Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pelajaran Bahasa Indonesia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 November 2018

30 Contoh Majas Eufimisme, Pengertian dan Artinya

Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Ainia Prihantini:2015). Diharapkan dengan adanya efek atau konotasi tertentu, para pembaca akan semakin memahami isi bacaan dan mendapat kesan mendalam. Untuk mampu menulis majas yang baik dalam karya sastra seperti puisi atau cerpen, dibutuhkan ketelatenan dalam berlatih menulis, khususnya menulis majas.

Majas Eufimisme adalah majas yang berupa ungkapan-ungkapan halus untuk menggantikan ungkapan-ungkapan yang dirasakan kasar, kurang sopan, atau kurang menyenangkan. Eufimisme digunakan agar komunikasi berjalan dengan baik, tanpa ada yang merasa tersinggung.

baca juga : 30 Contoh Majas Ironi dan Pengertiannya

Agar semakin jelas, di bawah ini merupakan contoh majas eufimisme yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.




Contoh :
1. Tersangka pengedar narkoba sudah diamankan oleh Polisi. (ditahan)
2. Karena kejahatannya, Tommy terpaksa mendekam di balik jeruji besi. (penjara)
3. Rencana KPU memperbolehkan tunagrahita mengikuti Pemilu patut diapresiasi. (orang dengan gangguan jiwa)
4. Karena kebelet buang air kecil, Rino minta izin Bu guru untuk pergi ke belakang. (kencing, kamar mandi)
5. Aldo tidak menyangka, Anton sahabatnya sekarang berprofesi sebagai paranormal. (dukun)
6. Karena terbukti melakukan tindakan kriminal, Serda Harto diberhentikan dengan tidak hormat dari Tentara. (dipecat)
7. Meskipun sudah mengenakan rompi orange, pejabat itu tetap tersenyum. (baju tahanan KPK)
8. Pria asal sragen itu bekerja sebagai seorang pramusaji di sebuah restoran di Amerika Serikat. (pelayan)
9. Buntut dari kasus itu, Kepala Polisi itu dibebastugaskan dari jabatannya. (dilepas jabatannya)
10. Setelah mengikuti tes seleksi, Lutfi akhirnya diterima sebagai pramuniaga di diler mobil mewah. (pelayan)
11. Pak Sutikno hari ini tidak berangkat kerja karena tidak enak badan. (sakit)
12. Sang raja yang bijaksana itu akhirnya mangkat dalam usia 90 tahun. (mati)
13. Perkembangan teknologi mengakibatkan semakin banyak lahir kelas menengah dari kalangan anak muda.(orang kaya)
14. Kakek sekarang hidup sendiri karena nenek sudah mendahului beliau. (mati)
15. Riska sedih tidak bisa membelikan anaknya sepatu karena hidupnya serba kekurangan. (miskin)
16. Narto tidak naik kelas karena dianggap ketinggalan dibanding teman-temannya. (bodoh)
17. Menjadi tuna rungu tidak menghalangi Leo menjadi pengusaha sukses. (tuli)

baca juga : 30 Contoh Majas Hiperbola yang Baik dan Benar

18. Ayah sudah lepas tangan terhadap masalah Bernard. (tidak mau tahu)
19. Jenazah Jacko dikebumikan di halaman belakang rumahnya. (dikuburkan)
20. Setelah dirawat selama lima hari, nenek akhirnya meninggal dunia. (mati)
21. Karena kekurangtelitiannya, ia terpaksa berurusan dengan KPK. (ceroboh)
22. Meskipun berkebutuhan khusus, semangat hidup Hilda sangat besar. (cacat)
23. Koruptor itu dijemput di rumahnya pada saat hendak membuka pintu mobil. (ditangkap)
24. Sebanyak 5000 karyawan terpaksa dirumahkan oleh perusahaan. (dipecat)
25. Pekerja Seks Komersial sebaiknya tidak diperbolehkan beroperasi di sembarang tempat. (pelacur)
26. Asisten Rumah Tangga di negara itu digaji dengan nominal yang tinggi. (pembantu)
27. Meskipun termasuk negara maju, Amerika serikat juga memiliki kota kumuh yang penuh dengan tuna wisma. (gelandangan)
28. Calon presiden itu prihatin melihat rumah tidak layak huni di pinggir sungai itu. (jelek)
29. Meskipun berasal dari keluarga menengah ke bawah, namun Lita sangat baik hati.
30. Tino bertanya kepada Harto di manakah letak kamar kecilnya ? (kamar mandi)

Selasa, 27 November 2018

30 Contoh Majas Antitesis dan Pengertiannya.

Majas adalah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu (Ainia Prihantini:2015). Diharapkan dengan adanya efek atau konotasi tertentu, para pembaca akan semakin memahami isi bacaan dan mendapat kesan mendalam. Untuk mampu menulis majas yang baik dalam karya sastra seperti puisi atau cerpen, dibutuhkan ketelatenan dalam berlatih menulis, khususnya menulis majas.

