Petani merupakan sebuah salah satu jenis pekerjaan yang cukup tua di Indonesia. Hal tersebut bisa terjadi karena Indonesia memiliki tanah yang subur sehingga mayoritas penduduknya bekerja mengolah sawah atau ladang. Biasanya pekerjaan petani merupakan pekerjaan yang bisa diwariskan. Misalnya ada seorang yang memiliki sawah, biasanya ia akan mengajak anaknya pergi ke sawah meskipun hanya sekadar membantu dengan pekerjaan ringan.
Sebagai wujud penghargaan saya, meskipun mungkin tidak berdampak pada para petani, izinkan saya membuat puisi tentang para petani di Indonesia. Puisi ini saya buat khusus untuk Anak-anak SD dan SMP
Di desaku yang damai
sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani
kegiatan mereka sehari-hari
adalah pergi ke sawah
setiap pagi buta
sehabis menunaikan salat subuh
dengan bertelanjang kaki
dan cangkul di pundak
Pak Tani berangkat ke sawah
Di sana, Pak Tani segera bekerja keras
dengan mengayunkan cangkulnya
berkali-kali
hingga tanah yang semula padat
menjadi gembur
Pak Tani pulang
setelah matahari yang bersinar
di atas kepala
mulai meninggi
Pada siang hari
Pak Tani beristirahat sebentar
kemudian berangkat lagi ke sawah
Sungguh Pak Tani
selalu bekerja keras setiap hari
Hari ini
dengan riang
Ibu Tani berangkat ke sawah
tiba saatnya untuk memanen cabe
yang ditanam dengan susah payah
Tiba di sawah
dengan cekatan
Ibu Tani memetik pohon cabe
kemudian memasukkan
ke dalam selendang besar
yang diubah menjadi kantung
penyimpan cabe.
Setelah agak siang
Ibu Tani pun pulang
beristirahat sebentar
siang harinya berangkat lagi
ke sawah
untuk memetik buah cabe
sore harinya cabe sudah siap dijual
jika harga tinggi
Ibu Tani senang sekali
namun jika harga rendah
Ibu Tani jadi sedih
Pagi yang berkabut
dan sinar mentari yang baru saja memendar
adalah sahabat setiamu kala pagi hari
Berjalan dengan langkah pasti
kau arahkan kakimu menuju ke sawahmu
Disanalah engkau kerahkan seluruh tenagamu
juga harapanmu agar kerja keras yang berlangsung setiap hari
memberikan kebahagiaan bagi anak istri tercinta
panas Terik menjadi sahabatmu
setiap hari
Cahayanya yang panas
membuat kulitmu hitam
namun berbekal cinta dan harapan
kau tetap bekerja keras di sawah
Pak Tani, semoga semua jerih lelahmu
benar benar menularkan kebahagiaan
bagi anak istri tercinta
Akhirnya tiba juga saatnya
untuk memanen padi
yang ditanam beberapa bulan yang lalu
Dengan sabit engkau potong satu demi satu
pohon padi yang sudah menguning
kemudian engkau letakkan di atas selembar
karung
Kemudian engkau kumpulkan menjadi
satu di pinggir sawah, untuk kemudian digiling
dengan mesin yang akan memisahkan antara padi dan pohonnya
Setelah selesai proses pemisahan
tiba saatnya untuk mengangkut puluhan karung berisi padi
ke halaman rumah untuk dijemur
Setelah kering, engkasu bagi padimu menjadi dua
sebagian untuk dijual
sebagiannya lagi disimpan
untuk makan sehari-hari
Selamat Panen Raya Pak Tani !
Sebagai wujud penghargaan saya, meskipun mungkin tidak berdampak pada para petani, izinkan saya membuat puisi tentang para petani di Indonesia. Puisi ini saya buat khusus untuk Anak-anak SD dan SMP
Pak Tani yang Bekerja Keras di Sawah
Di desaku yang damai
sebagian besar penduduknya
bekerja sebagai petani
kegiatan mereka sehari-hari
adalah pergi ke sawah
setiap pagi buta
sehabis menunaikan salat subuh
dengan bertelanjang kaki
dan cangkul di pundak
Pak Tani berangkat ke sawah
Di sana, Pak Tani segera bekerja keras
dengan mengayunkan cangkulnya
berkali-kali
hingga tanah yang semula padat
menjadi gembur
Pak Tani pulang
setelah matahari yang bersinar
di atas kepala
mulai meninggi
Pada siang hari
Pak Tani beristirahat sebentar
kemudian berangkat lagi ke sawah
Sungguh Pak Tani
selalu bekerja keras setiap hari
Harga Cabe naik, Ibu Tani sungguh senang
Hari ini
dengan riang
Ibu Tani berangkat ke sawah
tiba saatnya untuk memanen cabe
yang ditanam dengan susah payah
Tiba di sawah
dengan cekatan
Ibu Tani memetik pohon cabe
kemudian memasukkan
ke dalam selendang besar
yang diubah menjadi kantung
penyimpan cabe.
Setelah agak siang
Ibu Tani pun pulang
beristirahat sebentar
siang harinya berangkat lagi
ke sawah
untuk memetik buah cabe
sore harinya cabe sudah siap dijual
jika harga tinggi
Ibu Tani senang sekali
namun jika harga rendah
Ibu Tani jadi sedih
Panas Terik adalah Sahabat Petani
Pagi yang berkabut
dan sinar mentari yang baru saja memendar
adalah sahabat setiamu kala pagi hari
Berjalan dengan langkah pasti
kau arahkan kakimu menuju ke sawahmu
Disanalah engkau kerahkan seluruh tenagamu
juga harapanmu agar kerja keras yang berlangsung setiap hari
memberikan kebahagiaan bagi anak istri tercinta
panas Terik menjadi sahabatmu
setiap hari
Cahayanya yang panas
membuat kulitmu hitam
namun berbekal cinta dan harapan
kau tetap bekerja keras di sawah
Pak Tani, semoga semua jerih lelahmu
benar benar menularkan kebahagiaan
bagi anak istri tercinta
Pak Tani Panen Padi
Akhirnya tiba juga saatnya
untuk memanen padi
yang ditanam beberapa bulan yang lalu
Dengan sabit engkau potong satu demi satu
pohon padi yang sudah menguning
kemudian engkau letakkan di atas selembar
karung
Kemudian engkau kumpulkan menjadi
satu di pinggir sawah, untuk kemudian digiling
dengan mesin yang akan memisahkan antara padi dan pohonnya
Setelah selesai proses pemisahan
tiba saatnya untuk mengangkut puluhan karung berisi padi
ke halaman rumah untuk dijemur
Setelah kering, engkasu bagi padimu menjadi dua
sebagian untuk dijual
sebagiannya lagi disimpan
untuk makan sehari-hari
Selamat Panen Raya Pak Tani !