Selasa, 13 Agustus 2019

Kegiatan 2 Melanjutkan Cerpen Sepatu Butut

Soal dan jawaban dari kegiatan 2 dalam buku bahasa Indonesia Kurikulum 2013 SMP/ MTs Kelas 9 pada halaman 84. Peserta didik diminta untuk melanjutkan cerpen berjudul Sepatu Butut.

Agar lebih jelas silakan perhatian soal dan jawaban di bawah ini !



Soal:

Kegiatan 2: Melanjutkan cerpen

Melanjutkan cerpen
Lanjutkan cerpen "Sepatu Butut" ini secara bebas. Alur yang diputus adalah yang menuju bagian klimaks: membuang sepatu butut atau tidak. Apa keputusannya dan bagaimana melakukannya? Selanjutnya tentukan bagaimana cerita berakhir.

Sepatu Butut
Cerpen Ely Chandra Perangin-angin

Entah sudah berapa kali aku mengatakan padanya untuk mengganti sepatu bututnya itu. Kalau sepatu itu masih layak pakai sih mungkin tidak apa-apa. tetapi sepatu itu sudah kelihatan sangat kumal, jauh dari kategori layak pakai. Walaupun orang tua kami bukanlah orang yang kaya. tetapi kurasa mereka masih mampu membelikan Andi sebuah sepatu baru yang lebih Iayak pakai.

Entah mengapa pula. hanya aku yang selalu memperhatikan sepatu bututnya Andi. Sepatu butut itu begitu menggangu pandanganku. Orang tua kami tidak pernah protes kalau Andi menggenakan sepalu butut itu lagi.

Pagi ini kami akan berangkat sekolah. Lagi-lagi sepatu butut itu Iagi yang kuperhatikan. Tidak ada yang lain yang kuperhatikan dari Andi. Aku jadi malas bila berjalan dengannya. Aku malu bila harus berjalan dengannya. Seperti berjalan dengan seorang gembel.

Sepatu butut itu begitu mengganggu pikiranku kenapa Andi tidak minta sepatu baru saja biar keren seperti teman-temannya, si Ivan dengan sepatu ketsnya, atau seperti Dodi dengan sepatu sportnya?

Di suatu malam, aku berpikir untuk menyingkirkan sepatu butut itu. Aku berencana membuangnya di hari Sabtu malam, karena kutahu ia akan mencucinya di hari Minggu. Jadi kalau di hari Minggu ia tidak menemukannya, masih ada kesempatan untuk membeli yang baru sehingga ia masih bisa masuk di hari Seninnya.

Untuk membuang sepatu butut tentu saja tidak memerlukan rencana yang rumit. cukup sederhana saja pasti aku bisa melakukannya, hanya tinggal menunggu Andi tidur di malam hari, dan kemudian aku tinggal menjalankan misinya. Hari yang kunantikan pun tiba. Segera aku bersiap menjalankan misiku. Kulihat Andi sedang tidak ada di rumah.

..................................

Jawab:

Kelanjutannya

Aku segera keluar dari kamarku, kulihat jam dinding di tembok menunjukan pukul 20.00. Aku menghela nafas panjang, biasanya Andi bermain hingga pukul 22.00. Ayah membiarkan Andi bermain selarut itu karena mengetahui bahwa besok adalah hari Minggu, hari libur.

Perlahan-lahan aku melangkahkan kaki menuju rak sepatu yang terletak tidak jauh dari kamarku. Di situlah semua sepatu di keluarga kami diletakkan, baik sepatu ayah, ibu, sepatuku dan sepatu Andi. Tidak berselang lama, aku sudah menemukan sepatu Andi. Dengan cepat, aku ambil sepasang sepatu itu.

Di luar dugaan, tiba-tiba pintu depan dibuka. Alangkah kagetnya aku melihat siapa yang membuka pintu itu. Andi!. Andi terlihat heran melihatku sedang memegang sepasang sepatu kesayangannya. Tertangkap basah, aku mengakui bahwa aku hendak membuang sepatu Andi.

Bukannya marah, Andi justru memeluk aku. Sebagi seorang adik, aku benar-benar merasakan pelukan itu begitu tulus. Kemudian, Andi mengajakku duduk. Ia bercerita mengapa tidak mau menggunakan sepatu lain. Sebenarnya, ia  sedang menabung dari uang saku yang diberikan Ayah setiap hari. Jika sudah terkumpul cukup banyak, ia hendak menggunakan uang tabungannya untuk membeli sepatu baru. Akhirnya sepatu Andi tidak jadi kubuang, tapi kuserahkan kepadanya yang kemudian disimpannya di lemari di dekat pintu masuk dapur.

Baca dan Pahami Cerpen Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan Berikut

Soal dan jawaban dari tugas dalam buku Bahasa Indonesia kurikulum 2013 untuk SMP/ MTs kelas 9 halaman 78. Peserta didik diminta untuk membaca cerpen dan menduga apa isi cerpen tersebut.

Agar lebih jelas, silakan perhatikan soal dan jawaban di bawah ini


Soal

Tugas
Baca dan pahami cerpen" Anak Rajin dan Pohon Pengetahuan" berikut.
- Berdasarkan judul cerpen, dapatkah kamu menduga apa isi cerpen?
- Apakah "pohon pengetahuan" itu?
- Apa hubungan antara anak rajin dan pohon pengetahuan?
- Bagaimana kira-kira pengarang mengakhiri ceritanya?

Jawab:
- Dugaan saya cerpen tersebut berisi tentang ilmu pengetahuan
- Pohon pengetahuan adalah pohon yang berisi banyak sekali ilmu pengetahuan
- Hubungan antara anak rajin dan pohon pengetahuan sangat erat. Anak yang rajin membaca buku akan mendapatkan banyak pengetahuan penting dalam hidupnya.
- Pengarang akan mengakhiri cerita dengan kesuksesan si anak rajin karena pohon pengetahuan.

Kegiatan 5 Latihan Kata/ Kalimat Ekspresif

Soal dan jawaban dari kegiatan 5: latihan kata/ Kalimat Ekspresif dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas 9 SMP/ MTs halaman 77. Peserta didik diminta untuk berlatih kata / kalimat ekspresif.

