Kunci jawaban dari Latih Uji dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 SMA/ SMK/ MA/ MAK bab 3 halaman 175. Ada lima soal tentang penjajahan Belanda yang diskriminatif yang harus dikerjakan dengan baik oleh para peserta didik.
Agar lebih jelas, sila perhatikan soal dan jawaban di bawah ini !
Soal
1. Dalam konteks sosial Pemerintah Belanda telah menjalankan kebijakan yang diskriminatif. Coba jelaskan dan bagaimana pendapatmu tentang kebijakan itu ?
2. Dalam mengendalikan dan memaksa rakyat, para penguasa Belanda memanfaatkan kultur feodal yang telah ada. Coba jelaskan mengapa Belanda menggunakan kultur itu?
3. Buktikan bahwa Raffles sangat memperhatikan bidang ilmu pengetahuan, sejarajah dan budaya Indonesia.
4. Benarkah R.A. Kartini berpandangan maju dan modern, jelaskan!
5. Dengan dilaksanakannya Politik Etis di Indonesia telah membuat perubahan yang signifikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, coba jelaskan
jawab:
1. Selama memerintah di Hindia Belanda, penjajah memang melakukan kebijakan yang sangat diskriminatif. Orang-orang Barat memandang bahwa mereka yang berkulit putih sebagai kelompok kelas 1, kaum timur asing sebagai kelas II, dan kaum pribumi sebagai masyarakat kelas III, kelas paling rendah. Hal ini membawa konsekuensi bahwa budayanya juga dipandang paling rendah. Pandangan ini sengaja untuk menjatuhkan martabat bangsa Indonesia yang memang sedang terjajah.
Sebagai rakyat Indonesia, tentu saya sangat tidak setuju, namun saat itu Belanda sudah sangat berkuasa sehingga tidak bisa dilawan oleh bangsa kita, meskipun sudah berusaha keras.
2. Sistem feodal yang sudah lestari sejak sebelum Belanda datang ke Indonesia sangat menguntungkan Belanda. Dengan gaya kepemimpinan ala kerajaan masa lalu yang cenderung otoriter, Belanda bekerjasama dengan pemimpin pribumi lokal bersama-sama menindas rakyat jelata agar mau menuruti perintah Belanda misalnya mengerjakan tanam paksa, rodi yang menyebabkan keuntungan melimpah ruah bagi kerajaan Belanda.
3. Meskipun banyak yang bilang bahwa Raffles adalah perusak kerajaan Yogyakarta, namun Raffles memang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap pengetahuan, sejarah dan budaya khususnya di jawa. Raffles menulis buku berjudul History Of Java yang memuat berbagai aspek sosial dan budaya di pulau jawa, sangat lengkap. Bahkan Raffleslah yang menemukan Candi Buddha yang kemudian ia beri nama Borobudur.
4. Betul. Pada masanya R.A. Kartini sangat membenci budaya feodalisme yang ada di lingkungannya. Ia membenci sembah sujud yang berlebihan dari rakyat kepada pejabat pribumi, juga membenci sopan santun yang terlalu berlebihan dari anak kecil terhadap orang yang lebih tua. Hingga akhirnya ia menulis surat kepada teman-temannya di Belanda yang kemudian dikumpulkan menjadi buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Isi buku tersebut membahas kesedihan R.A. Kartini yang hidup dalam belenggu feodalisme. Ia ingin hidup setara dengan kaum pria.
5. Politik etis membawa angin segar bagi perjuangan bangsa Indonesia. Kebijakan Belanda yang mengizinkan bangsa Indonesia untuk memperoleh pendidikan mengakibatkan bumerang bagi Belanda. Perlahan-lahan bangsa Indonesia belajar di sekolah kemudian menyadari bahwa mereka benar-benar tertindas dan harus melawan. Tidak heran, tokoh seperti SUkarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara, Tan Malaka dan lain-lain mulai bergerak berjuang menggunakan cara yang lebih baik dalam mengusir penjajah, yakni cara diplomasi. Setelah itu, perjuangan bangsa Indonesia bukan hanya perjuangan fisik, namun perjuangan diplomasi.
