Rabu, 09 November 2016

Contoh Surat Undangan Resmi yang Benar dan Berbahasa Baku Sesuai EYD

Surat undangan termasuk dalam kategori surat dinas atau surat resmi. Surat dinas adalah surat yang berisi permasalaan kedinasan, pembuatnya bisa instansi pemerintah dan dapat pula perseorangan. Selain surat dinas, ada banyak lagi jenis surat yang lain, misalnya surat niaga, surat pribadi maupun surat keluarga. Adapun surat cinta termasuk dalam jenis surat pribadi.

Sebagai bagian dari surat dinas, penerbitan surat undangan sebaiknya mengacu pada aturan berbahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan bahasa Indonesia baku. Praktik penggunaan aturan berbahasa tersebut baiknya kita langsung mempraktikkan dalam penerbitan Surat Undangan di bawah ini.

Sebelum itu mari saya jelaskan secara terperinci perihal surat undangan.

Kata undangan dibentuk dari kata dasar undang dan akhiran -an. Kata undangan bermakna (1) 'panggilan supaya datang', (2) 'orang yang diundang', dan (3)'surat untuk mengundang. Penggunaannya dalam kalimat sebagai berikut.

1. Amir tidak dapat memenuhi undangan Mira karena harus pergi ke Semarang.
2. Walaupun para undangan belum hadir semua, sebaiknya rapat itu segera dimulai dengan segera.
3. Joko mengetahui bahwa undangannya dibuat oleh percetakan terkenal.


Sekarang, mari kita cermati kutipan surat undangan di bawah ini, kemudian kita koreksi bersama.


Contoh :


Kami mengharap Saudara untuk menghadiri seminar tentang peluang bisnis internet yang kami selenggarakan besok pada

hari       : Sabtu,
tanggal : 5 November 2016,
pukul    : 09.00-15.00



bertempat di Gedung Grha Wisata Niaga Jalan Slamet Riyadi, Surakarta.

Dari contoh di atas ada beberapa pertanyaan yang perlu kita jawab bersama.

1. Mengapa kata pada tidak diikuti tanda titik dua (:) ?
2. Mengapa huruf awal kata hari, tanggal dan pukul pada contoh ditulis dengan huruf kecil
3. Mengapa kata yang digunakan utun menyatakan waktu adalah pukul bukan jam atau waktu?
4. Mengapa kata yang digunakan untuk menyatakan tempat adalah kata bertempat bukan tempat ?

Jawabannya adalah sebagai berikut.

1. Kaidah penggunaan tanda titik dua (:) dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian. Contohnya adalah Kita sekarang harus membeli peralatan shalat : mukena, sajadah, peci, dan sarung. Berdasarkan kaidah tersebut ada tiga buah pikiran pokok yang perlu dicermati, yaitu (1) tanda titik dua dapat dipakai, (2) pada akhir pernyataan lengkap, dan (3) jika diikuti rangkaian atau pemerian. Dengan demikian, orang yang membuat pernyataan itu dapat menggunakan tanda titik dua pada akhir pernyataan itu apabila pernyataan itu diikuti pemerian. Jadi karena pernyataan pada contoh bukan merupakan pernyataan lengkap dan tidak diikuti pemerian, tanda titik dua tidak perlu digunakan.
2. Kata hari, tanggal, pukul bukan merupakan awal kalimat.
3. Kata pukul bermakna "saat yang menyatakan waktu". Kata jam bermakna 'alat pengukur waktu (seperti, arloji, jam dinding)'. Kata yang tepat berarti pukul.
4. Kata pada bermakna 'kata depan yang dipakai untuk menunjukkan posisi di atas atau di dalam hubungan dengan (dipakai di depan kata benda, kata ganti orang, keterangan waktu)'. Berdasarkan makna itu, dapat terbentuk bentuk-bentuk seperti berikut.

pada -> hari, tanggal, pukul, acara
di - > tempat

Oleh karena itu, terbentuklah kelompok kata (frase) pada hari, pada tanggal, pada pukul, dan pada acara, tetapi tidak tepat apabila terbentuk kata pada tempat. Frase yang tepat adalah di tempat. Karena tidak lazim adanya frase kata pada tempat, dalam surat undangan digunakan kata bertempat untuk menyatakan tempat tertentu.

Baiklah, sekarang mari kita simak bersama, contoh surat undangan yang benar dan menggunakan bahasa baku.






Referensi : Buku Bahasa Surat Dinas, Drs Dirgo Sabariyanto

Artikel Terkait