Agar lebih jelas, silakan perhatikan soal dan jawabannya di bawah ini



Soal

Kegiatan 5: Latihan Kata/ Kalimat Ekspresif

Menulis cerpen atau karya fiksi memerlukan keterampilan memilih kata yang bermakna kuat, lebih ekspresif secara emosi. Berikut latihan memilih kata ekspresif

1.Wajahnya keras dan beku seperti dinding batu . ia berkata "aku ikut" . makna yang emotif yang terkandung dalam kalimat ini adalah .........

2. Untuk menyatakan "diam" yang lebih ekspresif adalah ........

3. Mulutnya tiba tiba rasa terkunci . maksud kalimat tersebut adalah .........

4. Ada seorang baru saja kehilangan mata pencaharian .ia tidak mampu berbuat apa apa. Beban dan kesusahan terbayang di depan mata . reaksi orang itu : tawa yang membungkus tangis . maksud kalimat yang tercetak miring adalah ..........

5.Ia sudah jauh dari rumah. Keterasingan tiba tiba menggigit dirinya. kalimat ini cocok untuk menggambarkan perasaan seseorang yang ........

6. Kulayangkan pandang ku kegugusan tanah gunung yang teriris oleh kolam . kata teriris memiliki makna yang mirip dengan kata terbelah dalam kalimat............

7. Aku telah menghabiskan waktu satu jam yang terakhir itu dengan kecemasan serta kegelisahan yang memadat. Kalimat tersebut cocok untuk menggambarkan seseorang yang .........

8. Matahari menancap tinggi di langit. Udara gerah. Kalimat ini mengandung arti ........

9. Bahagia seperti ini terlalu besar . dadanya sesak . kalimat berikutnya yang cocok dengan kalimat ini adalah .........

10. Matahari telah terbenam. Onggokan-onggokan jingga di langit barat membawa malam. Kalimat ini terdapat juga menggambarkan satuan waktu .........


Jawab:

1. Orang yang terlihat berpendirian keras, kaku.
2. - Bibirnya tertutup rapat,
    - Ia diam seribu bahasa.
    - mengatupkan sepasang bibirnya rapat-rapat
3. Mendadak ia gugup dan tidak mampu untuk bicara
4. Ia merasa putus asa dan memilih tertawa untuk melampiaskan rasa putus asanya tersebut.
5. Kesepian
6. Hamparan sawah di lereng gunung itu terbelah oleh sungai yang berkelok-kelok.
7. Gelisah dan bosan menunggu
8. Siang hari yang sangat terik.
9. Ia tidak menyangka lamarannya terhadap Nindy akan diterima.
10. Senja/ pukul 17.00 s.d 18.00

Tugas Untuk Melatih Daya Analitis, Carilah Sebuah Teks Editorial dari Media Massa Lokal atau Nasional

Soal dan jawaban dari Tugas dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 SMA/ SMK/ MA/ MAK Kelas 12 Bab 3 halaman 91. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan perbedaan Fakta dan Opini dalam Teks Editorial.

Agar lebih jelas, silakan perhatikan soal dan jawabannya di bawah ini !



Soal

Tugas
Untuk melatih daya analitis, carilah sebuah teks editorial dari media massa lokal atau nasional. Kemudian, lakukan sesuai dnengan panduan berikut ini

1. Datalah kalimat fakta yang terdapat dalam teks editorial yang kamu dapatkan
2. Data juga kalimat opini yang terdapat dalam teks editorial yang kamu dapatkan berdasarkan isinya (kritik, penilaian, prediksi, harapan, dan saran)
3. Untuk memudahkan dalam menyelesaikan tugas, gunakan tabel berikut !

Jawab:

Silakan tonton video di bawah ini




atau simak dalam bentuk tulisan di bawah ini: 

Teks Editorial

Menjaga  Celah Impor Bawang Putih*

PINTU yang terbuka ialah jalan mudah bagi masuknya maling. Itu berlaku di mana saja dan kapan saja, termasuk dalam urusan negara.

Pintu urusan negara yang terbuka demikian besarnya itu ada pada soal impor bawang putih. Tidak hanya itu, celahnya lebih besar ketimbang impor komoditas lain karena skema swasembada yang membuat hasil panen seluruhnya dijadikan bibit.

Hal itu diterapkan Kementerian Pertanian sejak 2017. Hasil panen yang mencapai 10-20 ton per hektare dari lahan awal 1.900 hektare itu semua dijadikan bibit. Luas lahan tanam pun meningkat menjadi 20.000-30.000 hektare, yang tersebar di 110 kabupaten pada 2019 ini.

Dengan skema tersebut, target pemerintah ialah mencapai swasembada bawang putih pada 2021. Pada saat itulah kita baru bisa mencapai kembali kejayaan bawang putih seperti 23 tahun lalu dan impor tidak lagi diperlukan.

Sebelum mimpi itu tercapai, konsekuensi keran impor tidak juga ditutup pun tidak dikecilkan. Berbeda dengan komoditas lain yang secara berkala impornya dikurangi ketika produksi naik.

Strategi swasembada yang unik di bawang putih tersebut tidaklah salah. Akan tetapi, strategi ini jelas menuntut pengelolaan dan pengawasan superketat. Bukan hanya rentan membuat lonjakan harga, strategi  tersebut juga berdampak pada defisit perdagangan. Selain itu, sangat berpotensi membuat persaingan impor yang tidak sehat dan menjadi buruan maling negara.

Sepanjang Januari-Mei 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor bawang putih mencapai 70.834 ton atau senilai US$77,3 juta (Rp1,1 triliun; asumsi kurs 14.000 per dolar AS). Sementara itu, selama 2018, total volume impor bawang putih mencapai 582.995 ton dengan nilai US$493,9 juta (Rp6,9 triliun).

Rawannya celah impor bawang putih terbukti dari hasil operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 7 Agustus 2019. Dalam kasus dugaan suap impor bawang putih itu KPK menetapkan enam orang sebagai tersangka, salah satunya I Nyoman Dhamantra, anggota DPR 2014-2019 dari PDI Perjuangan.

