Secara teori dan sudah dibuktikan secara ilmiah, bencana yang disebabkan oleh peristiwa alam terjadi karena alam mencari keseimbangannya sendiri, namun bencana alam merupakan sebuah musibah bagi manusia. Terjadinya bencana alam merupakan sebuah peristiwa yang sama sekali tidak kita inginkan. Termasuk bencana alam banjir yang bahkan menjadi kejadian yang terus melanda beberapa wilayah misalnya Jakarta, Semarang dan beberapa wilayah di sekitar bengawan Solo.
Di bawah ini merupakan kumpulan puisi yang saya tulis untuk menggambarkan bagaimana peristiwa banjir itu terjadi dan betapa bencana banjir telah membawa kesusahan dan kerugian bagi mereka yang mengalami bencana alam tersebut.
Lihatlah, air menggenang di mana-mana
di lapangan
di tempat ibadah
di sekolah
di halaman rumah
di ruang tamu
di dalam kamar
di dapur
dan tentu saja di sungai
Hujan deras mengguyur kota Jakarta
Permukaan air sungai yang hitam legam
perlahan-lahan mulai naik
mengangkat semua sampah di atasnya
Saat hujan bertambah deras
sungai sudah tidak mampu menampung air lagi
airnya mulai meluap ke pinggir sungai
lalu meluber ke rumah-rumah di sekitarnya
hingga ke jalan raya
Akhirnya semua tempat tergenang air
semua tempat menjadi basah
oleh banjir
Hujan deras menyebabkan banjir
hingga menenggelamkan
sebagian rumah
Kasur, sudah dipindah ke atas lemari
arsip penting juga sudah dipindah ke tempat yang aman
Airnya menggenang selama berhari-hari
Kami tidak bisa lagi tinggal lebih lama bersama
Banjir
Kami semua harus mengungsi
Ke tempat yang lebih landai
Banjir menyebabkan penderitaan
Derita Pengungsi Banjir
Bencana banjir memang datang tak pandang bulu
Langit yang terus saja mengguyur bumi
Terakumulasi menjadi air banjir
Berhari-hari dilanda banjir
manusia harus mengungsi
Jangan sampai saudara tinggal di pengungsian
Berdesak-desakan di dalam stadiun
Atau tinggal di dalam tenda-tenda
Tidak bisa berbuat apa-apa
Makan hanya mengharapkan bantuan
Terkadang hanya makan mi instan
Atau nasi yang agak-agak basi
Sungguh cara hidup yang tidak menyenangkan
Diusir banjir ke tempat pengungsian
Banjir bandang melanda kota besar itu
Jalan raya yang beraspal hitam
Mendadak berubah laksana sungai
Banjir bandang itu sungguh dahsyat
Mobil minibus yang sedang parkir
Di jalan raya
Diceburkannya ke sungai
Apalagi cuma sepeda motor
Dan benda-benda kecil di atasnya
Banjir bandang datang tak diundang
Ia hanya tahu hukum alam
Bahwa air harus mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah
Ia tak peduli ada mobil atau
Rumah mewah
Yang jelas
Ia harus lewat dengan segera
Itulah banjir bandang
Ibukota Jakarta sebagai bagian penting dari Indonesia
Memiliki masalah berat yang tak kunjung usai
Banjir
Konon, sudah sejak zaman Belanda
Kota Batavia sudah menjadi langganan banjir
Ada yang bilang penyebanya karena letak Jakarta
Di pinggir laut
Ada juga yang bilang karena banyaknya gedung beton
Dengan pondasi yang menghunjam bumi
Menyebabkan air sudah tidak mampu meresap ke dalam tanah
Semua itu mungkin benar adanya
Namun saat sungai banjir
Sampah bergulung-gulung terbawa arus
Mungkinkah kita bisa mengurangi banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan ?
Agar tidak ada banjir lagi di Jakarta
Di bawah ini merupakan kumpulan puisi yang saya tulis untuk menggambarkan bagaimana peristiwa banjir itu terjadi dan betapa bencana banjir telah membawa kesusahan dan kerugian bagi mereka yang mengalami bencana alam tersebut.
Air Menggenang Di mana-mana
Lihatlah, air menggenang di mana-mana
di lapangan
di tempat ibadah
di sekolah
di halaman rumah
di ruang tamu
di dalam kamar
di dapur
dan tentu saja di sungai
Saat Air Sungai Meluap
Hujan deras mengguyur kota Jakarta
Permukaan air sungai yang hitam legam
perlahan-lahan mulai naik
mengangkat semua sampah di atasnya
Saat hujan bertambah deras
sungai sudah tidak mampu menampung air lagi
airnya mulai meluap ke pinggir sungai
lalu meluber ke rumah-rumah di sekitarnya
hingga ke jalan raya
Akhirnya semua tempat tergenang air
semua tempat menjadi basah
oleh banjir
Kala Air Banjir Tak Kunjung Surut
Hujan deras menyebabkan banjir
hingga menenggelamkan
sebagian rumah
Kasur, sudah dipindah ke atas lemari
arsip penting juga sudah dipindah ke tempat yang aman
Airnya menggenang selama berhari-hari
Kami tidak bisa lagi tinggal lebih lama bersama
Banjir
Kami semua harus mengungsi
Ke tempat yang lebih landai
Banjir menyebabkan penderitaan
Derita Pengungsi Banjir
Bencana banjir memang datang tak pandang bulu
Langit yang terus saja mengguyur bumi
Terakumulasi menjadi air banjir
Berhari-hari dilanda banjir
manusia harus mengungsi
Jangan sampai saudara tinggal di pengungsian
Berdesak-desakan di dalam stadiun
Atau tinggal di dalam tenda-tenda
Tidak bisa berbuat apa-apa
Makan hanya mengharapkan bantuan
Terkadang hanya makan mi instan
Atau nasi yang agak-agak basi
Sungguh cara hidup yang tidak menyenangkan
Diusir banjir ke tempat pengungsian
Banjir Bandang Tak Kenal Ampun
Banjir bandang melanda kota besar itu
Jalan raya yang beraspal hitam
Mendadak berubah laksana sungai
Banjir bandang itu sungguh dahsyat
Mobil minibus yang sedang parkir
Di jalan raya
Diceburkannya ke sungai
Apalagi cuma sepeda motor
Dan benda-benda kecil di atasnya
Banjir bandang datang tak diundang
Ia hanya tahu hukum alam
Bahwa air harus mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah
Ia tak peduli ada mobil atau
Rumah mewah
Yang jelas
Ia harus lewat dengan segera
Itulah banjir bandang
Semoga Tidak Ada Lagi Banjir di Jakarta
Ibukota Jakarta sebagai bagian penting dari Indonesia
Memiliki masalah berat yang tak kunjung usai
Banjir
Konon, sudah sejak zaman Belanda
Kota Batavia sudah menjadi langganan banjir
Ada yang bilang penyebanya karena letak Jakarta
Di pinggir laut
Ada juga yang bilang karena banyaknya gedung beton
Dengan pondasi yang menghunjam bumi
Menyebabkan air sudah tidak mampu meresap ke dalam tanah
Semua itu mungkin benar adanya
Namun saat sungai banjir
Sampah bergulung-gulung terbawa arus
Mungkinkah kita bisa mengurangi banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan ?
Agar tidak ada banjir lagi di Jakarta