Rasanya, tidak akan habis kata untuk melukiskan betapa mulianya sosok ibu yang dengan penuh kasih sayang merawat putra-putrinya. Dalam ajaran agama Islam, Ibu merupakan sosok yang harus dimuliakan sebelum ayah. Bahkan nama Ibu diulang sebanyak tiga kali, baru kemudian ayah. Saya yakin dalam berbagai khazanah budaya di manapun, Ibu adalah sosok manusia terpenting di alam semesta ini.
Karena itu, dengan segala kemuliaan yang melekat pada sosok ibu, menjadi tugas berat bagi seorang ibu untuk menjalani peran tersebut dengan penuh keikhlasan. Ibu harus mengandung putra-putrinya selama sembilan bulan, lalu menyusuinya, merawatnya hingga beranjak remaja. Itulah peran Ibu.
Untuk mengabadikan segala kemuliaan tentang sosok Ibu, dan dalam rangka hari IBu 22 Desember 2017, saya merasa perlu merangkai kata sebagai wujud rasa takzim saya kepada Ibu.
Terkenang aku akan masa kecilku
yang penuh dengan kegembiraan
Terbayang olehku
kasih sayang yang diberikan oleh ibuku
Dengan sabar beliau
selalu mendongengkan cerita
pengantar tidur
hingga kemudian perlahan-lahan
mataku terpejam
kemudian tertidur pulas
Ketika aku bersekolah
setiap pagi
Ibu selalu membuatkanku sarapan
yang menunya masih aku ingat sampai sekarang
Ibu, sekarang putramu ini
telah dewasa dan memiliki keluarga sendiri
Aku tak akan mungkin bisa melupakan
jasa-jasamu
bahkan aku tak akan mungkin bisa
membalas semua kebaikanmu
kepadaku
Hari ini aku membersihkan lemari pakaianku
tanpa sengaja aku menemukan sepotong baju kesayangan Ibu
Aku masih mengingat dengan jelas baju itu
dulu, ketika aku masih kecil
saat sedang bermain dengan teman-teman
ada seorang anak yang membuatku menangis
Aku berlari ke dalam rumah
seketika kupeluk ibuku
Aku usapkan air mataku di baju ibu
Dengan lembut Ibu mengelus kepalaku
dan menghiburku
Namun aku makin kencang memeluk ibuku
Baju itulah yang baru saja aku temukan
di lemari pakaianku
Baju itu tidak sengaja tertinggal di rumahku
ketika pada suatu hari
Ibu bertandang ke rumahku
Esok hari, aku berjanji
akan mengajak anak istri
datang ke rumah Ibu di kampung
Mama, tubuh ringkihmu
tergolek lemah di ranjang rumah sakit
dengan infus yang bergelantung di sisi ranjang
engkau tetap memaksan diri untuk tersenyum
Semalam,
kami membawamu ke tempat itu
karena tiba-tiba tubuhmu menggigil
dan suhu tubuhmu sangat panas
Engkau juga mengatakan bahwa kepala
rasanya sakit sekali
Di kamar rumah sakit
Aku menunggu agar engkau cepat sembuh
Kupegang tanganmu yang begitu kurus
Aku teringat ketika dulu
aku menderita sakit
engkau dengan sabar
selalu menemaniku
menyuapiku
dan selalu menghiburku
agar tidak takut dengan jarum suntik
Sekarang, engkaulah yang harus terbaring
sebagai seorang pesakitan
Kuberharap semoga engkau cepat sembuh, Mama
Karena itu, dengan segala kemuliaan yang melekat pada sosok ibu, menjadi tugas berat bagi seorang ibu untuk menjalani peran tersebut dengan penuh keikhlasan. Ibu harus mengandung putra-putrinya selama sembilan bulan, lalu menyusuinya, merawatnya hingga beranjak remaja. Itulah peran Ibu.
Untuk mengabadikan segala kemuliaan tentang sosok Ibu, dan dalam rangka hari IBu 22 Desember 2017, saya merasa perlu merangkai kata sebagai wujud rasa takzim saya kepada Ibu.
Inginku Mengulang Masa Kecil
Terkenang aku akan masa kecilku
yang penuh dengan kegembiraan
Terbayang olehku
kasih sayang yang diberikan oleh ibuku
Dengan sabar beliau
selalu mendongengkan cerita
pengantar tidur
hingga kemudian perlahan-lahan
mataku terpejam
kemudian tertidur pulas
Ketika aku bersekolah
setiap pagi
Ibu selalu membuatkanku sarapan
yang menunya masih aku ingat sampai sekarang
Ibu, sekarang putramu ini
telah dewasa dan memiliki keluarga sendiri
Aku tak akan mungkin bisa melupakan
jasa-jasamu
bahkan aku tak akan mungkin bisa
membalas semua kebaikanmu
kepadaku
Sepotong baju Kesayangan Ibu
Hari ini aku membersihkan lemari pakaianku
tanpa sengaja aku menemukan sepotong baju kesayangan Ibu
Aku masih mengingat dengan jelas baju itu
dulu, ketika aku masih kecil
saat sedang bermain dengan teman-teman
ada seorang anak yang membuatku menangis
Aku berlari ke dalam rumah
seketika kupeluk ibuku
Aku usapkan air mataku di baju ibu
Dengan lembut Ibu mengelus kepalaku
dan menghiburku
Namun aku makin kencang memeluk ibuku
Baju itulah yang baru saja aku temukan
di lemari pakaianku
Baju itu tidak sengaja tertinggal di rumahku
ketika pada suatu hari
Ibu bertandang ke rumahku
Esok hari, aku berjanji
akan mengajak anak istri
datang ke rumah Ibu di kampung
Mama, Semoga Cepat Sembuh
Mama, tubuh ringkihmu
tergolek lemah di ranjang rumah sakit
dengan infus yang bergelantung di sisi ranjang
engkau tetap memaksan diri untuk tersenyum
Semalam,
kami membawamu ke tempat itu
karena tiba-tiba tubuhmu menggigil
dan suhu tubuhmu sangat panas
Engkau juga mengatakan bahwa kepala
rasanya sakit sekali
Di kamar rumah sakit
Aku menunggu agar engkau cepat sembuh
Kupegang tanganmu yang begitu kurus
Aku teringat ketika dulu
aku menderita sakit
engkau dengan sabar
selalu menemaniku
menyuapiku
dan selalu menghiburku
agar tidak takut dengan jarum suntik
Sekarang, engkaulah yang harus terbaring
sebagai seorang pesakitan
Kuberharap semoga engkau cepat sembuh, Mama