Rasanya baru kemarin, suara Gesang terdengar begitu merdu menyanyikan lagu Pamit Mulih atau Bengawan Solo melalui speaker tape deck tetangga sebelah. Suara beliau yang khas penyanyi Jawa membuat saya terhanyut dalam nuansa tradisional masa lalu. Bukan hanya itu, lagu lagu Jawa lainnya, lagu-lagu dangdut dan lagu anak era 80-90 an acapkali terdengar dari tape deck yang sama. Suasana perkampungan menjadi semarak dengan alunan musik dari kaset pita yang dimasukkan ke perangkat tape deck. Peristiwa itu terjadi sekira tahun 96-97an di mana saat itu saya masih duduk di bangku kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA).
Waktu itu, saya senang sekali mendengarkan berbagai jenis lagu dari rumah tetangga sebelah, apalagi kualitas audio juga enak didengar. Perpaduan suara bass yang nyaman dan treble yang begitu pas membuat saya terus bergumam dan berdendang tiap kali tetangga saya tersebut memutar lagu.
Berkali-kali mendengarkan lagu dari speaker tetangga sebelah, membuat saya penasaran dengan merk tape deck yang dimiliki tetangga saya tersebut. Hingga suatu saat saya menerima undangan hajatan ke rumah beliau. Saya bisa melihat merk tape deck yang selama ini membuat saya penasaran. Merknya Polytron Big Band. Sebuah tape deck yang diletakkan di atas meja dengan dua speaker besar dipasang di dinding. Melihat hal tersebut, untuk sejenak, saya pejamkan mata dan berharap orangtua saya bersedia membelikan tape tersebut untuk saya.
Setahun kemudian, ayah mengabulkan permintaan saya, membelikan tape Polytron. Sayangnya, bukan Polytron Big Band namun Polytron Compo Grand Bazzoke, yang waktu itu harganya Rp540.000. Meskipun demikian, saya tetap bersyukur dibelikan Tape Compo Polytron. Mulai saat itu, impian untuk memiliki Big Band saya kubur.
Membeli Polytron Big Band
Waktu berlalu bagai lembar-lembar buku yang dibuka satu persatu. Pada 2021, keinginan memiliki Polytron Big Band muncul kembali. Keberadaan teknologi internet memudahkan saya untuk menemukan produk tersebut. Berbekal uang sekitar Rp2.400.000,00 di rekening, saya berselancar mencari merk Big Band yang saya inginkan.
Puluhan tahun berlalu, rupanya Big Band Polytron sudah berkembang dengan berbagai tipe. Tipe Big Band Polytron 2312 yang dimiliki tetangga saya, rupanya sudah tidak diproduksi. Big Band tipe ini dijual pada sekira tahun 1990 - 2000-an. Tipe tersebut hanya bisa memutar suara yang bersumber dari radio, kaset, VCD/ DVD. Tipe Polytron Big Band yang hadir berikutnya adalah tipe 3210. Tipe ini memiliki dua speaker dengan suara yang bersumber dari radio, tape, VCD/DVD, USB, Line In dari TV dan lain-lain.
Setelah itu, hadir Big Band Polytron 3510. Tipe ini hampir sama dengan tipe 3210 namun memiliki speaker sebanyak lima buah. Lalu hadirlah tipe Big Band 5210 dan Big Band 5510. Big Band yang terakhir memiliki fitur paling lengkap dibanding tipe-tipe sebelumnya. Dari keempat tipe Big Band di atas yang paling mahal adalah tipe BB 5501. Dengan anggaran yang tidak terlalu besar, saya memilih tipe BB 3501. Big Band tipe ini memiliki jumlah speaker yang sama dengan tipe 5501. Akan tetapi tipe 5501 memilki fitur yang lebih canggih dan modern. Meskipun demikian, saya memilih tipe 3501 karena keterbatasan anggaran.
Polytron Brand Kebanggaan Indonesia
Sekelumit cerita di awal tulisan ini, menunjukkan betapa kuatnya brand Polytron menancap di benak konsumen. Saya sendiri yang pada waktu itu berusia remaja, memiliki ketertarikan karena produk Polytron memang benar-benar membuat saya ingin memilikinya. Alasannya karena harga terjangkau namun kualitas sangat baik. Menurut saya, ini menjadi salah satu faktor mengapa Polytron tetap berkembang dengan baik hingga sekarang.
Sejenak, mari kita menengok sejarah berdirinya brand ini. Polytron berdiri di Kudus, Jawa Tengah, pada 16 Mei 1975 dengan nama PT. Indonesian Electronic & Engineering. Sekarang (2022) Polytron sudah berusia 47 tahun. Dalam rentang waktu tersebut, bukan hanya Polytron yang menjual produk di masyarakat Indonesia dan ke luar negeri. Dengan kata lain, Polytron berbagi pasar domestik maupun asing dengan produk lokal, maupun merk internasional.
Perjalanan bisnis selama 47 tahun membuat Polytron berhasil mengekspor produknya ke puluhan negara di berbagai benua. Keberhasilan ini membuat bangsa Indonesia memiliki brand elektronik yang cukup dibanggakan di kancah dunia. Tidak semua perusahaan bisa aktif berkiprah dalam bisnis elektronik selama 47 tahun. Juga tidak semua produk bisa menjadi saksi perjalanan hidup seseorang selama bertahun-tahun. Akan tetapi, Polytron dengan berbagai produk elektroniknya seperti Audio,TV, elektronik rumah tangga, dan lain-lain telah berhasil menorehkan prestasi, bukan hanya dalam lingkup lokal, namun juga internasional.
Terus Melangkah Maju Karena Inovasi yang Dinamis
Big Band Polytron tipe 3501 yang saya miliki hanya salah satu contoh bagaimana Polytron merespon perkembangan teknologi yang begitu cepat, pesat dan dinamis sehingga hadirlah beragam tipe Big Band. Dalam hal ini, saya percaya ada tim yang selalu melakukan riset untuk mengatahui apa dan bagaimana keinginan masyarakat.
Ada beragam produk lain yang terus disempurnakan dan dikembangkan oleh Polytron sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat yang optimal dari setiap produk polytron yang dibelinya. Misalnya produk Televisi. Pada masa lalu, teknologi televisi masih menggunakan tabung, namun seiring perkembangan teknologi, Polytron juga turut merespon dengan mengubah penjualan televisi tabung menjadi televisi layar datar. Menambah kemampuan analog menjadi digital.
Ketika teknologi semakin jauh berkembang, Polytron juga menghadirkan Smart TV Polytron dengan berbagai tipe. Menariknya, ada produk Smart TV Polytron yang dijual satu paket bersama dengan Soundbar yaitu Smart Cinemax Soundbar. Berbagai langkah tersebut merupakan terobosan dalam penjualan produk sebagai perwujudan komitmen Polytron untuk memberi kepuasan optimal kepada masyarakat agar bisa menikmati Inovasi dari Polytron Indonesia.
Saya juga memposting tulisan ini dalam blog: https://www.almira.web.id/2022/10/kisahku-bersama-merk-polytron.html