Bagaimanapun, pendidikan memegang peranan penting dalam proses kemajuan sebuah bangsa. Apabila pendidikan sebuah bangsa baik, hampir bisa dipastikan negara akan mengalami kemajuan pesat. Tidak heran pada zaman penjajahan Belanda dahulu, tokoh-tokoh sekelas Ki Hajar Dewantara bersusah payah mendirikan Taman Siswa. Ada lagi tokoh bernama Tan Malaka yang mati-matian mendidik para buruh untuk bisa mengenyam pendidikan meskipun hanya sekadar baca tulis.
Apalagi pada zaman sekarang, pendidikan tetap merupakan hal terpenting yang harus dipenuhi oleh manusia Indonesia. Dengan pendidikan, baik pendidikan karakter maupun pendidikan yang bersifat mendidik akal pikiran, diharapkan akan lahir generasi baru bangsa Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan tidak semena-mena terhadap sesama manusia. Pun, pada saat yang sama, mereka juga menguasai kecerdasan IQ, EQ maupun SQ.
Untuk mencerdaskan akal, orang perlu belajar Matematika atau IPA, sementara untuk mencerdaskan jiwa atau hati kita perlu belajar agama atau sastra. Kali ini, akan saya bagikan puisi pendek tentang pendidikan hasil karya saya, Arif Rahmawan.
Apalagi pada zaman sekarang, pendidikan tetap merupakan hal terpenting yang harus dipenuhi oleh manusia Indonesia. Dengan pendidikan, baik pendidikan karakter maupun pendidikan yang bersifat mendidik akal pikiran, diharapkan akan lahir generasi baru bangsa Indonesia yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan tidak semena-mena terhadap sesama manusia. Pun, pada saat yang sama, mereka juga menguasai kecerdasan IQ, EQ maupun SQ.
Untuk mencerdaskan akal, orang perlu belajar Matematika atau IPA, sementara untuk mencerdaskan jiwa atau hati kita perlu belajar agama atau sastra. Kali ini, akan saya bagikan puisi pendek tentang pendidikan hasil karya saya, Arif Rahmawan.
Tentang Bangku Sekolah
Potongan-potongan kayu jati
ditata sedemikian rupa
sehingga menjadi barang baru
bernama bangku sekolah
Itulah benda
yang selalu menemaniku
selama menempuh pendidikan
di Sekolah Dasar ini
Di bangku itu
aku duduk
menyimak pelajaran dari para Guru
gelisah saat menanti istirahat
cemas ketika mendadak kebelet pipis
dan
bersorak gembira saat bel pulang berbunyi
Papan Tulis di ruang Kelas
Papan tulis kayu itu
jadi saksi
ketika aku
terpaku di depan kelas
Saat Ibu Guru
menyuruhku menyanyi
keringat dingin
membasahi seluruh tubuh
kala aku lihat wajah-wajah
temanku
yang duduk hening di depanku
mereka seperti sedang menungguku
menangis
karena ketakutan
di depan kelas
Papan Tulis jadi saksi
Belajar Itu Mudah
Belajar itu mudah
yang susah adalah kemauan
untuk belajar
Belajar hanyalah
mendengarkan bu Guru
bercerita
lalu
membaca buku
menghafal
memahami
lalu
bisa menjelaskan
kembali isi buku
yang dipelajari
Itulah yang harus diulang-ulang
selama berhari-hari
bertahun-tahun
Apanya yang susah?
yang susah adalah kemauan
Sekolah (Seharusnya) Gratis
Gratis itu artinya
tidak mengeluarkan uang sepeserpun
Kalau pemerintah sudah menetapkan
sekolah itu gratis
berarti rakyat tidak perlu membayar
sepeserpun
Untuk membangun gedung
untuk membangun ini
itu dan ini itu
Kalau pemerintah sudah
menggratiskan sekolah
namun masih saja ada sekolah
yang memalak muridnya
berarti Sekolah itu tidak gratis
Jangan bawa-bawa alasan
ini itu untuk menghalalkan
pemalakan terhadap siswa
Jangan gunakan tipu muslihat
untuk memalak wali murid
Kalau sekolah sudah gratis
rakyat bisa menggunakan
uangnya untuk kebutuhan lain
Untuk makan
untuk tamasya
untuk berbahagia
Tapi, pemerintah mana
yang mengatakan sekolah itu gratis ?
Salam Hormat untuk Guruku
Guruku
aku tak peduli
berapa umurmu
berapa gajimu
atau
apa agamamu
yang jelas
engkau telah bersedia
bekerja secara profesional
untuk mendidikku
melatihku
dan mengajariku
Engkau
sudah ditakdirkan Tuhan
untuk menjadi penuntun jalanku
Engkau sudah ditakdirkan Tuhan
untuk berperan dalam sejarah kehidupanku
Salam Hormatku Guruku