Menulis puisi ibarat memotret sebuah peristiwa dan menyajikannya kembali dalam bentuk kata-kata. Kata-kata itulah nanti yang akan dinikmati oleh para pembaca puisi. Karena disajikan dalam kata-kata, tiap-tiap pembaca memiliki interpretasi yang mungkin akan saling berbeda antara satu dengan lainnya.
Kali ini saya akan memotret pagi, sebuah waktu yang menandai kehidupan yang baru. Waktu yang berlangsung setelah waktu fajar. Pagi menandai dimulainya aktivitas manusia, entah itu bekerja, bersekolah bahkan ketika tidak melakukan apapun.
Apapun itu, mari kita sambut pagi dengan senyum cerah. Hadapilah pagi dengan semangat secerah mentari. Puisi ini, akan mengawali semua proses itu.
Dari jendela kamar yang baru saja aku buka
hawa sejuk dari luar rumah
berhembus
menyergap masuk
Untuk sesaat kunikmati kesejukan itu
dengan memejamkan mata
Di atas sana
sinar mentari dengan warnanya yang kekuningan
menerangi seluruh alam semesta
dengan kehangatan dan kehidupan
Sinar mentari telah datang
membawa kehidupan baru
bagi seluruh makhluk
membangkitkan semangat baru
bagi umat manusia untuk terus berkarya
sesuai bidang yang digelutinya
Mentari pagi yang cerah
menerbitkan harapan baru
bagi insan-insan yang dirundung keputus asaan
Mentari pagi yang cerah
mengakhiri mimpi malam
dengan sejuta kenyataan yang
siap menanti hari berganti
Mentari pagi menyapa, semangat pagi pun datang
Kegelapan yang menyelimuti semesta
telah sepenuhnya lenyap
Langit yang sebelumnya berwarna hitam
kin telah berwarna putih biru
dengan awan berarak yang menghiasainya
Cahaya terang memancar dari sang surya
yang terbit di ufuk timur
mengantar pagi tiba di hadapan kita
Setelah semalaman tak menemui kita
Sang surya yang perkasa
kembali menebarkan cahayanya
Ia datang untuk menebarkan secercah harapan
bagi insan di dunia
Sang surya,
memantik api semangat
di dalam dada bagi siapa saja yang menyambutnya
dengan gembira
dan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa
suara kokok ayam jantan telah terdengar bertalu-talu
sejak fajar
Ia sedang memanggil sang mentari agar segera
menjumpainya
kegelapan yang mengurungnya semalaman
membuatnya selalu merindukan
sinar mentari yang selalu datang menjumpai
setiap pagi
Perlahan-lahan
semburat merah muncul di ufuk timur
suara kokok ayam jantan makin sering terdengar
sang ayam gembira sangat
melihat secercah cahaya mulai muncul
kegelapan akan segera lenyap
berganti pagi
Saat bulat sang mentari terlihat penuh di
ufuk timur
bukan hanya ayam jantan yang riang
suara burung-burung di pepohonan
mulai bersahut-sahutan
Oh mentari,
kehadiranmu selalu ditunggu dan disambut dengan riang gembira
oleh sang ayam yang berkokok
dan burung-burung yang bercuit-cuitan
Juga insan manusia yang bersiap menyambut kehidupan
para petani
karyawan
dan mereka
dengan semangat yang menyala-nyala di dalam dada
mentari pagi selalu dirindukan
Kali ini saya akan memotret pagi, sebuah waktu yang menandai kehidupan yang baru. Waktu yang berlangsung setelah waktu fajar. Pagi menandai dimulainya aktivitas manusia, entah itu bekerja, bersekolah bahkan ketika tidak melakukan apapun.
Apapun itu, mari kita sambut pagi dengan senyum cerah. Hadapilah pagi dengan semangat secerah mentari. Puisi ini, akan mengawali semua proses itu.
Mentari Pagi Menyapa, Semangat pun Datang
Dari jendela kamar yang baru saja aku buka
hawa sejuk dari luar rumah
berhembus
menyergap masuk
Untuk sesaat kunikmati kesejukan itu
dengan memejamkan mata
Di atas sana
sinar mentari dengan warnanya yang kekuningan
menerangi seluruh alam semesta
dengan kehangatan dan kehidupan
Sinar mentari telah datang
membawa kehidupan baru
bagi seluruh makhluk
membangkitkan semangat baru
bagi umat manusia untuk terus berkarya
sesuai bidang yang digelutinya
Mentari pagi yang cerah
menerbitkan harapan baru
bagi insan-insan yang dirundung keputus asaan
Mentari pagi yang cerah
mengakhiri mimpi malam
dengan sejuta kenyataan yang
siap menanti hari berganti
Mentari pagi menyapa, semangat pagi pun datang
Selamat pagi, sang surya
Kegelapan yang menyelimuti semesta
telah sepenuhnya lenyap
Langit yang sebelumnya berwarna hitam
kin telah berwarna putih biru
dengan awan berarak yang menghiasainya
Cahaya terang memancar dari sang surya
yang terbit di ufuk timur
mengantar pagi tiba di hadapan kita
Setelah semalaman tak menemui kita
Sang surya yang perkasa
kembali menebarkan cahayanya
Ia datang untuk menebarkan secercah harapan
bagi insan di dunia
Sang surya,
memantik api semangat
di dalam dada bagi siapa saja yang menyambutnya
dengan gembira
dan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa
Sang Mentari yang dirindukan
suara kokok ayam jantan telah terdengar bertalu-talu
sejak fajar
Ia sedang memanggil sang mentari agar segera
menjumpainya
kegelapan yang mengurungnya semalaman
membuatnya selalu merindukan
sinar mentari yang selalu datang menjumpai
setiap pagi
Perlahan-lahan
semburat merah muncul di ufuk timur
suara kokok ayam jantan makin sering terdengar
sang ayam gembira sangat
melihat secercah cahaya mulai muncul
kegelapan akan segera lenyap
berganti pagi
Saat bulat sang mentari terlihat penuh di
ufuk timur
bukan hanya ayam jantan yang riang
suara burung-burung di pepohonan
mulai bersahut-sahutan
Oh mentari,
kehadiranmu selalu ditunggu dan disambut dengan riang gembira
oleh sang ayam yang berkokok
dan burung-burung yang bercuit-cuitan
Juga insan manusia yang bersiap menyambut kehidupan
para petani
karyawan
dan mereka
dengan semangat yang menyala-nyala di dalam dada
mentari pagi selalu dirindukan