Ada bermacam-macam majas yang digunakan oleh para penulis untuk menghasilkan karya sastra yang mumpuni. Kali ini kita akan membicaakan tentang majas antitesis. Majas antitesis adalah majas yang berupa paduan dua kata yang berlawanan.


baca juga Pengertian dan Contoh Majas Antiklimaks



1. Maju mundurnya perusahaan ini ditentukan oleh visi pemimpin dan kerja keras karyawannya.
2. Tinggi rendahnya akhlak manusia tergantung kepada orangtua mereka.
3. Aku telah melewati banyak hal baik dan buruk dalam kehidupanku.
4. Cepat lambatnya proses pengerjaan bangunan itu tergantung dengan etos kerja pekerja.
5. Sebagai tokoh adat, Pak karto sudah cukup mengalami hitam putih dunia ini.
6. Seorang penyanyi harus mampu menguasai panjang pendek nada
7. Kuat lemahnya daya tahan tubuhmu ditentukan dengan aktivitas fisikmu.
8. Jarak yang jauh dan dekat tidak memengaruhi rasa cintaku kepadamu.
9. Banyak sedikitnya rezeki kita hari ini sebaiknya harus kita syukuri.
10. Di antara hidup mati, Ibu berjuang melahirkan kita.
11. Dalam pertandingan ini, hanya ada dua piliham, bertahan atau tumbang.
12. Kegagalan dan kesuksesan kita hari ini harus kita syukuri.
13. Pahit manis kehidupan ini telah kita lalui bersama, semoga kita tabah sampai akhir.
14. Anto datang dan pergi dari rumah seenak hatinya sendiri.
15. Menang kalah tidak jadi soal yang penting kita sudah berjuang.

baca juga : 40 Contoh Majas Anafora dalam Puisi dan Kalimat

16. Langit bumi menjadi saksi sumpah janjiku kepadamu.
17. Besar kecil penghasilan kita, semoga bisa digunakan untuk kebutuhan hidup.
18. Semua rakyat miskin dan kaya memiliki hak yang sama di dalam bernegara.
19. Hujan kemarau tidak menggoyahkan rasa cintanya kepadaku.
20. Panas dingin tubuhnya demi mendengar Lisna sudah bersuami.
21. Jatuh bangun aku mengejarmu, namun dirimu tidak mau mengerti.
22. Sehat sakit adalah bagian dari perjalanan kehidupan.
23. Dalam keadan damai atau perang kita akan tetap bersatu.
24. Lembut dan kerasnya intonasi suara sangat memengaruhi penilaian pidato.
25. Suka dan duka telah kita lewati bersama.
26. Bersih kotornya lingkungan, tergantung bagaimana cara kita mengelola sampah.
27. Untuk menentukan harga jagung, pembeli memeriksa basah dan keringnya jagung.
28. Siang malam aku mencarimu, rupanya kau pergi bersamanya.
29. Gersang suburnya tanah ini ditentukan oleh seberapa rajin dirimu mengolah tanah.
30. Galak ramahnya perlakuan orang tua Nia tergantung kesan pertama saat bertemu dengan Yono.


Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Senin, 26 November 2018

30 Contoh Majas Hiperbola yang Baik dan Benar.

Majas hiperbola adalah majas yang melebih-lebihkan atau membesar-besarkan apa yang sebenarnya dimaksudkan. Pemakaian majas ini banyak digunakan dalam karya sastra puisi. Ada juga penulis yang terkadang menyelipkan majas ini dalam opini, novel maupun cerpen.

Para penulis sengaja memunculkan majas hiperbola agar tercipta kesan dan muncullah pengaruh dalam diri pembaca atas karya mereka, dan juga agar karya mereka semakin indah.

Agar para pembaca bisa memahami majas ini, di bawah ini merupakan beberapa contoh majas hiperbola.



Contoh :
1. Mendengar kabar itu, air mata Widya mengalir menganaksungai
2. Pada saat perang kemerdekaan, para pejuang bertekad berperang sampai titik darah penghabisan.
3. Senyuman Diana membuat hatiku meleleh.
4. Tangis keluarga korban kecelakaan itu sungguh menyayat hati.
5. Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia !
6. Tim sepakbola Indonesia membantai tim sepakbola Timor Leste dengan skor telak.
7.  Walau sudah mandi keringat, tim voli SMA 1 Semarang tidak berhasil mengalahkan musuhnya.
8. Hatiku hancur demi mendengar kabar kau telah menikah, Dinda.
9.  Darah Sapto mendidih melihat anak buahnya ditangkap polisi.
10. Kata-kata motivasi dari sang manajer, membuat Tarno dan teman-teman ingin menaklukkan dunia.
11. Demi masa depan anak-anak, Hafid bekerja keras membanting tulang memeras keringat.
12. Hawa dingin di pegunungan ini benar-benar meremukkan tulang.
13. Suara pendukung presiden itu membahana membelah angkasa.
14. Secepat kilat, polisi membekuk gerombolan pengedar narkoba.
15. Demi meminang dirimu, aku akan menyeberangi samudera.
16. Lidah para politikus itu begitu tajam menyerang lawan-lawannya.
17. Gara-gara kamu, tujuh hari tujuh malam aku tidak bisa tidur.
18. Gubernur itu bingung bagaimana cara mengatasi sampah yang setinggi gunung.
19. Suara Giant yang keras, memecahkan gendang telinga Nobita.
20. Mangkatnya sang Raja menyebabkan banjir air mata di istana.
21. Pada tahun 1965, terjadi banjir darah akibat perang saudara.
22. Kemiskinan bangsa ini disebabkan oleh pemimpin yang korupsi.
23. Aku sudah mencari Isti hingga ke ujung dunia, namun masih tetap belum bisa aku temukan.
24. Dengan kekayaannya, ia yakin bisa membeli semua kendaraan yang ia inginkan.
25. Setelah memeras otak berhari-hari, akhirnya Silvi lulus ujian.
26. Wajahnya mendadak seputih salju ketika ditangkap Polisi.
27. Ia sudah menguras tabungannya untuk menjadi anggota DPR.
28. Sepertinya hatinya terbuat dari batu, tidak bisa dibujuk lagi.
29. Kamu pasti terkejut, luas halaman rumah Intan seluas lapangan sepakbola.
30. Hidupnya hancur lebur setelah kecanduan narkoba.

