Selasa, 30 Januari 2018

Kumpulan Puisi Senja yang Sedih 2018

Senja yang datang setiap hari telah memberikan banyak makna bagi manusia. Makna itu terkadang tanpa disadari. Misalnya saat diri merasa lelah karena sibuk bekerja sepanjang hari, kehadiran senja adalah saat untuk mengistirahatkan raga ini.

Sementara itu, jika hendak menghadirkan makna yang lebih mendalam, bolehlah sesekali merenung dengan berlandaskan pada ajaran agama. Senja adalah lambang untuk beristirahat.

Pada saat senja juga, kita dihadapkan pada gelap yang menyelimuti bumi. Ya, itulah efek rotasi yang menjadi rutinitas bagi bumi dan penghuninya.

Senja juga mengalirkan banyak cerita-cerita yang dikemas dalam bentuk karya sastra. Senja adalah inspirasi yang tak akan kering bagi para penulis atau bagi siapa saja yang hendak mengabadikan senja sesuai dengan pemahamannya.



Puisi senja di bawah ini adalah puisi tentang kesedihan yang tiba-tiba datang saat senja telah datang.

Senja yang Kelabu


Di pantai yang berpasir putih
Dalam bayang senja yang
kala itu berwarna kelabu
Seorang dara
Termenung sendiri
Tatapan matanya menerawang jauh menembus cakrawala

Di antara gemuruh
suara ombak

isak tangisnya
lirih terdengar

Semilir angin pantai
mengusap rambutnya
lembut

Hatinya berbisik
mengenang kisahnya bersama
seseorang

Aku dulu pernah bersamanya di sini
Di pantai ini
dalam senja seperti ini
Berlarian dalam riuh canda tawa
Bercerita tentang betapa indahnya hidup ini
membayangkan terbang berdua
berlayar mengarungi samudera kebahagiaan


Tuhan, inikah kehidupan
Kebahagiaan yang seketika menjadi luka
Dan duka

Hari ini
aku kembali ke tempat ini
berteman sunyi
Dan selembar undangan
Bergambar dirimu dan dia

baca juga : Kumpulan Puisi Senja di Pantai yang Indah

Penantian Kala Senja

Langit Senja
memendarkan warna jingga
menebarkan hawa rindu terdalam
kepada dia

Dari balik jendela kamar
seraut wajah
muram
dan cemas

ratusan hari terlewat
tanpa kata
tanpa cerita
tanpa sua

bilakah
hadirmu di sini
bersama melewati hari
dalam riang bahagia
hingga senja usia kita

bilakah
kekasih ?

Senja berkalang Luka

Dalam senja yang kelabu
Di taman kota
yang terletak di depan Masjid Agung
Sudah berhari-hari aku 
tak melihat sepasang bayangan kita

kini
hanya ada satu bayangan saja
sendiri menanti azan maghrib

Kekasih
saat beberapa hari yang lalu
kau katakan tak bisa lagi 
menanti maghrib
di taman ini

aku tak berprasangka apapun

Namun kini
sudah berhari-hari
kau terus menolak
memandang senja bersamaku

hatiku terus dicekam risau

Hingga tiba waktunya
kerisauan itu menjadi firasat buruk

Kuterima kabar
kau telah mengikat cinta suci
dengan seseorang
yang tak aku kenal

Hari-hari setelah itu
Salat Maghribku
bertambah khusyuk

Artikel Terkait