Kumpulan Meme, Quote dan Kata Bijak Presiden Pertama RI, Ir. Sukarno tentang Agama Islam. Kata-kata tersebut saya kutip dari berbagai pidato Bung Karno maupun tulisan beliau.
3. Partai Boedi Oetomo, “marhum” (almarhum) Nationaal Indische Partij yang kini masih “hidup”, Partai Sarekat Islam, Perserikatan Minahasa; Partai Komunis Indonesia, dan masih banyak partai-partai lain … itu masing-masing mempunyai rokh Nasionalisme, rokh Islamisme, atau rokh Marxisme adanya.
4. Dapatkah dalam tanah jajahan pergerakan Nasionalisme itu dirapatkan dengan pergerakan Islamisme yang pada hakekatnya tiada bangsa, dengan pergerakan Marxisme yang bersifat perjoangan internasional?
5. Dapatkah Islamisme itu, ialah sesuatu agama, dalam politik jajahan bekerja bersamasama dengan Nasionalisme yang mementingkan bangsa, dengan materialismenya Marxisme yang mengajar perbendaan?
6. Tidak adalah halangannya Nasionalis itu dalam geraknya bekerja bersama-sama dengan kaum Islamis dan Marxis.
7. Bukannya kita mengharap, yang Nasionalis itu supaya berobah faham jadi Islamis atau Marxis, bukannya maksud kita menyuruh Marxis dan Islamis itu berbalik menjadi Nasionalis, akan tetapi impian kita yalah kerukunan, persatuan antara tiga golongan itu.
8.Kita ulangi lagi: Tidak adalah halangannya Nasionalis itu dalam geraknya, bekerja bersama-sama
dengan Islamis dan Marxis.
9. Orang Islam yang sungguh- sungguh menjalankan keIslamannya, baik orang Arab maupun orang India, baik orang Mesir maupun orang manapun juga, jikalau berdiam di Indonesia, wajib pula bekerja untuk keselamatan Indonesia itu.
10. Di mana-mana orang Islam bertempat, di situlah ia harus mencintai dan bekerja untuk keperluan negeri itu dan rakyatnya.
11. Rusaknya kebesaran nasional, rusaknya sosialisme Islam bukanlah disebabkan oleh Islam sendiri; rusaknya Islam itu yalah oleh karena rusaknya budi pekerti orang-orang yang menjalankannya.
12. Tidakkah Islam telah menunjukkan contoh- contoh kebesaran yang mencengang¬kan bagi siapa yang mempelajari riwayat dunia, mencengangkan bagi siapa yang mempelajari riwayat kultur?
13. Selama kaum Islamis memusuhi faham- faham Nasionalisme yang luas budi dan Marxisme yang benar, selama itu kaum Islamis tidak berdiri di atas Sirothol Mustaqim; selama itu tidaklah ia bisa mengangkat Islam dari.kenistaan dan kerusakan.
15. Demikian pula kita yakin, bahwa kaum Islamis itu bisalah kita rapatkan dengan kaum Marxis, walaupun pada hakekatnya dua fihak ini berbeda azas yang lebar sekali.
16. Pedihlah hati kita, ingat akan gelap¬gulitanya udara Indonesia, tatkala beberapa tahun yang lalu
kita menjadi saksi atas suatu perkelahian saudara; menjadi saksi pecahnya permusuhan antara kaum Marxis dan Islamis.
17. Islamisme yang sejati itu ada mengandung tabiat- tabiat yang sosialistis
18. Sosialisme Islam itu tidak bersamaan dengan azas Marxisme, oleh karena sosialisme Islam itu berazas Spiritualisme, dan sosialismenya Marxisme itu berazas Materialisme (perbendaan);
19. Islamis yang “fanatik” dan memerangi pergerakan Marxisme adalah Islamis yang tak kenal akan larangan- larangan agamanya sendiri.
20. Islamisme yang sejati melarang penumpukan uang secara kapitalistis, melarang penimbunan harta benda untuk keperluan sendiri.
22. Agama Islam yang asli ialah tidak merendah kan derajat kaum ibu, bahkan mempunyai orang-orang perempuan yang ternama dan termasyhur,
23. Bangsa saya meliputi oran gorang yang menganut berbagai macam agama: ada yang Islam, ada yang Kristen, dan ada yang Budha dan ada yang tidak menganut sesuatu agama.
1.Nyawa pergerakan rakyat di Indonesia kita, yang walaupun dalam maksudnya sama, ada mempunyai tiga sifat: NASIONALISTIS, ISLAMISTIS dan MARXISTIS lah adanya.