Jumat, 23 November 2018

Pengertian dan Contoh Majas Antiklimaks

Diskusi tentang pelajaran bahasa Indonesia kali ini tiba pada pembahasan tentang majas.  Sementara majas yang akan kita diskusikan adalah majas antiklimaks. Majas Antiklimaks adalah majas yang berupa urutan gagasan yang berjenjang turun dan semakin menurun intensitasnya.

 Agar lebih jelas memahami keterangan di atas, di bawah ini saya tuliskan contoh majas antiklimaks.



Contoh:
1. Murid kelas 12, kelas 11, dan kelas 10 harus mengikuti upacara di alun-alun kota.
2. Baik kepala sekolah, guru, maupun karyawan diwajibkan mengenakan seragam korpri.
3. Jangankan mobil BMW, mobil Mercedez, atau mobil Toyota saya pun belum punya.
4. Kariernya tiba-tiba merosot drastis dari seorang manajer, supervisor, hingga sekarang menjadi karyawan biasa.
5. Semua anak kelas 6,5 dan 4 SD 5 Karangharjo hari ini mengikuti estafet tunas kelapa di jalan Ahmad Yani.
6. Mungkin sudah menjadi suratan takdir, Gianto tinggal di rumah gedung, rumah kayu, dan sekarang tinggal di gubuk pinggir kali.
7. Ayah kecewa dengan Intan karena IPK tiga semester ini terus menurun dari 3,5; 3,2; 2,9.
8. Prestasi sepakbola SMA Pelita terus menurun dari juara 1, lalu Juara 2, dan Juara 3.
9. Nilai matematika Rudi terus merosot tajam dari 9,8, dan 6.
10. Hilda tidak merasa kecewa kepada Ibu, meskipun mendapat kado yang nilainya selalu turun, sepeda, sepatu, dan tas.
11. Meskipun sudah belajar giat, peringkat Toni terus menurun, rangking 4, rangking 6, dan rangking 7.
12. Film Garuda di Dadaku disaksikan penonton dari berbagai kalangan mulai dari usia dewasa, remaja hingga anak-anak.
13. Jalan raya itu sudah dibuka untuk semua kendaraan mulai dari mobil, sepeda motor hingga becak.
14. Upacara pelantikan itu dihadiri para perwira, bintara, dan tamtama.
15. Pada saat pembinaan dari Kapolda, seluruuh peserta upacara yang terdiri Kapolres, Wakapolres, Staff dan anggota Kepolisian Resor tampak khidmat mendengarkan.
16. Karena omzet bisnisnya turun, kendaraan pribadinya juga ikut turun, mobil Toyota Avanza, Suzuki Carry, dan akhirnya sepeda motor Honda Beat.
17. Dian Ardila sungguh bangga, pelantikan menjadi perwira pertama di Jakarta dihadiri oleh Ayah, Ibu, dan kakaknya.
18. Pelaku kriminal itu diisolasi di lapas mulai dari Super Maximum Security (Pengamatan Sangat Tinggi), Maximum Security (Pengamanan tinggi), Medium Security (Pengamanan Sedang) dan Minimum Security (Pengamanan Rendah).
19. Dalam peraturan baris berbaris (PBB) sudah diatur bahwa barisan dari kanan ke kiri ditempati mereka yang berpostur tinggi, sedang, kemudian rendah.
20. Toko pakaian itu menyediakan baju dengan harga sangat mahal, mahal, sedang, dan murah.

40 Contoh Majas Anafora dalam Puisi dan Kalimat

Majas anafora adalah majas yang bisa dikenali dengan ciri-ciri adanya pengulangan kata pada awal kalimat yang dituliskan secara berturut-turut. Penggunaan majas ini lazim digunakan dalam penulisan karya sastra puisi. Biasanya sang penulis akan menggunakan majas ini untuk mempertegas pesan yang disampaikan.

Misalnya:

(1) 
engkaulah harapan
engkaulah impian
engkaulah masa depan...

(2) 
Lelah menantimu
lelah mengharapkanmu
lelah dengan dirimu

(3)
Diriku terpaku
diriku terpana
diriku jatuh cinta

(4)
Hening menghampiriku
hening mencekamku
hening membunuhku

(5)
Sepasang matamu begitu bening
sepasang matamu memancarkan harapan
Sepasang matamu membuatku melayang




Selain dalam karya puisi, banyak juga pengarang cerpen, novel yang sesekali menyelipkan majas ini dalam karya sastra mereka. Misalnya: Sepatu baru, sepatu mahal sayang kualitasnya jelek.

Majas ini juga sering dipakai untuk meramaikan dunia perpolitikan tanah air. Misalnya jargon dari Presiden Jokowi, kerja, kerja, kerja !. Lalu ada juga : Petani maju, petani makmur, Buruh bersatu, buruh makmur.


Selain contoh di atas, di bawah ini merupakan contoh majas anafora yang mungkin bisa membantu anda untuk menambah pemahaman tentang majas tersebut.

