Marah adalah akumulasi dari kejengkelan yang terus menerus dan tidak dapat ditahan lagi. Sikap marah terlihat dari raut wajah, nada suara dan gerak tubuh. Penyebabnya tentu bermacam-macam. Ada yang karena jengkel dengan anak, istri, tetangga atau orang lain.
Kejengkelan tersebut terjadi karena apa yang dikehendaki tidak tercapai atau karena terjadinya hal-hal yang diluar dugaan si pelaku.
Kali ini, saya akan menulis rangkaian puisi bertema kemarahan. Silakan dibaca perlahan-lahan.
Di atas sana para pejabat yang korup
dengan kecerdasannya sedang rapat penting
dengan tujuan menggarong uang negara
tanpa ampun
di bawah sini, rakyat jelata
juga sedang berkumpul
tapi bukan akan menggarong uang negara
melainkan sedang berembug untuk memilih
para pemimpin yang menurut mereka jujur dan amanah
Di atas sana para calon pemimpin
memoles wajah dan tubuh mereka
dengan bedak tebal kepalsuan
sehingga membuat mereka terlihat jujur dan amanah
di bawah sini rakyat akhirnya memilih mereka
yang terlihat jujur dan amanah
untuk memimpin mereka
selama lima tahun
di atas sana para pemimpin
terus saja menggarong uang negara
dengan bersembunyi di balik wajah jujur dan santun mereka
Rakyat kemudian marah setelah mengetahui
bahwa mereka ditipu mentah-mentah
rakyat yang marah mendatangi para pejabat korup
berharap mereka mengembalikan uang negara
tapi rakyat tak punya bukti
Rakyat yang marah
hanya bisa marah sendiri
mengapa semua ini bisa terjadi
Sudah lama aku curiga kepada kesetiaanmu, kekasihku
Kau katakan bahwa kepergianmu adalah demi tugas negara
kau katakan juga, perempuan itu adalah hanya rekan kerja
Tapi aku diam-diam memendam rasa cemburu
kepadanya
Kecurigaan dan kecemburuanku ternyata benar
ketika tanpa sengaja
aku melihat percakapanmu dengannya
di pesan media sosial
Saat kubertanya kau hanya mengelak dan mengelak
baru ketika kusodori bukti
kau kemukakan berbagai alasan yang kau anggap masuk akal
Kepercayaanku runtuh sudah kepadamu
kau memilih menyandarkan kelelahanmu
dan kesedihanmu
kepadanya
Kemarahanku sudah terakumulasi sedemikian rupa
Kini kuserahkan semua keputusan kepadamu
kita selesaikan permasalahan ini dengan cara
kau mengakhiri hubunganmu dengannya
atau kau akhiri saja hubunganku denganmu?
Silakan putuskan ?
Wajahku merah padam
api kemarahan di dalam dadaku menyala-nyala
mendengar kau terus saja membohongiku
Kalian berdua terus saja bermain sandiwara
Aku tidak habis pikir
bagaimana mungkin,
sebagai seorang yang kuanggap sahabat sejati
tega-teganya kau mengkhianatiku
Tanpa sepengetahuanku
kau menjalin cinta dengan kekasihku
Kalian berdua benar-benar
manusia rendah
dan tidak memiliki integritas
terhadap sebuah hubungan
Aku merasa seperti mak comblang
yang menjodohkan kalian berdua
aku sudah tidak bisa menerima pengkhianatan
seperti ini
Pergilah kalian berdua dari hadapanku
biarkan aku menjalani hidup
tanpa harus melihat wajah kalian lagi
Kejengkelan tersebut terjadi karena apa yang dikehendaki tidak tercapai atau karena terjadinya hal-hal yang diluar dugaan si pelaku.
Kali ini, saya akan menulis rangkaian puisi bertema kemarahan. Silakan dibaca perlahan-lahan.
Rakyat Hanya Bisa Marah-Marah sendiri
Di atas sana para pejabat yang korup
dengan kecerdasannya sedang rapat penting
dengan tujuan menggarong uang negara
tanpa ampun
di bawah sini, rakyat jelata
juga sedang berkumpul
tapi bukan akan menggarong uang negara
melainkan sedang berembug untuk memilih
para pemimpin yang menurut mereka jujur dan amanah
Di atas sana para calon pemimpin
memoles wajah dan tubuh mereka
dengan bedak tebal kepalsuan
sehingga membuat mereka terlihat jujur dan amanah
di bawah sini rakyat akhirnya memilih mereka
yang terlihat jujur dan amanah
untuk memimpin mereka
selama lima tahun
di atas sana para pemimpin
terus saja menggarong uang negara
dengan bersembunyi di balik wajah jujur dan santun mereka
Rakyat kemudian marah setelah mengetahui
bahwa mereka ditipu mentah-mentah
rakyat yang marah mendatangi para pejabat korup
berharap mereka mengembalikan uang negara
tapi rakyat tak punya bukti
Rakyat yang marah
hanya bisa marah sendiri
mengapa semua ini bisa terjadi
Lebih Baik Kau Pergi
Sudah lama aku curiga kepada kesetiaanmu, kekasihku
Kau katakan bahwa kepergianmu adalah demi tugas negara
kau katakan juga, perempuan itu adalah hanya rekan kerja
Tapi aku diam-diam memendam rasa cemburu
kepadanya
Kecurigaan dan kecemburuanku ternyata benar
ketika tanpa sengaja
aku melihat percakapanmu dengannya
di pesan media sosial
Saat kubertanya kau hanya mengelak dan mengelak
baru ketika kusodori bukti
kau kemukakan berbagai alasan yang kau anggap masuk akal
Kepercayaanku runtuh sudah kepadamu
kau memilih menyandarkan kelelahanmu
dan kesedihanmu
kepadanya
Kemarahanku sudah terakumulasi sedemikian rupa
Kini kuserahkan semua keputusan kepadamu
kita selesaikan permasalahan ini dengan cara
kau mengakhiri hubunganmu dengannya
atau kau akhiri saja hubunganku denganmu?
Silakan putuskan ?
Saatnya Kuakhiri Hubungan ini
Wajahku merah padam
api kemarahan di dalam dadaku menyala-nyala
mendengar kau terus saja membohongiku
Kalian berdua terus saja bermain sandiwara
Aku tidak habis pikir
bagaimana mungkin,
sebagai seorang yang kuanggap sahabat sejati
tega-teganya kau mengkhianatiku
Tanpa sepengetahuanku
kau menjalin cinta dengan kekasihku
Kalian berdua benar-benar
manusia rendah
dan tidak memiliki integritas
terhadap sebuah hubungan
Aku merasa seperti mak comblang
yang menjodohkan kalian berdua
aku sudah tidak bisa menerima pengkhianatan
seperti ini
Pergilah kalian berdua dari hadapanku
biarkan aku menjalani hidup
tanpa harus melihat wajah kalian lagi