Pada zaman dahulu gelapnya malam selalu identik dengan suasana mencekam dan menakutkan. hal tersebut terjadi karena pada zaman itu belum ada teknologi penerangan seperti zaman sekarang. Sisi positifnya, masyarakat pada zaman dahulu hanya bekerja pada siang hari dan menggunakan waktu malam untuk beristirahat dan tidur dengan nyenyak.
Sementara pada zaman sekarang, sudah terjadi sedikit pergeseran. Malam memang masih mencekam dan menakutkan tetapi bukan karena ketakutan terhadap makhluk halus melainkan ketakutan terhadap perilaku kriminal.
Di luar itu semua, saya lebih suka memaknai malam sebagai sesuatu yang menyentuh perasaan. Silakan disimak.
Malam ini rasanya begitu indah
Rembulan purnama muncul dari balik awan yang berarak
menghalau kegelapan
sinarnya yang lembut
membelai wajahmu
yang sedang duduk di sampingku
wahai kekasih
memantulkan keindahan ciptaan Tuhan yang sempurna
rona merah wajahmu
senyum manis di bibirmu
telah menjeratku ke dalam rasa cinta yang tak akan padam
Malam ini
di depan rumahmu
alam sepertinya sedang berpihak kepada kita berdua
Di antara keremangan malam
rembulan menjadi saksi
cinta dan rinduku kepadamu
esok hari aku kan melingkarkan cincin di jarimu
untuk mengikat tali cinta kita
agar abadi sepanjang masa
Semilir angin malam
terasa dingin menyentuh kulit punggung tanganku
sementara lenganmu melingkar di pinggang
di atas sepeda motor yang tengah melaju perlahan
menembus keheningan malam
di tengah kota itu
Kekasih, itu adalah sepenggal cerita lalu kita
kala masih bersama dalam indahnya cinta
yang pernah kita rangkai berdua
Sampai pada suatu ketika
engkau memutuskan semua cerita indah itu
Kau porak porandakan
rencana masa depan yang hendak kuraih bersamamu
Semua hancur berserakan
laksana gelas kaca
yang jatuh di atas lantai keramik
tak mungkin bisa diperbaiki lagi
Rona-rona bahagia yang selalu
terpancar dari raut wajahmu kala itu
Bias bias kegembiraan yang nampak
dari gerak tubuhmu
kini berubah menjadi mimpi burukku
yang terus menghantuiku setiap malam
Setiap kali angin malam menyentuh tubuhku..
Lampu jalan di perempatan itu
mulai menyala redup
pertanda malam telah tiba
Sinarnya yang temaram
mengingatkanku akan hubungan cinta kita
yang berakhir suram
Di bawah lampu jalan yang temaram itu pula
kita memutuskan untuk berpisah jalan
menempuh jalan hidup masing-masing
sesuai kehendak hati
Aku tidak bisa menerima
kenyataan bahwa engkau ternyata mencintai
orang lain
selain diriku
Tidak ada pilihan lain bagi diriku
untuk merelakanmu pergi melanjutkan cinta kasihmu bersamanya
Aku tidak bisa menerima pengkhianatan
yang terus terjadi di depan mataku
Perpisahan di bawah lampu jalan yang temaram
adalah jalan terbaik bagi kita berdua
Sementara pada zaman sekarang, sudah terjadi sedikit pergeseran. Malam memang masih mencekam dan menakutkan tetapi bukan karena ketakutan terhadap makhluk halus melainkan ketakutan terhadap perilaku kriminal.
Di luar itu semua, saya lebih suka memaknai malam sebagai sesuatu yang menyentuh perasaan. Silakan disimak.
Malam yang Berhiaskan Rembulan
Malam ini rasanya begitu indah
Rembulan purnama muncul dari balik awan yang berarak
menghalau kegelapan
sinarnya yang lembut
membelai wajahmu
yang sedang duduk di sampingku
wahai kekasih
memantulkan keindahan ciptaan Tuhan yang sempurna
rona merah wajahmu
senyum manis di bibirmu
telah menjeratku ke dalam rasa cinta yang tak akan padam
Malam ini
di depan rumahmu
alam sepertinya sedang berpihak kepada kita berdua
Di antara keremangan malam
rembulan menjadi saksi
cinta dan rinduku kepadamu
esok hari aku kan melingkarkan cincin di jarimu
untuk mengikat tali cinta kita
agar abadi sepanjang masa
Angin Malam yang Lembut
Semilir angin malam
terasa dingin menyentuh kulit punggung tanganku
sementara lenganmu melingkar di pinggang
di atas sepeda motor yang tengah melaju perlahan
menembus keheningan malam
di tengah kota itu
Kekasih, itu adalah sepenggal cerita lalu kita
kala masih bersama dalam indahnya cinta
yang pernah kita rangkai berdua
Sampai pada suatu ketika
engkau memutuskan semua cerita indah itu
Kau porak porandakan
rencana masa depan yang hendak kuraih bersamamu
Semua hancur berserakan
laksana gelas kaca
yang jatuh di atas lantai keramik
tak mungkin bisa diperbaiki lagi
Rona-rona bahagia yang selalu
terpancar dari raut wajahmu kala itu
Bias bias kegembiraan yang nampak
dari gerak tubuhmu
kini berubah menjadi mimpi burukku
yang terus menghantuiku setiap malam
Setiap kali angin malam menyentuh tubuhku..
Kala Lampu Jalan Mulai Menyala
Lampu jalan di perempatan itu
mulai menyala redup
pertanda malam telah tiba
Sinarnya yang temaram
mengingatkanku akan hubungan cinta kita
yang berakhir suram
Di bawah lampu jalan yang temaram itu pula
kita memutuskan untuk berpisah jalan
menempuh jalan hidup masing-masing
sesuai kehendak hati
Aku tidak bisa menerima
kenyataan bahwa engkau ternyata mencintai
orang lain
selain diriku
Tidak ada pilihan lain bagi diriku
untuk merelakanmu pergi melanjutkan cinta kasihmu bersamanya
Aku tidak bisa menerima pengkhianatan
yang terus terjadi di depan mataku
Perpisahan di bawah lampu jalan yang temaram
adalah jalan terbaik bagi kita berdua