Contoh:
1. Ada ubi, ada talas.
2. Semangat pagi, semangat hidup.
3. Semakin ditentang, semakin melawan.
4. Rumah kita, rumah penuh cinta.
5. Ada kemauan, ada jalan.
6. Hidup berkah, hidup bahagia.
7. Tidak ada harapan, tidak ada kepastian.
8. Hari berganti, hari menanti.
9. Kini semua telah berlalu, kini semua telah berubah, kini semua telah berakhir.
10. Ternyata aku telah kau perdaya, ternyata aku telah kau bohongi, ternyata aku telah kau khianati.
11. Wajahmu begitu anggun, wajahmu begitu menenteramkan, wajahmu begitu memesona.
12. Semakin kukejar dirimu, semakin menjauh dirimu.
13. Berlari kugapai cintamu, berlari kau tolak cintaku
14. Semakin dalam merindumu, semakin menderita diriku
15. Sejuta harapan kutancapkan, sejuta perjuangan aku lakukan.
16. Seribu masalah berdatangan, seribu optimisme aku rasakan.
17. Aku melangkah, aku berlari, aku berjuang, aku menang.
18. Engkau bagai bidadari, engkau meruntuhkan hati, engkau membuatku jatuh cinta.
19. Ada uang, ada barang.
20. Gajiku naik, gajiku melayang.
21. Saya datang, saya lihat, saya menang.
22. Rakyat diam, rakyat bergerak, rakyat melawan, rakyat berontak.
23. Cinta datang, cinta mengkhianati, cinta pun pergi.
24. Indonesia bersatu, Indonesia membangun, Indonesia maju.
25. Bergerak serentak, bergerak bersama, bergerak demi kemajuan.
26. Rumah Tuhan, Rumah Kehidupan.
27. Mawar berduri, mawar melukai.
28. Sekali berjuang, sekali berperang, sekali menang.
29. Jumat keramat, jumat semangat.
30. Rajin membaca, rajin belajar, rajin beramal.
31. Muda berkarya, muda bekerja, Muda kaya raya.
32. Lupa diri, lupa saudara, lupa segalanya.
32. Cita-cita membuat kita bersemangat, cita-cita membuat kita bekerja keras, cita-cita itulah tujuan kita.
32. Jangan patah semangat, jangan putus harapan, jangan lelah berjuang.
33.Uang dicari, uang digenggam, uang dihabiskan.
34. Langit mendung, langit muram, langit meneteskan air mata.
35. Rela bekerja, rela berkorban, rela berjuang.
36. Disiplin dalam perilaku, disiplin dalam ucapan, disiplin dalam pekerjaan.
37. Tidak merokok, tidak minum alkohol, tidak mengonsumsi obat terlarang.
38. Pintar di sekolah, pintar di rumah, pintar di lingkungan.
39. Jangan pernah memarahinya, jangan pernah menyakiti hatinya, jangan pernah mengkhianatinya.
40. Menolak untuk membayar denda, menolak untuk mengganti rugi.

Kamis, 22 November 2018

25 Contoh Majas Alusio yang Baik dan Benar

Diskusi tentang bahasa Indonesia kali ini, mengantar kita pada pembahasan soal majas. Nanti, kita akan membahas semua pengertian majas, dan contoh-contohnya. Dengan mempelajari majas lalu menguasainya, diharapkan kalian bisa menghadirkan karya tulis baik fiksi (cerpen, novel, puisi) maupun nonfiksi (opini, esai dll).

Nah, untuk kali ini kita akan berdiskusi tentang majas alusio. Majas Alusio adalah majas yang menunjuk secara tidak langsung pada peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, tempat-tempat, atau dalam karya-karya sastra yang terkenal.



Contoh:

1. Semangat 17 Agustus 1945 harus kita pertahankan demi kemajuan bangsa.
2. Sosok ketua kelas dan wakilnya, mengingatkanku pada sosok Soekarno-Hatta.
3. Sesuai dengan janjimu, aku akan menantimu di Terminal 2 Ahmad Yani
4. Aksi unjuk rasa di televisi pagi ini, mengingatkanku pada peristiwa 1998.
5. Setiap bulan September tiba, para pelaku peristiwa 1965 selalu mengalami trauma.
6. Semangat 1928 harus dimiliki para pemuda jika ingin sukses.
7. Suara merdu peserta lomba menyanyi itu mirip sekali dengan suara Ari Lasso.
8. Mahalnya harga bensin mengingatkan orang pada murahnya harga bensin zaman Soeharto.
9. Setelah berkunjung ke Washington DC, pejabat itu akan segera kembali ke tanah air.
10. Jika kelak ia dewasa, Rasti bercita-cita ingin menjadi seperti Ibu Sri Mulyani.
11. Santa Klaus selalu muncul di mana-mana saat menjelang 25 Desember.
12. Tan Malaka terkenal sebagai bapak Republik Indonesia.
13. Setelah membaca Laskar Pelangi, Arman berkeinginan bersekolah di luar negeri.
14. Ronggeng Dukuh Paruk mendapat banyak penghargaan dalam bidang sastra.
15. Cantik itu Luka bukan hanya dicetak dalam bahas Indonesia, melainkan juga dalam beberapa bahasa asing.
16. 27 Desember 1949 merupakan hari pengakuan kedaulatan Republik Indonesia.
17. Hari ini Gading akan terbang ke Aceh untuk mengikuti lomba balap sepeda.
18. Arab Saudi memutuskan untuk menutup kasus itu karena tidak adanya bukti yang kuat.
19. Kecupan yang Sangat Dirindunya memberi inspirasi bagi para pembacanya.
20. Hartono pergi ke perpustakaan untuk meminjam Burung-Burung Manyar.
21. Meskipun sudah dilarang, Angelina tetap bersikeras ingin berkarir seperti Neil Amstrong.
22. Setiap kali naik pesawat, Farid selalu teringat dengan kejadian Lion Air.
23. Setiap 22 Desember sebaiknya kita sejenak merenungkan kembali jasa ibu kita masing-masing.
24. Kembang api akan menyala begitu indah setiap malam 1 Januari.
25. Ia benar-benar kagum dengan pengarang Bekisar Merah.