Agar lebih jelas, sila perhatikan soal dan jawaban di bawah ini !
Soal
1. Dalam konteks sosial Pemerintah Belanda telah menjalankan kebijakan yang diskriminatif. Coba jelaskan dan bagaimana pendapatmu tentang kebijakan itu ?
2. Dalam mengendalikan dan memaksa rakyat, para penguasa Belanda memanfaatkan kultur feodal yang telah ada. Coba jelaskan mengapa Belanda menggunakan kultur itu?
3. Buktikan bahwa Raffles sangat memperhatikan bidang ilmu pengetahuan, sejarajah dan budaya Indonesia.
4. Benarkah R.A. Kartini berpandangan maju dan modern, jelaskan!
5. Dengan dilaksanakannya Politik Etis di Indonesia telah membuat perubahan yang signifikan dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, coba jelaskan
jawab:
1. Selama memerintah di Hindia Belanda, penjajah memang melakukan kebijakan yang sangat diskriminatif. Orang-orang Barat memandang bahwa mereka yang berkulit putih sebagai kelompok kelas 1, kaum timur asing sebagai kelas II, dan kaum pribumi sebagai masyarakat kelas III, kelas paling rendah. Hal ini membawa konsekuensi bahwa budayanya juga dipandang paling rendah. Pandangan ini sengaja untuk menjatuhkan martabat bangsa Indonesia yang memang sedang terjajah.
Sebagai rakyat Indonesia, tentu saya sangat tidak setuju, namun saat itu Belanda sudah sangat berkuasa sehingga tidak bisa dilawan oleh bangsa kita, meskipun sudah berusaha keras.
2. Sistem feodal yang sudah lestari sejak sebelum Belanda datang ke Indonesia sangat menguntungkan Belanda. Dengan gaya kepemimpinan ala kerajaan masa lalu yang cenderung otoriter, Belanda bekerjasama dengan pemimpin pribumi lokal bersama-sama menindas rakyat jelata agar mau menuruti perintah Belanda misalnya mengerjakan tanam paksa, rodi yang menyebabkan keuntungan melimpah ruah bagi kerajaan Belanda.
3. Meskipun banyak yang bilang bahwa Raffles adalah perusak kerajaan Yogyakarta, namun Raffles memang memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap pengetahuan, sejarah dan budaya khususnya di jawa. Raffles menulis buku berjudul History Of Java yang memuat berbagai aspek sosial dan budaya di pulau jawa, sangat lengkap. Bahkan Raffleslah yang menemukan Candi Buddha yang kemudian ia beri nama Borobudur.
4. Betul. Pada masanya R.A. Kartini sangat membenci budaya feodalisme yang ada di lingkungannya. Ia membenci sembah sujud yang berlebihan dari rakyat kepada pejabat pribumi, juga membenci sopan santun yang terlalu berlebihan dari anak kecil terhadap orang yang lebih tua. Hingga akhirnya ia menulis surat kepada teman-temannya di Belanda yang kemudian dikumpulkan menjadi buku berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang. Isi buku tersebut membahas kesedihan R.A. Kartini yang hidup dalam belenggu feodalisme. Ia ingin hidup setara dengan kaum pria.
5. Politik etis membawa angin segar bagi perjuangan bangsa Indonesia. Kebijakan Belanda yang mengizinkan bangsa Indonesia untuk memperoleh pendidikan mengakibatkan bumerang bagi Belanda. Perlahan-lahan bangsa Indonesia belajar di sekolah kemudian menyadari bahwa mereka benar-benar tertindas dan harus melawan. Tidak heran, tokoh seperti SUkarno, Hatta, Ki Hadjar Dewantara, Tan Malaka dan lain-lain mulai bergerak berjuang menggunakan cara yang lebih baik dalam mengusir penjajah, yakni cara diplomasi. Setelah itu, perjuangan bangsa Indonesia bukan hanya perjuangan fisik, namun perjuangan diplomasi.