2. Islam yang sejati tidaklah mengandung azas antinasionalis; Islam yang sejati tidaklah bertabiat antisosialistis.
3. Partai Boedi Oetomo, “marhum” (almarhum) Nationaal Indische Partij yang kini masih “hidup”, Partai Sarekat Islam, Perserikatan Minahasa; Partai Komunis Indonesia, dan masih banyak partai-partai lain … itu masing-masing mempunyai rokh Nasionalisme, rokh Islamisme, atau rokh Marxisme adanya.
4. Dapatkah dalam tanah jajahan pergerakan Nasionalisme itu dirapatkan dengan pergerakan Islamisme yang pada hakekatnya tiada bangsa, dengan pergerakan Marxisme yang bersifat perjoangan internasional?
5. Dapatkah Islamisme itu, ialah sesuatu agama, dalam politik jajahan bekerja bersamasama dengan Nasionalisme yang mementingkan bangsa, dengan materialismenya Marxisme yang mengajar perbendaan?
6. Tidak adalah halangannya Nasionalis itu dalam geraknya bekerja bersama-sama dengan kaum Islamis dan Marxis.
7. Bukannya kita mengharap, yang Nasionalis itu supaya berobah faham jadi Islamis atau Marxis, bukannya maksud kita menyuruh Marxis dan Islamis itu berbalik menjadi Nasionalis, akan tetapi impian kita yalah kerukunan, persatuan antara tiga golongan itu.
8.Kita ulangi lagi: Tidak adalah halangannya Nasionalis itu dalam geraknya, bekerja bersama-sama
dengan Islamis dan Marxis.
9. Orang Islam yang sungguh- sungguh menjalankan keIslamannya, baik orang Arab maupun orang India, baik orang Mesir maupun orang manapun juga, jikalau berdiam di Indonesia, wajib pula bekerja untuk keselamatan Indonesia itu.
10. Di mana-mana orang Islam bertempat, di situlah ia harus mencintai dan bekerja untuk keperluan negeri itu dan rakyatnya.
11. Rusaknya kebesaran nasional, rusaknya sosialisme Islam bukanlah disebabkan oleh Islam sendiri; rusaknya Islam itu yalah oleh karena rusaknya budi pekerti orang-orang yang menjalankannya.
12. Tidakkah Islam telah menunjukkan contoh- contoh kebesaran yang mencengang¬kan bagi siapa yang mempelajari riwayat dunia, mencengangkan bagi siapa yang mempelajari riwayat kultur?
13. Selama kaum Islamis memusuhi faham- faham Nasionalisme yang luas budi dan Marxisme yang benar, selama itu kaum Islamis tidak berdiri di atas Sirothol Mustaqim; selama itu tidaklah ia bisa mengangkat Islam dari.kenistaan dan kerusakan.
14. Islamisme yang memusuhi pergerakan nasional yang layak bukanlah Islamisme yang sejati; Islamisme yang demikian itu adalah Islamisme yang “kolot”, Islamisme yang tak mengerti aliran zaman!
15. Demikian pula kita yakin, bahwa kaum Islamis itu bisalah kita rapatkan dengan kaum Marxis, walaupun pada hakekatnya dua fihak ini berbeda azas yang lebar sekali.
16. Pedihlah hati kita, ingat akan gelap¬gulitanya udara Indonesia, tatkala beberapa tahun yang lalu
kita menjadi saksi atas suatu perkelahian saudara; menjadi saksi pecahnya permusuhan antara kaum Marxis dan Islamis.
17. Islamisme yang sejati itu ada mengandung tabiat- tabiat yang sosialistis
18. Sosialisme Islam itu tidak bersamaan dengan azas Marxisme, oleh karena sosialisme Islam itu berazas Spiritualisme, dan sosialismenya Marxisme itu berazas Materialisme (perbendaan);
19. Islamis yang “fanatik” dan memerangi pergerakan Marxisme adalah Islamis yang tak kenal akan larangan- larangan agamanya sendiri.
20. Islamisme yang sejati melarang penumpukan uang secara kapitalistis, melarang penimbunan harta benda untuk keperluan sendiri.
21. Dapatkah ditahan kekuatannya gelombang keislaman, sesudah Rokh dan Semangat keislaman itu tertanam dan hidup?
22. Agama Islam yang asli ialah tidak merendah kan derajat kaum ibu, bahkan mempunyai orang-orang perempuan yang ternama dan termasyhur,
23. Bangsa saya meliputi oran gorang yang menganut berbagai macam agama: ada yang Islam, ada yang Kristen, dan ada yang Budha dan ada yang tidak menganut sesuatu agama.