Puisi merupakan salah satu karya sastra yang kerap digunakan untuk menyampaikan isi hati penulisnya. Pada zaman penjajahan, puisi digunakan untuk memompa semangat perlawanan. Pada zaman orde baru, puisi digunakan oleh Wiji Thukul untuk melawan Suharto. Kali ini akan saya persembahkan pada kalian semua, khususnya bagi yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar lima puisi tentang Guru, hasil karya saya sendiri.
Guruku, Engkau Telah Mengajariku
Guruku,
Setiap hari
Sejak bel masuk berbunyi
hingga bel pulang terdengar
Engkau tak lelah mengajarkan ilmu
kepadaku
Dengan sabar kau ajarkan padaku
tentang bagaimana menyebut angka
lalu mengurutkannya, kemudian menghitungnya
Tanpa lelah,
Engkau juga mengajarkan padaku
bagaimana menghafal abjad
a sampai z
kemudian kau ajarkan padaku
bagaimana merangkai huruf
menjadi kata
kata menjadi kalimat
Engkau juga mengajarkan padaku
bagaimana sopan santun
terhadap para guru
dan pada orang tua
Guruku,
Semoga Tuhan membalas jasamu yang
telah mendidikku
dengan penuh kesabaran
Ibu Guruku Sebentar lagi Pensiun
Ibu Guruku
Tak terasa sebentar lagi
Engkau akan memasuki masa pensiun
Sebuah masa di mana engkau
takkan lagi bekerja di sekolah ini
Aku takkan lagi melihat
gurat-gurat kelelahan di wajahmu
yang sering terlihat
saat Engkau mengajar di kelas
Masa pensiun menandakan bahwa
Engkau telah usai mengabdikan dirimu
pada negeri ini
Aku masih ingat
beberapa hari yang lalu
dalam usiamu yang kian renta,
engkau masih bersemangat mendidikku
Dengan suara lantang
engkau masih menuntun langkah kami
murid-muridmu
Akan tetapi
tak terasa sebentar lagi
engkau akan memasuki masa pensiun
meninggalkan murid-muridmu
yang masih butuh bimbinganmu
Ibu Guruku,
aku tak mungkin bisa membalas jasa-jasamu
dalam mendidikku
Aku hanya bisa mendoakan
semoga kehidupanmu
senantiasa berlimpah kebahagiaan
Amin
Rajinnya Pak Guruku
Aku duduk di kelas enam
muridnya berjumlah dua puluh enam
Kelas enam diajar oleh seorang guru pria
Seorang guru yang masih muda
kira-kira umurnya dua puluh enam
Kami memanggilnya, Pak Guru
Pak Guru
rajin sekali
pukul setengah tujuh
roda sepeda motor pak guru
biasanya melintas di pintu gerbang
Setelah diparkir di tempat parkir
kami antri untuk cium tangan pak guru
Setelah itu, kami akan mengikuti langkah pak guru
menuju kelas 6
Biasanya, pak guru akan memimpin kami
semua membersihkan ruangan kelas
ada yang menghapus papan tulis
menata meja kursi
menyapu lantai
membersihkan meja kursi
dan ada juga yang membuang sampah
Kemudian, setelah bel masuk berbunyi
Pak Guru akan mengajar dengan penuh semangat
sehingga kami murid-muridnya juga bersemangat
Aku bangga dengan Pak Guruku