuka website FPI lalu membaca artikel artikel dalam blog tersebut, saya agak terkejut dengan adanya artikel berjudul "UMMAT ISLAM INDONESIA DIJADIKAN GELANDANGAN DI NEGERINYA SENDIRI" yang ditulis oleh Muhammad Ainun Nadjib.

Dalam hati saya agak heran, biasanya FPI sangat kontra dengan pendapat Cak Nun, seperti yang tertulis dalam link ini beberapa tahun silam https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=1046700445372535&id=183463895029532&comment_tracking=%7B"tn"%3A"O"%7D.

Akan tetapi, ini kok FPI malah memuat artikel yang ditulis Cak Nun (http://www.fpi.or.id/2016/11/ummat-islam-indonesia-dijadikan.html) ?


Cak Nun dukung FPI
http://www.fpi.or.id/


Kegalauan tersebut terjawab setelah saya membaca artikel di dalam website fpi.or.id.

Saya membaca dengan penuh kehati-hatian agar mampu menangkap pesan yang ingin disampaikan oleh Cak Nun. Selesai membaca, saya cukup yakin tentang sikap Cak Nun terhadap aksi 4 November 2016. Akan tetapi, untuk memastikan bahwa artikel tersebut ditulis oleh Mbah Nun, saya mencoba mengunjungi CakNun.Com (https://caknun.com/2016/ummat-islam-indonesia-dijadikan-gelandangan-di-negerinya-sendiri/) dan memang benar bahwa artikel tersebut asli ditulis oleh Cak Nun.

10 Point dari Artikel "Ummat Islam Indonesia Dijadikan Gelandangan Di Negerinya Sendiri"

Ada sepuluh poin yang saya catat setelah membaca artikel yang ditulis mbah Nun terkait dengan Aksi Bela Islam 4 November 2016.
1. Menurut Cak Nun, ada pihak yang bermaksud menjadikan Ummat Islam Indonesia menjadi gelandangan.
2. Cak Nun mendapat informasi bahwa ada formasi baru persekongkolan internasional yang bekerja keras dan sangat strategis untuk menghancurkan Islam dan Indonesia.
3. Cara menghancurkan ummat Islam adalah dengan memecah belah.
4. NKRI memang benar akan dimakmurkan, tetapi bukan untuk rakyat Indonesia sendiri, melainkan untuk dua adidaya dunia.
5. Penguasa baru NKRI merupakan perpanjangan tangan dari dua adidaya dunia.
6. Ummat Islam merupakan bagian dari rakyat Indonesia yang paling sengsara.
7. Cak Nun merasa ditikam dari belakang
8. Adanya upaya deIslamisasi penduduk kampung-kampung, deIslamisasi Kraton, hingga deIslamisasi Pemerintahan Nasional, dengan plan dan timeline yang seksama, sangat kentara, bahkan terang-terangan dengan arogansi dan keculasan.
9. Kaum Muslimin dicuci otaknya secara nasional untuk mempercayai bahwa demokrasi tetap gagal selama pemimpin nasionalnya berasal dari mayoritas
10. Kalau para pejuang kebenaran 411 tidak memperoleh goal yang dimaksudkannya pada ‘pertempuran awal’, tidak boleh kaget dan malah perlu introspeksi total

Cukup sepuluh poin saja yang saya ambil dari artikel "Ummat Islam Indonesia Dijadikan Gelandangan di Negerinya Sendiri" karena poin lainnya memiliki muatan yang kurang lebih sama.

Pendapat Saya terhadap "Ummat Islam Indonesia Dijadikan Gelandangan di Negerinya Sendiri"

Sekarang saya ingin mengemukakan uneg-uneg saya setelah membaca artikel Cak Nun tersebut.

Pertama kali menjumpai tulisan Muhammad Ainun Nadjib yang di-copy paste di website FPI saja sudah cukup membuat saya agak heran. Biasanya FPI dengan keras akan mengecam aktivitas Cak Nun yang tidak sesuai dengan garis kebijakan FPI. Akan tetapi kemudian saya mengerti bahwa tidak selamanya perbedaan pendapat di antara dua kelompok akan terus terjadi.

Begitu juga dengan perbedaan pendapat di antara Cak Nun dan Habib Rizieq (ketua FPI). Jika sebelum Aksi Bela Islam terjadi, Cak Nun pernah mengatakan bahwa Islam itu tidak perlu dibela, bahwa Cak Nun beragama Islam itu justru ingin dibela Islam dan banyak lagi kalimat lain yang memberi kesan bahwa Cak Nun tidak sependapat dengan FPI, setelah peristiwa Aksi Bela Islam semua itu sudah berubah.

Perubahan itu sudah mulai dari dimunculkannya tulisan Cak Nun "Ummat Islam Dijadikan Gelandangan di Negerinya Sendiri".

Hasil tafsiran saya dimulai dari judul artikel," Ummat Islam Dijadikan Gelandangan di Negerinya Sendiri (UIDGDNS)". Pertanyaan yang muncul di benak, ketika membaca judulnya adalah, "siapakah yang menjadikan ummat Islam gelandangan ?"

Jawaban dari pertanyaan tersebut sangat mudah, dari artikel tersebut, orang atau kelompok yang menjadikan ummat Islam di Indonesia gelandangan adalah penguasa baru NKRI. Saya tidak asal menjawab. Akan tetapi berdasarkan artikel yang dimuat di website FPI tersebut atau silakan baca poin ke-5 yang saya tulis di atas, secara jelas Cak Nun mengatakan bahwa penguasa baru NKRI merupakan perpanjangan tangan dari dua adidaya dunia.

Bukan hanya itu, menurut Cak Nun, pihak yang bertanggung jawab terhadap upaya deIslamisasi penduduk kampung-kampung, deIslamisasi Kraton, hingga deIslamisasi Pemerintahan Nasional, dengan plan dan timeline yang seksama, sangat kentara, bahkan terang-terangan dengan arogansi dan keculasan adalah penguasa baru NKRI.

Pihak yang mencuci otak kaum muslimin juga penguasa baru NKRI.
Pihak yang memecah belah kemudian menghancurkan umat Islam adalah penguasa baru NKRI.
Pihak yang membuat sengsara umat Islam adalah penguasa baru NKRI.
Pihak yang menyebabkan formasi baru persekongkolan internasional yang bekerja keras dan sangat strategis untuk menghancurkan Islam dan Indonesia adalah penguasa baru NKRI.

Apakah semua itu benar ?

Jika semua itu benar, betapa kejamnya sang penguasa baru NKRI. Susah payah dia menjadi penguasa, namun tujuannya hanya untuk menjadi makelar dua negara adidaya dengan mengorbankan rakyatnya termasuk umat islam di dalamnya.

Apabila dasar pemikiran Cak Nun memang seperti itu, wajar saja beliau menyebut mereka yang mengikuti aksi 4 November adalah pejuang kebenaran 411.

Dengan demikian pertanyaan yang saya lontarkan pada judul artikel saya ini terjawab sudah.

Sayangnya, saya tidak sependapat. Saya tidak percaya bahwa penguasa baru NKRI adalah sumber penderitaan umat Islam di Indonesia.

Artikel Terkait