Dari kasus itu terlihat betapa besarnya uang kotor yang mereka permainkan untuk komoditas penting tersebut. Fee bagi Dhamantra disepakati Rp3,6 miliar dan masih ada lagi commitment fee Rp1.700 Rp1.800 dari setiap kilogram bawang putih yang diimpor.  Commitment fee itu digunakan untuk mengurus perizinan kuota impor 20.000 ton bawang putih bagi beberapa perusahaan.

Besarnya uang dan banyaknya pihak yang terlibat itu, mau tidak mau, menunjukkan adanya permainan kotor yang terbuka dalam impor bawang putih. Terlebih sepanjang 2017-2019 sudah ada pula 24 perkara terkait dengan impor bawang putih. Kemudian, Menteri Perdagangan memastikan akan memasukkan para pengusaha yang tersangkut OTT KPK ke daftar hitam importir bawang putih.

Maka, dengan begitu jelas, sistem impor bawang putih belumlah setransparan dan sebersih yang diharapkan. Selama ini Mendag menyampaikan, untuk mendapatkan izin impor, importir hanya perlu memenuhi persyaratan dan mengikuti prosedur dengan benar. Importir yang mendapatkan izin impor juga dapat dilihat secara daring sehingga semua proses terbuka. Nyatanya, meski sudah menggunakan sistem yang dipublikasikan secara daring, celah suap masih sangat lebar.

Dengan kondisi ini, bukan saja KPK, Satgas Pangan pun justru harus bekerja lebih keras dalam mengawasi sistem impor tersebut. Bahkan, tidak hanya dalam proses untuk memperoleh RIPH, pengawasan dan pemantauan juga harus dilakukan untuk pelaksanaan wajib tanam. Sejauh ini sudah menjadi pengetahuan bahwa pelaksanaan wajib tanam berpotensi bermasalah karena kerja sama dengan petani yang mudah dimanipulasi para perusahaan.

OTT yang dilakukan KPK nyatalah hanya puncak gunung es dari banyaknya penyelewengan impor bawang putih. Kini saatnya menyingkap dan menumpas sepenuhnya para maling negara tersebut.

1. Kalimat fakta:
-  Hasil panen yang mencapai 10-20 ton per hektare dari lahan awal 1.900 hektare itu semua dijadikan bibit.
- Luas lahan tanam pun meningkat menjadi 20.000-30.000 hektare, yang tersebar di 110 kabupaten pada 2019 ini.
- Sepanjang Januari-Mei 2019, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat volume impor bawang putih mencapai 70.834 ton atau senilai US$77,3 juta (Rp1,1 triliun; asumsi kurs 14.000 per dolar AS).
- Sementara itu, selama 2018, total volume impor bawang putih mencapai 582.995 ton dengan nilai US$493,9 juta (Rp6,9 triliun).
- Terlebih sepanjang 2017-2019 sudah ada pula 24 perkara terkait dengan impor bawang putih.

2. Kalimat Opini
Kritik:
- Strategi swasembada yang unik di bawang putih tersebut tidaklah salah.
- Akan tetapi, strategi ini jelas menuntut pengelolaan dan pengawasan superketat.
- Maka, dengan begitu jelas, sistem impor bawang putih belumlah setransparan dan sebersih yang diharapkan.

Penilaian: 
- PINTU yang terbuka ialah jalan mudah bagi masuknya maling.
- Itu berlaku di mana saja dan kapan saja, termasuk dalam urusan negara.

Prediksi:
-Dengan kondisi ini, bukan saja KPK, Satgas Pangan pun justru harus bekerja lebih keras dalam mengawasi sistem impor tersebut.
- Selain itu, sangat berpotensi membuat persaingan impor yang tidak sehat dan menjadi buruan maling negara.

Harapan: Kini saatnya menyingkap dan menumpas sepenuhnya para maling negara tersebut.

Saran: Bahkan, tidak hanya dalam proses untuk memperoleh RIPH, pengawasan dan pemantauan juga harus dilakukan untuk pelaksanaan wajib tanam.

Keterangan:
* sumber editorial : https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1766-menjaga-celah-impor-bawang-putih

Carilah Dua Buah Teks Editorial dari Surat Kabar Lokal atau Nasional yang Berbeda

Soal dan jawaban dari Tugas dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas 12 SMA/ SMK/MA/ MAK Bab 3 halaman 89. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan identifikasi isi teks editorial.

Agar lebih jelas, silakan perhatikan soal dan jawaban di bawah ini



Soal

Tugas
Carilah dua buah teks editorial dari surat kabar lokal atau nasional yang berbeda dengan yang ada dalam buku. Kemudian, jawablah pertanyaan-pertanyaan seperti pertanyaan di atas. Kamu dapat membandingkannya dari berbagai sudut pandang antara teks editorial yang satu dengan yang satunya lagi.

Daftar pertanyaannya adalah:
1. Coba tulis kembali judul tulisan yang kamu baca
2. Apa yang kamu pahami dari judul tersebut? Rumuskan dalam kalimat baru pemahamanmu tersebut
3. Apa kata kunci dalam paragraf pertama?
4. Rumuskan kembali dalam kalimat baru pernyataan umum dalam paragraf pertama kata kunci yang kamu temukan
5. Apa kata kunci dalam paragraf kedua?
6. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumen dalam paragraf kedua berdasarkan kata kunci yang kamu temukan
7Apa kata kunci dalam paragraf ketiga?
8. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumen dalam paragraf ketiga berdasarkan kata kunci yang kamu temukan
9.Apa kata kunci dalam paragraf keempat?
10. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumen dalam paragraf keempat berdasarkan kata kunci yang kamu temukan?
11.Apa kata kunci dalam paragraf kelima?
12. Rumuskan kembali dalam kalimat baru argumen dalam paragraf kelima berdasarkan kata kunci yang kamu temukan
13.Apa kata kunci dalam paragraf keenam?
14. Rumuskan kembali dalam kalimat baru penegasan dalam paragraf ketujuh berdasarkan kata kunci yang kamu temukan?
15. Apa saja fakta-fakta yang disajikan dalam tulisan tersebut?
16.Apa yang menjadi opini redaktur atas fakta tersebut?
17.Menurutmu, tanggapan redaktur tersebut ditujukan kepada siapa? masyarakat atau pemerintah?
18. Bagaimana sikap redaksi terhadap peristiwa tersebut? Mendukung, menolak atau netral?
19. Bagaimana saran atau rekomendasi redaksi terhadap pihak yang dituju dalam teks editorial tersebut ?
20. Buatlah ringkasan dengan menggunakan jawaban-jawabanmu sebelumnya


Jawab:

Silakan tonton video di bawah ini:


Atau simak tulisan di bawah ini

a. Editorial 1


KITA mestinya 'berterima kasih' pada kejadian pemadaman total (blackout) di hampir seluruh Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, Minggu (4/8) lalu. Di balik efek kejutnya yang membuat aktivitas berbasis listrik lumpuh dan pelaku bisnis menanggung rugi, blackout telah menunjukkan sebuah pesan mahapenting.