Rabu, 21 November 2018

50+ Contoh Majas Metafora dalam Kalimat beserta Artinya

Metafora disebut juga majas perbandingan, yaitu cara melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain secara langsung (tidak memakai kata-kata yang menyatakan pembanding).

Agar lebih jelas, mari kita perhatikan contoh majas metafora di bawah ini.



1.Ucapan anak buahnya membuat Leonardo naik darah. (marah)
2.Bernard gembira melihat buah hatinya bermain di halaman rumah. (anak)
3.Karena prestasinya, Ruli menjadi anak emas pimpinannya. (karyawan teladan)
4. Demi keluarganya, Fian bekerja membanting tulang siang dan malam. (kerja keras)
5. Yuli terpaksa meminjam uang pada lintah darat. (rentenir)
6. Sebagai anak bawang, Ucok sangat rajin bekerja. (karyawan baru)
7. Sejak hari itu, Dila menjadi belahan jiwa yang sangat dicintai Karto. (kekasih)
8. Dengan berat hati, Suli meminta Dion meninggalkan tempat ini. (enggan)
9. Setelah belajar keras setiap hari, Bowo akhirnya menjadi bintang kelas. (juara kelas)
10. Setelah mencetak banyak gol, Joni menjadi bintang lapangan. (pemain paling penting)
11. Gaya berbusana Vienna menjadi buah bibir di kalangan warganet. (bahan pembicaraan)
12. Rinto membelikan Dewi buah tangan yang sangat unik. (oleh-oleh)
13. Meskipun terkenal sebagai buaya darat, Narto tetap saja menangis ketika ditinggalkan Vania. (suka main perempuan)
14. Karena kecantikannya, Xena terkenal sebagai bunga desa. (gadis paling disukai)
15. Tadi malam, bunga tidurnya benar-benar membuat Husna menangis. (mimpi)
16. Meskipun terkenal berdarah biru, Nita tetap ramah kepada semua orang. (bangsawan)
17. Kala dewi malam bersinggasana di langit malam, suasana pun menjadi indah. (bulan)
18. Karena gelap mata, Hasan tega membanting pintu rumah. (sangat marah)
19. Jangan biarkan narkoba merusak generasi emas bangsa ini ! (generasi muda)
20. Reza terpaksa gigit jari, melihat Desta berjalan bergandengan tangan dengan Intan. (diam)
21. Tanpa ampun, si jago merah melalap bangunan di perkampungan itu. (api)
22. Mendengar jantung hatinya hendak berkunjung, Lina bergegas pulang ke rumah. (kekasih)
23. Masyarakat terpengaruh dengan kabar angin, kemudian justru melakukan tindakan kriminal. (kabar yang tidak jelas)
24. Triana menganggap berita itu hanya kabar burung belaka. (kabar hoax)
25. Jono rela menjadi kaki tangan Faldo asalkan digaji besar. (orang kepercayaan)
26. Tono berdiskusi dengan Dani yang berkepala batu. (keras kepala)
27. Di hadapan anak buahnya, Cacha meminta agar menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. (tenang)
28. Dion harus lebih sabar menghadapi Bowo yang terkenal berkepala udang. (bodoh)
29. Sebagai kuli tinta majalah kriminal, Seno harus cerdas dan hati-hati saat meliput berita. (wartawan)
30. Tidak sia-sia Lilis menjadi kutu buku, ia berhasil menjadi juara kelas setiap tahun. (pembaca buku)
31. Selvi menyesal bersuami Narto yang mata keranjang. (suka dengan banyak wanita)
32. Melihat gaya dan penampilan Willy, tiba-tiba Reno mati gaya.
33. Ketika tertangkap basah mencontek, Fina langsung mati kutu
34. Kubu oposisi sepertinya mati langkah menghadapi kubu petahana.
35. Kasus pencurian mobil itu akhirnya diselesaikan di meja hijau. (pengadilan)
36. Meskipun kaya raya, Ardi terkenal sebagai sosok yang murah hati. (suka memberi)
37. Tanpa diduga, Beni menjadi musisi yang naik daun. (terkenal)
39. Meskipun dianugerahi pahlawan tanpa tanda jasa, Yosi merasa lelah menjadi guru honorer.
40. Sang raja hutan berlari mengejar kawanan kijang di hutan itu. (harimau)
41. Tidurnya terusik karena raja siang mulai bersinar di balik jendela. (matahari)
42. Dengan rendah hati, anggota DPR itu menyapa warga di desa itu. (sopan)
43. Jangan sampai narkoba menjadikanmu sampah masyarakat !
44. Iwan sangat menyayangi anak semata wayangnya yang lucu itu.
45. Sejak menjadi tangan kanan pemborong bangunan itu, Bayu semakin kaya raya.
46. Karyawan minimarket memperhatikan CCTV dengan seksama untuk mengetahui si tangan panjang.
47. Meskipun sudah ditangkap, kejahatan tikus kantor selalu ada.
48. Ia harus bekerja keras, karena Tanto adalah tulang punggung keluarga.
49. Dalam surat rayuannya, Danang menyebut Silvi adalah tulang rusuknya.
50. Agar kasus ini tidak melebar, Fristie memberikan uang tutup mulut kepada Dilan.
51. Sebagai ujung tombak perusahaannya, Ceppy dan kawan-kawan harus bekerja keras.

Pengertian, Ciri, dan Jenis Kata Benda

Nomina atau kata benda adalah kelas kata yang menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Menurut Aina Prihantini(2015), pada umumnya, kata benda dapat diikuti oleh frasa yang.. atau yang sangat....Contoh: sepatu (yang bagus), kerikil (yang berserakan, buku (yang sangat tebal), mobil (yang sangat mahal).



