Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Ainia Prihantini:2015). Diharapkan dengan adanya efek atau konotasi tertentu, para pembaca akan semakin memahami isi bacaan dan mendapat kesan mendalam. Untuk mampu menulis majas yang baik dalam karya sastra seperti puisi atau cerpen, dibutuhkan ketelatenan dalam berlatih menulis, khususnya menulis majas.
Majas Ironi adalah sindiran halus berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya. Bisa saja seseorang mengucapkan majas ini dengan maksud untuk memberikan pernyataan kepada orang lain berupa kalimat sindiran karena sudah lelah memberikan peringatan kepada orang lain tersebut.
baca juga : 30 Contoh Majas Antitesis dan Pengertiannya.
Agar lebih jelas, di bawah ini merupakan contoh majas ironi yang sering kita baca atau dengar sehari-hari.
Contoh:
1. Baik hati sekali dirimu, ada peminta-minta tak kau acuhkan.
2. Pintar sekali kamu, hingga meraih nilai 4 untuk pelajaran Matematika.
3. Ternyata Fina adalah anak yang rajin, pukul 06.00 pagi ia baru bangun tidur.
4. Yulfa benar-benar anak yang sopan, ia berani membentak orangtuanya.
5. Kamu memang anak pemberani, hingga pergi ke kamar mandi saja minta diantar.
6. Harno merupakan pegawai teladan, hampir setiap hari ia ditegur atasannya.
7. Bagus sekali jalan menuju rumah Rino, berkali-kali sepeda motorku hampir terpeleset.
8. Potongan rambut Faldo benar-benar sangat sopan, hingga terpaksa dicukur gundul.
9. Masakan Retna sangatlah enak, hingga Luna langsung muntah-muntah.
10. Wangi sekali aroma bajumu, hingga aku ingin menjauh darimu.
11. Tano benar-benar menjadi anak kebanggan orangtuanya, hampir tiap hari ia selalu membuat masalah.
12. Rajin sekali kamu bekerja, hingga pukul 09.00 baru tiba di kantor.
13. Penampilanmu memang sederhana, sepasang sepatu saja harganya 50 juta rupiah.
14. Nyaman sekali rumahmu, hingga sekujur tubuhku rasanya panas sekali
15. Bersih sekali kamarmu, hampir di setiap sisinya selalu ada sampah.
16. Rapi sekali rumahmu, seperti kapal pecah.
baca juga : 30 Contoh Majas Eufimisme, Pengertian dan Artinya
17. Dirimu memang kaya raya, hingga uang satu rupiahpun tidak punya.
18. Kamu memang anak yang pintar, soal kelas 1 SD pun kamu tidak bisa mengerjakan.
19. Nasi di pinggir jalan itu memang sehat dah hygienis, hingga selalu dikerumuni lalat.
20. Trisno memang anak yang kuat, baru satu menit berdiri di halaman sekolah, dia langsung pingsan.
21. Lebih baik kau jangan pulang sekalian, daripada pulang selarut ini.
22. Sahabatmu benar benar setia, hingga tega merebut kekasihmu.
23. Buah jeruk ini benar-benar manis, hingga membuat perutku merasa kesakitan.
24. Fitra terkenal sebagai guru teladan, hampir setiap hari ia terlambat tiba di sekolah.
25. Tubuhmu terlihat sangat gemuk, seperti orang yang tidak pernah makan nasi.
26. Lukisanmu bagus sekali, mirip lukisan anak kelas 1 SD.
27. Hilda memang anak yang rendah hati, ia suka menghina teman yang tidak disukainya.
28. Kamu memang anak yang pandai mengelola keuangan, hampir setiap hari kamu meminjam uang temanmu.
29. Peserta upacara hari Korpri ini khidmat sekali, di mana-mana mereka bicara sendiri.
30. Pemimpin pasukan itu adalah orang yang tegas, tidak ada satupun anak buahnya yang memperhatikannya.
Majas Ironi adalah sindiran halus berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna sebenarnya. Bisa saja seseorang mengucapkan majas ini dengan maksud untuk memberikan pernyataan kepada orang lain berupa kalimat sindiran karena sudah lelah memberikan peringatan kepada orang lain tersebut.
baca juga : 30 Contoh Majas Antitesis dan Pengertiannya.
Agar lebih jelas, di bawah ini merupakan contoh majas ironi yang sering kita baca atau dengar sehari-hari.
Contoh:
1. Baik hati sekali dirimu, ada peminta-minta tak kau acuhkan.
2. Pintar sekali kamu, hingga meraih nilai 4 untuk pelajaran Matematika.
3. Ternyata Fina adalah anak yang rajin, pukul 06.00 pagi ia baru bangun tidur.
4. Yulfa benar-benar anak yang sopan, ia berani membentak orangtuanya.
5. Kamu memang anak pemberani, hingga pergi ke kamar mandi saja minta diantar.
6. Harno merupakan pegawai teladan, hampir setiap hari ia ditegur atasannya.
7. Bagus sekali jalan menuju rumah Rino, berkali-kali sepeda motorku hampir terpeleset.
8. Potongan rambut Faldo benar-benar sangat sopan, hingga terpaksa dicukur gundul.
9. Masakan Retna sangatlah enak, hingga Luna langsung muntah-muntah.
10. Wangi sekali aroma bajumu, hingga aku ingin menjauh darimu.
11. Tano benar-benar menjadi anak kebanggan orangtuanya, hampir tiap hari ia selalu membuat masalah.
12. Rajin sekali kamu bekerja, hingga pukul 09.00 baru tiba di kantor.
13. Penampilanmu memang sederhana, sepasang sepatu saja harganya 50 juta rupiah.
14. Nyaman sekali rumahmu, hingga sekujur tubuhku rasanya panas sekali
15. Bersih sekali kamarmu, hampir di setiap sisinya selalu ada sampah.
16. Rapi sekali rumahmu, seperti kapal pecah.
baca juga : 30 Contoh Majas Eufimisme, Pengertian dan Artinya
17. Dirimu memang kaya raya, hingga uang satu rupiahpun tidak punya.
18. Kamu memang anak yang pintar, soal kelas 1 SD pun kamu tidak bisa mengerjakan.
19. Nasi di pinggir jalan itu memang sehat dah hygienis, hingga selalu dikerumuni lalat.
20. Trisno memang anak yang kuat, baru satu menit berdiri di halaman sekolah, dia langsung pingsan.
21. Lebih baik kau jangan pulang sekalian, daripada pulang selarut ini.
22. Sahabatmu benar benar setia, hingga tega merebut kekasihmu.
23. Buah jeruk ini benar-benar manis, hingga membuat perutku merasa kesakitan.
24. Fitra terkenal sebagai guru teladan, hampir setiap hari ia terlambat tiba di sekolah.
25. Tubuhmu terlihat sangat gemuk, seperti orang yang tidak pernah makan nasi.
26. Lukisanmu bagus sekali, mirip lukisan anak kelas 1 SD.
27. Hilda memang anak yang rendah hati, ia suka menghina teman yang tidak disukainya.
28. Kamu memang anak yang pandai mengelola keuangan, hampir setiap hari kamu meminjam uang temanmu.
29. Peserta upacara hari Korpri ini khidmat sekali, di mana-mana mereka bicara sendiri.
30. Pemimpin pasukan itu adalah orang yang tegas, tidak ada satupun anak buahnya yang memperhatikannya.