Pantun yang akan bapak ibuk baca kali ini menyoal tentang perilaku korupsi. Sebagai manusia, kita tentu saja heran, meskipun sudah banyak lembaga penegak hukum yang bergerak dan terus menangkapi koruptor, nyatanya korupsi tak pernah surut justru menjadi-jadi. Ah, lagi-lagi kita perlu mafhum, nafsu manusia terbukti tak memiliki batas yang jelas, ia lebih luas ketimbang samudera, juga lebih tinggi dibanding bintang.di langit.
Silakan pilihlah, mau heran atau mafhum. Saya memilih heran. Dengan cara yang paling enteng, kukirim pantun ini untuk kau baca. Selamat menikmati.
Tiada guna bersusah hati
apalagi hingga berputus asa
jika muncul hasrat untuk korupsi
ingatlah selalu norma agama
Jika masalah hidupmu terasa berat
ceritakan kepadaku, agar terasa ringan
Koruptor itu perbuatan jahat
janganlah kawan coba lakukan
Jatuh cinta berjuta rasanya
Bahagianya sungguh tiada terkira
Bukan hanya dimusuhi oleh Negara
Koruptor juga dilarang agama
Pergi sembahyang di hari jumat
jangan kenakan pakaian kotor
Menjadi pejabat negara itu amanat
jangan coba-coba menjadi koruptor
Pergi ke sekolah tuk menimba ilmu
Ilmu akhirat dan ilmu dunia
Jangan nodai cantik tampan wajahmu
dengan menjadi koruptor musuh agama
Jika ingat dirimu, hati ini kangen rasanya
kan kudatangi dirimu dengan naik sepeda motor
Jangan biasakan mengambil yang bukan haknya
agar kelak engkau tak jadi koruptor
Kutitipkan rinduku pada hembusan angin
untukmu yang jauh, namun dekat di hati
Sejak kecil belajar menghargai hak orang lain
supaya kelak tak doyan korupsi
Tahukah engkau rindu ini untuk siapa
tiada lain untukmu tercinta
Ingatlah selalu nasihat agama
menjadi koruptor, neraka risikonya
Tiada lagi yang menarik hati ini
kecuali adinda yang selalu dalam angan
Koruptor itu pengkhianatan keji
kepada kemanusiaan dan juga Tuhan
Cucilah baju agar tiada kotor
Boleh dengan tangan atau mesin cuci
Sungguh biadab para koruptor
Lebih hina ketimbang maling atau pencuri