1. Ciri-ciri kata benda.

a. Berawalan pe-, contoh: penyair, petani, penulis
b. Berakhiran -an, contoh: pakaian, makanan, bendungan.
c. Berimbuhan gabungan pe-an, contoh: pendewasaan, pendakian, penahanan.
d. Berimbuhan gabungan per-an, contoh: persaudaraan, perkampungan, permukiman.
e. Berimbuhan gabungan ke-an, contoh: keadilan,keserakahan, kesederhanaan.

2. Jenis Kata Benda

a. Kata Benda yang jumlahnya Dapat Dihitung

Pada jenis kata benda yang jumlahnya dapat dihitung, di depan kata benda tersebut biasanya diletakkan kata bantu bilangan, seperti seorang, seekor, satu, dua, dan sebagainya. Berikut kelompik yang termasuk dalam kata benda yang jumlahnya dapat dihitung.
1) Orang meliputi:

  • nama diri, contoh: Irfan, Budi, Sapto.
  • nama perkerabatan, contoh: ibu, bapak, kakak, adik, saudara.
  • nama pangkat, pekerjaan, atau jabatan, contoh: guru, pedagang, tentara.
  • nama gelar, contoh: doktor, haji.

2) Hewan, contoh: sapi, ikan, kambing, bebek.
3) Tumbuhan atau pohon, contoh: apel, cemara, jagung,
4. Benda alam, contoh: gunung, sungai, laut, bulan, danau.
5) Hal atau proses, contoh: perundangan, hukuman, pemakaman,pemukiman.
6) Hasil, contoh: binaan, karangan, bendungan.

b. Kata Benda yang Jumlahnya Tidak Terhitung

Pada jenis kata benda yang jumlahnya tidak terhitung, hendaknya diletakkan kata keterangan ukuran satuan, seperti km (kilometer), ton, liter, persegi, kubik, dan sebagainya; kata yang menyatakan wadah, seperti karung, gelas, kaleng, truk, dan sebagainya; atau kata keterangan, seperti (se-) ikat, (se-)potong, (se-)iris, dan sebagaianya. Kelompok yang termasuk dalam jenis kata benda yang jumlahnya tidak terhitung antara lain:
1) bahan,contoh: tepung, semen, pasir, beras, kayu;
2) zat, contoh: air, asap, bensin.

c. Kata benda yang menyatakan Nama Khas

Pada jenis kata benda yang menyatakan nama khas di depannya tidak dapat ditambahi kata bilangan, contoh: Jakarta, Semarang, India, Yogyakarta, dan sebagainya.

Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Jumat, 16 November 2018

Jenis Kalimat Berdasarkan Peran Subjek dan Predikat

Berdasarkan peran subjek dan predikat, jenis kalimat dibagi menjadi dua, yaitu kalimat aktif dan kalimat pasif.




1. Kalimat Aktif
Suatu kalimat yang unsur subjeknya berperan sebagai pelaku atau yang melakukan tindakan (Ainia Prihantini: 2015).

Ciri-ciri kalimat aktif.

a. Kalimat Aktif mengandung kata kerja aktif yang ditandai dengan awalan meN-; memper-; imbuhan gabung meN-i, meN-kan, memper-i, dan memper-kan.

Contoh:

1. Aldo membeli buku
2. Rina menyulam kain.
3. Irwan menjahit baju
4. Polisi menangani kasus pencurian.
5. Ketua panitia mengawali acara.
6. Pak Burhan mendanai kegiatan.
7. Tasya menambahkan garam.
8. Rudi membawakan acara.
9. Herman menjabarkan persoalan.
10. Regu Dina mempercantik halaman sekolah
11. Gilang memperlebar kolam.
12. Hisyam mempertajam pisau.
13. Hana memperbaiki mobil.
14. Kukuh memperbarui warna mobil.
15. Sekolah memperingati hari Pahlawan.
16. Bayu mempertanyakan keputusan ketua kelompok.
17. Tono mempermasalahkan hasil rapat.
18. Eko mempersoalkan uang belanja.

b. Imbuhan kata kerja aktif dalam kalimat aktif memiliki oposisi (dengan imbuhan kata kerja pasif yang berupa di-, diper-, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan). Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:

1. Willy menangkap ikan. (imbuhan men- pada kata kerja aktif)
-  Ikan ditangkap Willy. (imbuhan di- pada kata kerja pasif sebagai oposisi.
2. Kain disulam Rina
3. Baju dijahit Irwan
4. Kasus pencurian ditangani Polisi
5. Acara diawali ketua panitia
6. Kegiatan didanai Pak Burhan
7. Garam ditambahkan Tasya.
8. Acara dibawakan oleh Rudi.
9. Persoalan dijabarkan oleh Herman.
10. Halaman sekolah dipercantik oleh regu Dina.
11. Kolam diperlebar oleh Gilang.
12.Pisau dipertajam olehHisyam.
13. Mobil diperbaiki oleh Hana.
14. Warna mobil diperbarui oleh Kukuh.
15. Hari Pahlawan diperingati olehsekolah.
16. Keputusan ketua kelompok dipemasalahkan Bayu.
17. Hasil rapat dipertanyakan Tono.
18. Uang belanja dipersoalkan Eko.

c. Kalimat aktif memiliki predikat kata kerja berimbuhan ber-. Akan tetapi, bentuk kalimat tersebut tidak memiliki oposisi bentuk pasif.
Contoh:
1. Rudi berdasi merah.
2. Irwan berpayung hitam.
3. Yusi berkerudung putih.
4. Lalu berlari kencang
5. Usman bermain kelereng.


