Bunga melati merupakan salah satu bunga yang juga digemari oleh para penyair baik penyair profesional maupun para pelajar yang sedang berlatih menulis puisi. Aromanya yang harum semerbak mengundang imajinasi setiap insan untuk menggoreskan kata-kata menjadi puisi yang paling indah.
Termasuk saya sendiri berkeinginan untuk menulis puisi tentang bunga melati. Kali ini puisi yang saya tulis diperuntukkan untuk putra-putri kita anak SD agar bisa mengenal keindahan alam melalui bunga melati. Puisinya cukup pendek dan singkat sehingga mudah dihafal.
Aroma Puspa Melati Nan Wangi
Kala kubuka jendela kamarku
Angin berhembus lembut
membawa aroma yang begitu harum
Itulah aroma bunga melati
yang ditanam Ibu di samping rumah
Aroma melati nan wangi
menghadirkan rasa damai
dalam jiwa
menyegarkan pikiran
yang gundah gulana
Membangkitkan
semangat untuk menapak masa depan
yang cerah
Bunga Melati yang Tumbuh di Taman
Ada bunga melati yang tumbuh
di taman
di depan kelasku
Ditanam beberapa tahun silam
oleh kakak-kakak kelasku
kelas enam yang akan segera lulus
Sesekali aroma melati tercium
dari hidungku ketika sedang mengikuti pelajaran
di kelas
Kupetik beberapa bunga melati
lalu kurangkai
kupersembahkan kepada mereka
saat hari perpisahan tiba
Aku Ingin Seperti Melati
Aku ingin seperti bunga melati
yang baunya harum
dan dicintai banyak orang
Dengan belajar giat
aku ingin berprestasi
dan menjadi juara di kelasku
agar namaku harum
dikenang sepanjang masa
Aku ingin seperti bunga melati
yang berwarna putih
Dengan rajin beribadah
dan beramal soleh
aku ingin hatiku bersih
dan putih dari segala iri dengki
dan kemunafikan
Aku ingin berjuang meraih cita-cita
agar semangatku terus tumbuh
seperti melati yang terus tumbuh dan mewangi
Bunga Melati yang Kutabur di Pusara Ibu
Duka ini entah kapan segera berlalu
Kepergianmu, Ibu
membuatku tak lagi
bisa tersenyum seperti dulu
Bunga melati yang kutabur di pusaramu, Ibu
tak kuasa mengusir rasa kehilangan atas kepergianmu
Ibu, belum sempat kumembalas budi jasamu
kepadaku
telah kau tinggalkan aku sendiri
tanpa dekapanmu lagi Ibu
Bunga melati yang kutabur di pusaramu, Ibu
biarkan harumnya mewangi
menemaniku melewati hari-hari
agar aku selalu merasa
bersamamu, Ibu
Melati yang Ditanam Ayah di halaman Rumah
Di halaman rumah,
setiap pagi ayah selalu
menyiram serumpun
puspa melati
Kata beliau,
biarkan melati ini
nanti yang menemaniku
Aku tak begitu memperhatikan
apa maksud beliau
Sampai pada suatu hari
sepulang sekolah
Rumahku penuh dengan orang-orang
dengan wajah duka
Ibuku memelukku
sambil meneteskan air mata
Ayah, rupanya itulah maksud perkataanmu