Bulan September menjadi bulan paling dikenang oleh seluruh putra-putri bangsa ini sebagai bulan penuh konflik dan penuh darah. Bagaimana tidak, setelah Pak Harto mewajibkan TVRI menayangkan film pengkhianatan G 30 S PKI, yang berisi peristiwa gugurnya delapan pahlawan yang dibunuh di Lubang buaya, masyarakat Indonesia menjadi hafal peristiwa 1965.
Adalah tujuh Jenderal yang gugur secara mengenaskan sebagai pahlawan Revolusi yang oleh berbagai sumber dilakukan oleh PKI. Rasa duka mendalam dirasakan seluruh elemen bangsa atas gugurnya delapan Pahlawan revolusi tersebut.
Di bawah ini kumpulan Puisi mengenang gugurnya Pahlawan Revolusi
Enam jenderal Tentara Nasional Indonesia
dan satu jasad seorang Polisi
serta satu jasad perwira muda
gugur
Air mata duka mengalir
menganak sungai
membasahi pipi sang burung garuda
Oh, duka lara
meliputi penjuru nusantara
awan gelap memenuhi
langit Indonesia
Enam Jenderal itu
menjadi tumbal
ambisi dan keserakahan
serta nafsu berkuasa
dari sekelompok anak bangsa
nyawa para Jenderal
dihilangkan paksa
demi meraih tujuan
melalui cara-cara yang tak berperi kemanusiaan
Putra-putri terbaik bangsa gugur
bersimbah warna merah
menjadi korban
rencana keji
yang disusun
pada malam-malam
gelap
dingin
dan sunyi
Satu Oktober enam lima
peristiwa tragis
bagi Pahlawan Revolusi
dan seluruh penjuru Indonesia
membayangkan peristiwa keji
yang pernah terjadi
Tuhan,
pagi itu
satu oktober tahun enam lima
delapan putra terbaik negeri ini
ditemukan telah meninggal dunia
nyawa mereka dihilangkan paksa
entah oleh siapa
mereka gugur oleh perbuatan
sekelompok massa
yang haus kekuasaan
Namun, haruskah tangga kekuasaan selalu berlumur darah ?
Tuhan, hanya doa kami panjatkan
berharap lapangkanlah kubur para pahlawan revolusi
yang gugur karena kerasnya perebutan kekuasaan
pada tahun enam lima
Ampunilah dosa-dosa mereka
dan tabahkanlah hati putra-putri
anak cucu mereka
Amin
Adalah tujuh Jenderal yang gugur secara mengenaskan sebagai pahlawan Revolusi yang oleh berbagai sumber dilakukan oleh PKI. Rasa duka mendalam dirasakan seluruh elemen bangsa atas gugurnya delapan Pahlawan revolusi tersebut.
Di bawah ini kumpulan Puisi mengenang gugurnya Pahlawan Revolusi
Semua Puisi di bawah ini merupakan karya: Arif Rahmawan
Satu Oktober Enam Lima
Pagi buta,Enam jenderal Tentara Nasional Indonesia
dan satu jasad seorang Polisi
serta satu jasad perwira muda
gugur
Air mata duka mengalir
menganak sungai
membasahi pipi sang burung garuda
Oh, duka lara
meliputi penjuru nusantara
awan gelap memenuhi
langit Indonesia
Enam Jenderal itu
menjadi tumbal
ambisi dan keserakahan
serta nafsu berkuasa
dari sekelompok anak bangsa
nyawa para Jenderal
dihilangkan paksa
demi meraih tujuan
melalui cara-cara yang tak berperi kemanusiaan
bersimbah warna merah
menjadi korban
rencana keji
yang disusun
pada malam-malam
gelap
dingin
dan sunyi
Satu Oktober enam lima
peristiwa tragis
bagi Pahlawan Revolusi
dan seluruh penjuru Indonesia
Doa kami Untukmu, Sang Pahlawan Revolusi
Pedih rasanya hati kamimembayangkan peristiwa keji
yang pernah terjadi
Tuhan,
pagi itu
satu oktober tahun enam lima
delapan putra terbaik negeri ini
ditemukan telah meninggal dunia
nyawa mereka dihilangkan paksa
entah oleh siapa
mereka gugur oleh perbuatan
sekelompok massa
yang haus kekuasaan
Namun, haruskah tangga kekuasaan selalu berlumur darah ?
Tuhan, hanya doa kami panjatkan
berharap lapangkanlah kubur para pahlawan revolusi
yang gugur karena kerasnya perebutan kekuasaan
pada tahun enam lima
Ampunilah dosa-dosa mereka
dan tabahkanlah hati putra-putri
anak cucu mereka
Amin