2. Kalimat Pasif. 
Suatu kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita (pasien) dari suatu tindakan.

Ciri-ciri kalimat pasif.

a. Kalimat Pasif mengandung kata kerja pasif berimbuhan di-, diper-i, di-i, di-kan, diper-i, dan diper-kan, yang berfungsi sebagai oposisi imbuhan kata kerja aktif. Oposisi berarti pertentangan yang memperlihatkan perbedaan arti.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
2. Roti dibeli oleh Nana
3. Laskar pelangi dibaca oleh Bobi.
4. Televisi diperbaiki Viki.
5. Warna pagar diperbarui Cici.
6. Hari Pemuda diperingati oleh para pemuda.
7. Para pemain sepakbola dilempari bunga oleh pendukungnya.
8. Winda ditemani Hilda.
9. Pulau baru itu dinamai oleh Presiden.
10. Kursi itu ditambahkan oleh Aina.
11. Janji itu diamalkan oleh seluruh anggota pramuka.
12. Jawaban Lilis disalahkan oleh Bu Diah.
13. Krupuk ikan digemari anak-anak sekolah.
14. Rully dijauhi oleh Ardilla.
15. Peringatan Pak Irwan diperhatikan oleh seluruh karyawannya.

b. Unsur subjek (S) dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi unsur objek (O) dalam kalimat aktif.
Contoh:
1. Nasi dimakan oleh Maman.
      S        P                O
- Makan memakan nasi
      S          P              O

c. Sebagian tipe kalimat pasif tidak memiliki oposisi dalam bentuk kalimat aktif.
Contoh:
1. Rumahnya kedatangan tamu dari Papua.
2. Sekolah itu sudah terakreditasi oleh Badan Akreditasi.


Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Kamis, 15 November 2018

45 Contoh Kalimat Majemuk Setara dan Pengertiannya

Mempelajari bahasa Indonesia sebenarnya bukan hal yang sulit asalkan kita rajin membaca dan rajin menulis. Kali ini kita akan kembali menambah khazanah keilmuan kita tentang pelajaran bahasa Indonesia. Tema yang akan kita diskusikan bersama adalah tema tentang kalimat majemuk setara.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara.  Aina Prihantini (2015) juga menyebutkan kalimat majemuk setara adalah  kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih, yang hubungan antar-klausanya bersifat koordinatif.

Kalimat majemuk setara dibagi menjadi tiga macam, antara lain:



a. Hubungan Penjumlahan

Hubungan yang menyatakan penjumlahan atau gabungan kegiatan, keadaan, peristiwa, atau proses. Hubungan ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, kemudian, lalu, sedangkan, padahal, atau baik...maupun.

Contoh konjungsi dan:
1. Silvi sarapan pagi dengan segelas susu dan sepotong roti.
2. Ronald membelikan adiknya roti tawar dan selai pisang.
3. Di luar dugaan, semua anak asuhnya berhasil meraih juara 1, juara 2, dan juara harapan 1.
4. Di perpustakaan, Intan membaca buku agama dan Felix membaca buku sejarah.
5. Sesuai tradisi, hari ini Latif dan Sonia akan menikah secara adat dan secara agama.

Contoh konjungsi serta
1. Ruswan pergi ke kantor pos untuk membeli perangko, meterai, dan amplop serta mengirim surat.
2. Hari ini aku akan memasak, mencuci baju, dan membersihkan halaman serta memperbaiki kompor rusak.
3. Tohari memiliki 4 orang anak: Lidyia, Dwi, dan Ryan, serta Evelyn.
4. Ranto menyukai olahraga berenang, basket, dan tenis meja, serta atletik.
5. Trisna membeli buku, pensil, dan bolpoin, serta penghapus.

Contoh konjungsi kemudian
1. Theana membeli permen karet, kemudian mengunyahnya segera.
2. Robi mulai belajar matematika, kemudian belajar fisika.
3. Hasto membuka dompet, kemudian mengeluarkan uang untuk membayar belanja.
4. Rifai sarapan pagi, kemudian berangkat ke kantor
5. Leo membeli mobil baru, kemudian mengendarainya hingga sampai di rumah.

Contoh konjungsi lalu
1. Pulang sekolah, Amir meletakkan tas di kamar, lalu mencium tangan ayah dan ibu.
2. Parto mengambil tempat sampah, lalu meletakkanya di samping rumah.
3. Hana membuka tas, lalu mengambil pensil dan buku.
4. Ranti memakai sepatu, lalu berangkat ke sekolah
5. Desta mandi, lalu gosok gigi.


Contoh konjungsi sedangkan

1. Arlina sangat menyukai olahraga, sedangkan Tinton gemar membaca buku.
2. Ibu pergi ke pasar, sedangkan ayah bekerja di sawah.
3. Arnold berhasil meraih juara 1 lomba badminton, sedangkan Rizal meraih juara 3.
4. Putranya yang pertama duduk di bangku kelas 7 SMP, sedangkan putranya yang ke-2 masih duduk di bangku kelas 3 SD.
5. Rumah nenek berdinding kayu, sedangkan rumah ayah berdinding tembok.


Contoh konjungsi padahal
1. Iko terlihat gelisah, padahal ia sudah mengerjakan PR.
2. Tino berhasil meraih peringkat pertama, padahal ia jarang belajar.
3. Harno tetap tidak mampu membayar utang, padahal ia sudah bekerja keras.
4. Lusi nekat masuk sekolah, padahal ia baru sakit.
5. Akhirnya Santo berhasil meraih juara 1 tenis meja, padahal tangannya cedera.

