Lagi-lagi saya akan menulis puisi tentang Cinta, namun kali ini cinta dalam perspektif Islam yang saya pahami. Tema puisi kali ini adalah puisi cinta dalam diam.
Usai Sudah Cinta yang Pernah Kusimpan
Terduduk aku di atas kursi kayu di ruang kamarkutanganku bergetar kala memegang sepucuk surat undangan
yang bertuliskan
namamu..
namamu....
Nama yang selalu kusebut lirih saat malam-malam sunyi
hanya Allah dan aku yang mampu mendengarnya
serta kesunyian itu sendiri
Pedih kurasakan
melihat namamu tertera dalam surat undangan berwarna biru
bersama nama lain yang tak kukenal
Oh, kekasih
selembar surat yang tergeletak di mejaku siang tadi
telah menghapuskan seluruh harapanku kepadamu
bagai sebuah penghapus karet
menghapus tulisan pensil di selembar kertas
usai sudah harapanku kepadamu selama ini
Cinta dalam diam yang kupendam
harus kuakhiri mulai saat ini
namamu yang selalu kusebut dalam doaku kepada Allah
bayang-bayang wajahmu yang selalu menjadi pengantar tidurku
harus kuusir
Hanya doa kupanjatkan
semoga pernikahanmu 'kan
mengantarmu menuju keluarga sakinah mawadah warahmah
Biarkan malam ini
dalam sujudku
aku melepas
satu persatu huruf yang menyusun namamu
dan memusnahkan bayang-bayang wajahmu