Apa itu? Ketahanan energi kita lembek, rapuh. Kita mesti prihatin karena Republik ini ternyata belum mampu memproteksi ketahanan energi dengan baik. Padamnya listrik hingga berjam-jam, bahkan sebagian wilayah baru bisa menikmati listrik lagi pada Senin (5/8) siang, telah dengan terang benderang memperlihatkan begitu lemahnya infrastruktur energi negeri ini.

Padahal, energi sangat vital bagi eksistensi sebuah negara. Energi, termasuk di dalamnya energi listrik, ialah pilar penting dalam sistem pertahanan negara. Energi juga merupakan bahan bakar pembangunan untuk pemerataan ekonomi. Tidak bisa tidak, ketahanan energi ialah syarat mutlak bagi bangsa ini untuk bisa bergerak.

Harus jujur kita katakan, dari beberapa variabel pembangun ketahanan energi, Indonesia amat keteteran dalam banyak hal. Pertama dari sisi cadangan. Kita terlalu mengandalkan energi fosil. Akibatnya cadangan energi otomatis terus merosot. Hingga pada satu titik nanti, sesuai dengan sifatnya, energi fosil akan menemui kelangkaan, bahkan punah.

Habisnya cadangan energi fosil diprediksi terjadi dalam waktu tidak lama. Data Kementerian ESDM menunjukkan cadangan batu bara Indonesia saat ini sekitar 7,3–8,3 miliar ton dan diperkirakan habis pada 2036. Demikian pula cadangan minyak sekarang tinggal 4,7 miliar barel dan diprediksi ludes pada 2028. Bahan bakar gas malah diperkirakan lebih cepat lagi nihilnya, yakni pada 2027 alias delapan tahun dari sekarang.

Kita tidak punya cadangan minyak untuk misalnya menghadapi bencana alam, perang, atau kejadian luar biasa lainnya. Bandingkan dengan Vietnam yang punya cadangan minyak untuk 3-6 bulan ke depan, yang siap dipakai bila negara itu menghadapi kejadian luar biasa.

Masalah cadangan belum tertangani. Serentak dengan itu kita juga dihadapkan pada persoalan kedua, yakni tata kelola. Kegagalan sistem kelistrikan dalam skala besar seperti yang terjadi pada Minggu lalu ialah contoh gamblang buruknya pengelolaan. Faktanya memang tidak hanya problem pasokan dan infrastruktur yang menjadi penyebab blackout, tapi juga ada persoalan pengelolaan manajerial dari PLN sebagai satu-satunya pemegang kunci listrik nasional.

Hampir tidak masuk akal kita ketika sebuah institusi yang sudah berpuluh-puluh tahun memonopoli urusan listrik negara tidak memiliki sistem deteksi dan pencegahan yang memadai atas kerusakan sistem. Lebih mengenaskan lagi, mereka yang mestinya sudah menguasai segala keahlian dan kepakaran soal listrik ternyata tidak mampu dengan cepat memulihkan kehilangan daya yang terjadi. Akan tetapi, itulah yang terjadi.

Apakah karena selama ini kita lebih sibuk berasyik masyuk dengan masalah politik kekuasaan sehingga persoalan fundamental seperti ketahanan energi pun menjadi terabaikan? Lantas apakah salah bila ada yang mengatakan energi bangsa ini habis bukan untuk mengurus energi, melainkan lebih banyak dipakai untuk berebut posisi dan berlomba korupsi?

Mau tidak mau, 'tragedi blackout' harus menjadi titik balik bangsa ini dalam memandang dan memperlakukan energi. Indonesia jangan bermimpi menjadi negara maju kalau peristiwa pemadaman total dalam waktu lama seperti tempo hari masih terjadi. Terlebih pemadaman itu terjadi di ibu kota negara, pusat pemerintahan.

Tidak ada cara lain, kita harus memperkuat ketahanan energi. Cepat lakukan evaluasi dan segera susul dengan langkah pembenahan. Tata kembali seluruh sistem pengelolaan energi di Republik ini. Perkuat infrastruktur keenergian di seluruh pelosok negeri. Menyebar, jangan hanya terpusat di Jawa dan pulau-pulau besar. Pembangunan sejumlah kilang minyak yang dicanangkan Presiden Jokowi merupakan upaya meningkatkan ketahanan energi kita.

Cadangan juga mesti diperkuat. Bila perlu dengan langkah revolusioner untuk memprioritaskan sumber energi baru terbarukan sebagai 'aktor' utama sistem ketahanan energi di masa depan. Jangan pula meminggirkan opsi pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Kita tidak bisa lagi berlambat-lambat. Kelambatan hanya akan membawa negeri ini tersungkur dalam gelap.

Daftar jawaban :

1. Ketahanan Energi yang Mencemaskan
2. Sistem Energi Listrik yang ternyata Lemah
3. Blackout
4. Pesan penting dari terjadinya peristiwa blackout yang membuat listrik mati di hampir seluruh Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, Minggu (4/8).
5. Ketahanan energi kita lembek
6. Padamnya listrik di beberapa wilayah penting negara ini selama berjam-jam membuktikan bahwa ketahanan energi di Indonesia ternyata rapuh.
7. Energi sangat vital bagi sebuah negara.
8. Energi listrik merupakan energi yang sangat penting bagi negara ini, jangan sampai terjadi pemadaman listrik hingga berjam-jam bahkan berhari-hari.
9. Kita terlalu mengandalkan energi fosil
10. Bangsa Indonesai terlalu mengandalkan energi fosil sebagai sumber daya listrik, padahal suatu saat nanti fosil akan habis.
11. Habisnya cadangan energi fosil diprediksi terjadi dalam waktu tidak lama.
12. Dalam kurung waktu kurang dari tiga puluh tahun, energi fosil yang dimiliki bangsa Indonesia akan habis.
13. Ada persoalan pengelolaan manajerial dari PLN sebagai satu-satunya pemegang kunci listrik nasional.
14. Jawaban pada paragraf ini saya ganti menjadi paragraf terakhir: Pemerintah Republik Indonesia harus segera mengatasi persoalan kelangkaan energi yang mungkin akan segera terjadi.
15. Fakta yang tersaji:
- Pemadaman total (blackout) di hampir seluruh Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, Minggu (4/8 2019)
- Kita terlalu mengandalkan energi fosil.
- Akibatnya cadangan energi otomatis terus merosot.
-  Data Kementerian ESDM menunjukkan cadangan batu bara Indonesia saat ini sekitar 7,3–8,3 miliar ton dan diperkirakan habis pada 2036.
- Demikian pula cadangan minyak sekarang tinggal 4,7 miliar barel dan diprediksi ludes pada 2028. - - Bahan bakar gas malah diperkirakan lebih cepat lagi nihilnya, yakni pada 2027 alias delapan tahun dari sekarang.

16. Redaktur beropini antara lain:
- KITA mestinya 'berterima kasih' pada kejadian pemadaman total (blackout) di hampir seluruh Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, Minggu (4/8) lalu.
- Di balik efek kejutnya yang membuat aktivitas berbasis listrik lumpuh dan pelaku bisnis menanggung rugi, blackout telah menunjukkan sebuah pesan mahapenting.
-Hampir tidak masuk akal kita ketika sebuah institusi yang sudah berpuluh-puluh tahun memonopoli urusan listrik negara tidak memiliki sistem deteksi dan pencegahan yang memadai atas kerusakan sistem.
- Lebih mengenaskan lagi, mereka yang mestinya sudah menguasai segala keahlian dan kepakaran soal listrik ternyata tidak mampu dengan cepat memulihkan kehilangan daya yang terjadi. Akan tetapi, itulah yang terjadi.

- Apakah karena selama ini kita lebih sibuk berasyik masyuk dengan masalah politik kekuasaan sehingga persoalan fundamental seperti ketahanan energi pun menjadi terabaikan?
- Lantas apakah salah bila ada yang mengatakan energi bangsa ini habis bukan untuk mengurus energi, melainkan lebih banyak dipakai untuk berebut posisi dan berlomba korupsi?

17. Pemerintah
18. Netral
19. Saran dari redaktur adalah, sudah seharusnya pemerintah Republik Indonesia memikirkan sumber energi, dengan cara membangun kilang minyak di berbagai tempat, tidak terpusat di Jawa.
20. Ringkasan: 

Sistem Energi Listrik yang ternyata Lemah
Ketika terjadi pemadaman total  seluruh Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten pada Minggu, 4 Agustus 2019, kita merasa gusar dan panik. Ternyata bukan hanya itu, akhirnya kita jadi tahu bahwa sistem perlistrikan di negara ini sangat lemah dan rentan.

Atas dasar itu, mau tidak mau, Pemerintah harus segera menyusun langkah strategis dan terukur agar kelak tidak terjadi hal serupa di kemudian hari dengan cara membangun kilang minyak di berbagai tempat, tidak terpusat di Jawa.
 


b. Editorial 2

Urgensi Perlindungan Data Pribadi

KONSTITUSI negara ini jelas mengamanatkan setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, martabat, dan harta benda yang berada di bawah kekuasaan mereka. Namun, sudah terlalu lama perlindungan terhadap diri pribadi itu sekadar ketentuan di atas kertas.

Mustahil dimungkiri, pemenuhan perlindungan terhadap pribadi bagi rakyat di negeri ini masih sebatas mimpi. Privasi orang per orang yang merupakan bagian dari hak asasi belum sepenuhnya mendapatkan proteksi. 

Data pribadi dengan mudahnya diketahui orang lain, bahkan oleh khalayak ramai. Ia pun teramat rentan dimanfaatkan pihak-pihak tertentu demi beragam kepentingan, mulai bisnis hingga politik. 

Tidak mungkin disangkal, data pribadi di Republik ini tidaklah aman. Tak cuma data pribadi rakyat kebanyakan, bahkan data seorang presiden bisa dengan gampang disebarluaskan. 

Itulah yang terjadi ketika sertifikat vaksinasi covid-19 milik Presiden Joko Widodo beredar di media sosial, kemarin. Gambar sertifikat dengan tulisan Ir Joko Widodo itu diunggah lewat Twitter. 

Data Jokowi dalam sertifikat tersebut terlihat lengkap. Ada tanggal lahir, nomor ID vaksinasi, tanggal vaksinasi, dan nomor induk kependudukan. Terdapat pula logo seperti aplikasi Pedulilindungi di pojok kiri atas sertifikat serta logo KPC-PEN, Kemenkominfo, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian BUMN di bagian bawah.

Bocornya data seorang presiden jelas bukan perkara main-main. Ia masalah serius, sangat serius. Ia merupakan puncak dari buruknya pengamanan data pribadi yang belakangan menjadi keresahan masyarakat yang sudah menjalani vaksinasi. 

Bocornya data vaksinasi Jokowi sekaligus menebalkan keraguan rakyat akan perlindungan negara terhadap data pribadi. Kalau data presiden saja bisa menyebar ke mana-mana, apalagi data rakyat jelata, begitulah keresahan mereka. 

Sudah teramat lama sebenarnya rakyat dibuat resah, marah, bahkan geram. Bukan rahasia lagi, data pribadi masyarakat dengan mudah bisa diakses pihak-pihak tertentu. Dengan data-data itu pula, mereka menjual kepentingan kepada si pemilik data. 

Bukanlah hal yang aneh jika telepon seluler kita dibanjiri pesan singkat berisi tawaran pinjaman daring, judi togel, pesugihan, atau bahkan penipuan. Bukan hal yang aneh pula jika kita tiba-tiba ditelepon seseorang yang menawarkan kartu kredit atau produk lain. Itu semua akibat dari bocornya data kita, akibat tidak terlindunginya hak kita atas data pribadi. 

Bocornya data vaksinasi Presiden Jokowi jelas tak bisa dibiarkan seperti halnya bocornya data rakyat biasa yang seharusnya juga tak boleh dibiarkan begitu saja. Itu merupakan aib bagi bangsa karena tak mampu melindungi data pribadi seorang kepala negara. 

Aparat harus mengusut tuntas peristiwa itu. Siapa pun pelakunya, apakah dia melakukan peretasan atau membocorkan, harus ditindak tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum. 

Lebih dari itu, tersebarnya data pribadi Jokowi harus dijadikan momentum bagi para penyelenggara negara untuk betul-betul serius memberikan perlindungan data pribadi setiap warga negara.

 Caranya, segera sahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang hingga kini mandek di DPR meski sudah dibahas sejak 2012. UU Perlindungan Data Pribadi tak bisa ditunda-tunda lagi karena tujuan utamanya ialah melindungi hak warga terkait dengan data pribadi supaya tidak digunakan di luar keinginan atau kewajiban mereka baik oleh pihak swasta maupun pemerintah.

 UU Perlindungan Data Pribadi semakin urgen karena ia akan mengatur lembaga pengawas pengendali data dengan otoritas yang jelas dan kuat. Ia bisa kita harapkan untuk mengembalikan kedaulatan atas data pribadi kepada empunya, yakni masyarakat, termasuk presiden.

Sumber: https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/2424-urgensi-perlindungan-data-pribadi

Jawab: 

1. Urgensi Perlindungan Data Pribadi
2.Perlindungan data Pribadi harus dijamin oleh pemerintah
3. Konstitusi 
4. Pemerintah belum melaksanakan amanat konstitusi yang mengatur tentang perlindungan data pribadi.
5. Pemenuhan perlindungan terhadap pribadi bagi rakyat di negeri ini masih sebatas mimpi
6. Perlindungan data pribadi yang merupakan hak asasi, sampai sekarang masih belum dilaksanakan.
7. Data pribadi mudah diketahui orang lain.
8. Data pribadi yang jatuh ke tangan orang lain bisa disalahgunakan untuk kepentingan yang merugikan pemilik data pribadi.
9. Data seorang presiden bisa bocor
10. Semua data pribadi rakyat Indonesia terancam bocor, bahkan data Presiden bisa bocor.
11. Sertifikat Vaksinasi Covid 19 milik Presiden Joko Widodo
12. Sertifikat vaksinasi covid-19 milik Presiden bocor kemudian dibagikan di media sosial.
13. Data Jokowi dalam sertifikat tersebut lengkap
14. Kebocoran data presiden merupakan bukti nyata kegagalan pemerintah melindungi data pribadi rakyat Indonesia.

15. a. KONSTITUSI negara ini jelas mengamanatkan setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, martabat, dan harta benda yang berada di bawah kekuasaan mereka.

b Sertifikat vaksinasi Covid 19 milik Presiden Jokowi beredar di media sosial
c. Telepon seluler dibanjiri pesan singkat berisi tawaran pinjaman daring, judi togel, pesugihan, atau bahkan penipuan
d. Bukan hal yang aneh pula jika kita tiba-tiba ditelepon seseorang yang menawarkan kartu kredit atau produk lain

16 . a.  Namun, sudah terlalu lama perlindungan terhadap diri pribadi itu sekadar ketentuan di atas kertas.
b. pemenuhan perlindungan terhadap pribadi bagi rakyat di negeri ini masih sebatas mimpi.
c. Aparat harus mengusut tuntas peristiwa itu. Siapa pun pelakunya, apakah dia melakukan peretasan atau membocorkan, harus ditindak tegas dan mempertanggungjawabkan secara hukum.

17. Pemerintah
18. Menolak
19.Segera sahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang hingga kini mandek di DPR meski sudah dibahas sejak 2012.


20. Ringkasan :

Perlindungan data Pribadi harus dijamin pemerintah

Sesuai dengan amanat Konstitusi, pemerintah wajib melindungi data pribadi rakyat Indonesia. Akan tetapi, hal tersebut belum dilaksanakan dengan baik. Akibatnya, kita sering menerima teror berupa sms promosi penawaran produk, pinjaman online dan lain-lain. Hal itu menunjukkan bahwa data kita bisa diakses pihak-pihak tertentu tanpa kita sadari. 
Berita yang beredar bahkan menginformasikan bahwa sertifikat vaksin presiden Joko Widodo bisa bocor dan kemudian dibagikan di sosial media. Ini tentu mencemaskan kita semua. Atas dasar itu, Pemerintah Indonesia harus segera mengesahkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi yang masih mandek di DPR.

Cermatilah Kembali Sebuah Teks Ceramah yang Telah Kamu Baca atau Simak

Soal dan jawaban dari Tugas Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas 11 SMA / SMK/ MA/MAK bab 3 halaman 95. Peserta didik diminta mengidentifikasi kaidah kebahasaan dalam teks ceramah.

Agar lebih jelas, silakan perhatikan soal dan jawabannya di bawah ini




Soal

Tugas:

1. a Cermatilah kembali sebuah teks ceramah yang telah kamu baca/ simak.
b. Secara berkelompok, identifikasilah kaidah-kaidah yang ada pada teks tersebut
c. Catatlah hasilnya dalam format laporan seperti berikut.

Jawab

Silakan tonton video ini



atau baca tulisan di bawah ini :

Topik: Pancasila Membuktikan Dapat Mempersatukan Bangsa Indonesia
Penceramah: Ir. Soekarno
Tempat/ Waktu: Istana Negara, 5 Juni 1958

a. Kata ganti orang pertama
Contoh:
- Barangkali dalam kalangan kita sekarang ini, tidak ada seseorang yang lebih terharu hatinya daripada saya. (paragraf 1)
Terharu oleh karena pada ini malam dengan tidak terduga-­duga dan tersangka-sangka, diucap­kan oleh pembicara-­pembicara, perkataan-perkataan pujian terhadap kepada diri saya
sambil meng­ulangi ucapan saya di Yogyakarta tatkala saya mendapat gelar doctor honoris causa di Universitas Gajahmada, sebagai tadi disitir oleh saudara Prof. Mr. H. Muh. Yamin, bahwa saya bukan pembentuk atau pencipta Pancasila, melainkan sekadar salah seorang penggali daripada Pancasila itu.

b. Kata ganti orang kedua (sapaan)
contoh:
Saudara-­saudara sekalian, Barangkali dalam kalangan kita sekarang ini, tidak ada seseorang yang lebih terharu hatinya daripada saya
Kita, saudara-­saudara, tidak mempunyai nationale bougeoisie, apalagi tidak mempunyai nationale bougeoisie revolusioner

c. Kata sambung sebab akibat
contoh:

Malahan dibacakan pernyataan setia kepada Pancasila itu, sebagai tanda mata kepada saya, oleh karena besok Insya Allah swt., saya akan merayakan, atau memperingati hari ulang tahun saya. 
Pada permulaan kata saya berkata: terharunya hati saya itu, terutama sekali ialah oleh karena saya ingat kepada perjuangan rakyat Indonesia yang telah berpuluh­puluh tahun...
. Gagal oleh karena tak mampu mempersatukan rakyat Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke
Pondamen yang kuat dan kekal dan abadi, sebab hanya atas pondamen ini Negara bisa kekal dan abadi
Jangan dipertikaikan lagi, jangan di­perdebatkan lagi, jangan pula diperdebatkan di Konstituante, sebab sebagai dikatakan oleh Prof. Mr. Muh. Yamin, ini adalah warisan daripada orang-orang karuhun, leluhur kita sejak beribu­ribu tahun.

d. Kata sambung temporal
contoh:
Terharu karena ingat kepada perjuangan dan penderitaan rakyat berpuluh-­puluh tahun, yang akhirnya melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia, berdasarkan Pancasila
- ... terutama sekali ialah oleh karena saya ingat kepada perjuangan rakyat Indonesia yang telah berpuluh­puluh tahun, tetapi yang akhirnya dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai yang kita miliki sekarang ini.

e. Kata-kata teknis
contoh:
- ...Saya minta kepada Konstituante agar supaya lekaslah selesai dengan pekerjaannya.
Jangan ada seorang Indonesia pula, satupun jangan, yang menghendaki satu masyarakat yang berdasarkan atas sistem penindasan, penghisapan, exploitation de 1’homme par 1’homme. Jangan kita perdebatkan hal itu lagi.

f. kata kerja mental
contoh:
Tidakkah pada tempatnya saya terharu dan merasa amat berterima kasih?
Malahan dibacakan pernyataan setia kepada Pancasila itu, sebagai tanda mata kepada saya, oleh karena besok Insya Allah swt., saya akan merayakan, atau memperingati hari ulang tahun saya
 Gagal oleh karena tak mampu mempersatukan rakyat Indonesia dari Sabang sampai ke Merauke.

g. Kata kerja persuasif
contoh:
Memang, saudara­saudara, perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, untuk menggugurkan imperialisme harus didasarkan atas persatuan.
Saya membenarkan perkataan saudara Kiai Haji Masykur, kawan saya yang tercinta, bahwa kita mengharap kepada Konstituante lekas dapat menentukan Undang Undang Dasar yang tetap bagi Negara Republik Indonesia.

Maka bangsa Indonesiapun harus mempunyai belief, mempunyai geloof, mempunyai kepercayaan.


Berkelompoklah dan Diskusikanlah Struktur Teks Tentang Sikap Berbahasa Para Siswa

Soal dan jawaban dari Tugas dalam buku Bahasa Indonesia kurikulum 2013 kelas 11 SMA/ SMK/MA/ MAK bab 2 halaman 94. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal di bawah ini tentang Tesis, rangkaian argumen dan penegasannya.



Soal:

Tugas

1.
 a. Berkelompoklah dan diskusikanlah struktur teks tentang sikap berbahasa para siswa
b. Jelaskanlah bagian yang merupakan tesis, rangkaian argumen, dan penegasannya.

Jawab:

Silakan tonton video di bawah ini




atau baca tulisan di bawah ini

a. Tesis
Isi teks: Saudara-saudara yang baik hati, sauatu ketika saya melihat beberapa orang siswa asyik berjalan di depan kelas dengan langkahnya yang cukup membuat orang di sekitarnya merasa bising. Terdengar percakapan di antara mereka yang kira-kira begini,"Punya gua kemarin hilan." Terdengar pula sahutan salah seorang mereka,"Lho, kalau punya gua, sama elu kemanain?"
Tak menyangka, salah seorang siswa di samping saya juga memperhatikan percakapan mereka. Ia kemudian nyeletuk,"Gua apa" Gua Selarong atau Gua Jepang?"
Beberapa siswa yang mendengarnya tertawa kecil. Di antara meeka ada yang berbisik, "Serasa di Terminal Kampung Rambutan, ye..?"

(Paragraf 1 -3)

Penjelasan: Penulis artikel menyusun pendahuluan dengan berdasarkan pengalaman pribadi yang ia peroleh dari peristiwa yang terjadi sebelumnya.
b. Rangkaian Argumen

Isi teks: Peristiwa tersebut menggambarkan bahwa ada dua kelompok siswa yang memiliki sikap berbahasa yang berbeda di sekolah tersebut. Kelompok pertama adalah mereka yang kurang memikiki kepedulian terhadap penggunaan bahasa yang baik dan benar., Hal itu tanmpak pada ragam bahasa yang mereka gunakan yang menurut sindiran kelompok kedua sebagai ragam bahasa Kampung rambutan. Bahasanya orang-orang Betawi.

dst
(Paragraf 4 -11)

Penjelasan: Rangkaian argumen disusun dengan baik oleh penulis. Ia memaparkan fakta dan contoh-contoh yang memperkuat argumennya tentang lemahnya kebiasaan berbahasa siswa. Selain itu ia juga memaparkan penyebab mengapa para siswa cenderung enggan berbahasa baku dan benar.  Yakni pada paragraf 8, Ragam bahasa Indonesia ragam baku mereka anggap kurang asyik dibandingkan dengan bahasa gaul, lebih-lebih dengan bahasa asing, baik itu dalam pergaulan ataupun ketika mereka sudah masuk dunia kerja.

c.Penegasan (kembali)
Isi teks: Hadirin yang berbahagia, kalangan terpelajar dengan julukan hebatnya sebagai tulang punggung negara, harapan masa depan bangsa seharusnya tidak larut dengan kebiasaan seperti itu. Para siswa justru harus menunjukkan kelas tersendiri dalam hal berbahasa.

dst
paragraf (12 - 15)

Penjelasan: Para bagian akhir artikel yakni bagian penjelasan, penulis menyampaikan saran agar para siswa menjadi kelompok tersendiri yang menguasai kecerdasan berbahasa yang lebih baik dibanding mereka yang tidak sekolah.

Senin, 12 Agustus 2019

Kegiatan 2 Menyimpulkan Struktur Isi Struktur Berikut sesuai Isi Cerpen Pohon Keramat

Soal dan jawaban dari kegiatan 2 Menyimpulkan struktur dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 Kelas 9 Bab 3 halaman 75. Peserta didik diminta mengerjakan soal yang berkaitan dengan stuktur cerpen.

Agar lebih jelas, silakan perhatikan soal dan jawaban di bawah ini !



Soal

Kegiatan 2 Menyimpulkan Struktur

Isi struktur berikut sesuai isi cerpen "Pohon Keramat"

Jawab:

Orientasi: paragraf 1-3
Rangkaian Peristiwa: paragraf 4 - 13
Komplikasi: 14 - 31
Resolusi: 32

Kegiatan 3 Pertanyaan dan Telaah Struktur dan Isi Cerpen Pohon Keramat

Soal dan jawaban dari Kegiatan 3 dalam buku Bahasa Indonesia kurikulum 2013 kelas 8 SMP/ MTs terbitan kemendikbud halaman 76. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal tentang struktur dan isi cerpen pohon keramat.

Agar lebih jelas, sila perhatikan soal dan jawaban di bawah ini !



Soal

Kegiatan 3 pertanyaan telaah struktur dan isi Cerpen

1. Bagaimana pendapatmu dengan alur (plot) cerpen "Pohon Keramat". mudah diikuti atau aliran cerita tersendat-sendat? mengapa?
2. Cerpen pohon keramat memberi pelajaran yang serius. Dapatkah kamu menangkap pesan itu ?
3. Apa yang dimaksud dengan ucapan tokoh kakek berikut: "Semakin banyak kebutuhan hidup, dan semakin banyak orang yang merasa pintar. Akan tetapi, orang-orang pintar itu tidak tahu tentang kebijaksanaan. Mereka tidak sadar bahwa sebagian besar manusia yang ada di dunia ini adalah yang ada di bawah standar kepintaran. Kisah Mbah Jayaksati masih diperlukan untuk melindungi Gunung Beser.

Jawab:

1. Alur plot cerpen pohon keramat memang mudah diikuti karena terdapat orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi dan resolusi tersusun dengan runtut.
2. Betul sekali cerpen keramat memberi pelajaran bagi kita semua bahwa sangat penting menjaga keseimbangan alam. Apabila keseimbangan alam goyah karena pembangunan yang tidak memperhitungkan keseimbangan, terjadilah bencana alam seperti kekeringan pada waktu kemarau dan banjir pada waktu musim penghujan.
3. Ucapan tokoh kakek bisa kita artikan bahwa kepandaian tanpa disertai kebijakan hati nurani terhadap alam, hanya akan melahirkan kerusakan.

Setelah Kamu Membaca Cerpen Pohon Keramat, Simpulkan Unsur Cerpen

Soal dan jawaban dari pertanyaan dalam buku Bahasa Indonesia Kurikulum 2013 kelas 8 SMP/ Mts terbitan kemendikbud halaman 60- 62.


Agar lebih jelas, sila perhatikan dengan seksama soal dan jawaban di bawah ini !

Soal

Setelah kamu membaca cerpen "Pohon keramat", simpulkan unsur cerpen dengan mengisi kotak yang disediakan.

Jawab:

Unsur: Latar tempat
Simpulan dan bukti: Gunung Beser
Kutipan cerpen: Di sebelah barat kampung ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit, Tapi penduduk kanpung, sejak dulu sampai sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.


Unsur: Latar waktu:
Simpulan dan bukti: Saat pendudukan Belanda
Kutipan cerpen: Saat pendudukan Belanda, di kampung saya ada seorang tokoh yang melawan Belanda dan berjuang sendirian tanpa pasukan. Orang tersebut bernama Jayasakti. Tentu saja tokoh ini menjadi incaran Belanda untuk ditangkap an dipenjarakan. Jayasakti lari dari kampung Ke Gunung Beser dan bersembunyi agar Belanda tidak emnimpakan kemarahan kepada masyarakat kampungnya.

Unsur: Latar sudut pandang penceritaan
Simpulan dan bukti: Saya
Kutipan cerpen: Saat pendudukan Belanda, di kampung saya ada seorang tokoh yang melawan Belanda dan berjuang sendirian tanpa pasukan.

Unsur: Karakter (tokoh)
Simpulan dan bukti: Saya, Kakek, Mbah Jayasakti, Kang Hasim
Kutipan cerpen:
- Orang tersebut bernama Jayasakti,
- Sejak saya ingat, cerita yang diketahui seluruh penduduk kampung yang juga meliputi kharisma Gunung Beser.
- Mereka menghormati perjuangan yang pernah dilakukan Mbah Jayasakti
- Sejak umur 5 tahun saya sering tidur bersama kakek.
- Kakek awalnya mengajar, tapi akhrnya diteruskan oleh Kang Hasim.

Unsur: Alur/plot/struktur
SImpulan dan bukti: Orientasi, Rangkaian peristiwa, komplikasi dan Resolusi
Kutipan cerpen:
Orientasi: paragraf 1 - 3
Rangkaian peristiwa: 4-13
komplikasi: 14- 31
resolusi: 32