Contoh konjungsi baik...maupun

1. Jalan itu sudah bisa dilewati, baik oleh kendaraan roda dua maupun kendaraan roda empat.
2. Semua anak akan mendapat hadiah, baik yang kalah maupun yang menang
3. Surti merupakan siswa yang berprestasi, baik dalam bidang akademik maupun olahraga.
4. Baik Yesi maupun Diana, mereka berlomba menjadi juara kelas.
5. Baik dahulu maupun sekarang, sikap Reza tetap tidak berubah.




b. Hubungan Perlawanan.

Hubungan yang menyatakan bahwa apa yang dinyatakan dalam klausa pertama berlawanan atau tidak sama dengan apa yang dintayakan dalam klausa kedua. Kalimat majemuk setara dengan hubungan perlawanan ditandai dengan konjungsi tetapi, tetapi juga, atau jangankan. Dalam hubungan perlawanan yang menyatakan penguatan, bisa juga menggunakan konjungsi tidak/bukan saja, tidak/bukan hanya, atau tidak/bukan sekadar pada klausa pertama, lalu diikuti dengan konjungsi tetapi/melainkan juga pada klausa kedua.

Contoh:

1. Lastri sudah belajar giat, tetapi tetap saja tidak naik kelas.
2. Andre ingin pergi ke Surabaya, tetapi Indah ingin pergi ke Malang.
3. Jangankan membeli sepeda motor, membeli mobil Hesti pun sanggup.
4. Jangankan melukis pepohonan, melukis wajahmu Rendra pun dia mampu mengerjakannya.
5. Perceraian orangtuanya tidak saja membuatnya sedih, tetapi juga membuat Harto putus asa.
6. Terlambat makan tidak saja membuat kita lapar, tetapi juga bisa menyebabkan banyak penyakit.
7. Rumahnya bukan hanya mewah, melainkan juga sangat indah.
8. Sepatu barunya bukan hanya mahal, melainkan juga dibeli di luar negeri.


c. Hubungan pemilihan

Hubungan yang menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan atau lebih, yang dinyatakan oleh klausa-klausa yang terhubung oleh koordinator (konjungsi). Kalimat majemuk setara ini ditandai dengan konjungsi atau.

Contoh:

1. Nilai ujiannya memang menggembirakan, namun ia harus memilih melanjutkan kuliah di IPDN atau UGM.
2. Akibat perceraian orangtuanya, Farhan harus memilih ikut ayah atau ibunya.
3. Perut Kinanti terasa lapar, tetapi ia bingung harus makan nasi goreng atau nasi pecel.
4. Luna bimbang harus memilih ekstrakurikuler tenis meja atau bola voli.
5. Zahra sudah berada di pasar, namun ia lupa dititipi ibu membeli jeruk atau mangga.


Daftar Pustaka

Prihantini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia – Panduan Tata Bahasa Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: B first.

Rabu, 14 November 2018

50 Contoh Konjungsi Temporal Tidak Sederajat dalam Kalimat

Pada artikel kali ini, kita akan mempelajari konjungsi temporal tidak sederajat. Sebagai pengingat, sebelumnya kita sudah membahas konjungsi temporal sederajat. Kata konjungsi temporal tidak sederajat adalah kata hubung yang menghubungkan kalimat  bertingkat atau tidak setara. Maksudnya adalah kalimat tersebut terdiri dari klausa-klausa yang tidak dapat dipisahkan menjadi klausa tersendiri.

Adapun kata konjungsi temporal tidak sederajat dapat digunakan di awal, tengah, maupun di akhir paragraf. Kata konjungsi temporal tidak sederajat yang sering di gunakan adalah sebagai berikut: sebelum, hingga, demi, sementara, sambil, bila, waktu, sejak, ketika, dan apabila.

Agar lebih jelas, sila perhatikan contoh kalimat di bawah ini.



Sebelum

1. Sebelum pergi ke sekolah, Aira sarapan bersama ayah dan Ibu.
2. Winda telah pergi ke London sebelum menikah denganku.
3. Sebelum membaca koran, kakek terlebih dahulu minum segelas teh.
4. Galih membeli sepatu baru sebelum pergi ke Yogyakarta.
5. Sebelum minum obat, Yuli harus sarapan dahulu.


Hingga

1. Hingga matahari terbenam, Titi belum juga pulang.
2. Ratih belajar giat sejak sore hingga larut malam.
3. Habib berlatih tinju dengan keras hingga tangannya berdarah.
4. Hingga putus, jembatan penghubung desa belum juga diperbaiki.
5. Dari pagi hingga sore hari, pekerjaan itu belum selesai juga.
6. Hujan deras menggenangi sungai hingga banjir.

Demi

1. Ia bersorak gembira demi melihat pengumuman hasil tes CPNS.
2. Demi anaknya, ia bekerja keras setiap hari.
3. Ia belajar dengan giat demi meraih cita-citanya.
4. Demi bekerja di luar negeri, Silvi rajin belajar bahasa inggris.
5. Ia giat berolahraga demi kesehatannya.

Sementara

1. Sementara menanti ayah pulang kerja, Rian bermain dengan kakak.
2. Lutfi asyik bermain kelereng sementara Tari bermain lompat tali.
3. Sementara menunggu pertandingan bulu tangkis, para penonton berdoa agar Surya menang.
4. Isti belajar matematika sementara Surti belajar IPA
5. Sementara Rian membaca buku, Aldi bermain sepeda di halaman rumah.

Sambil

1. Sambil menggendong Najwa, Cintia memasak air di dapur.
2. Ia mengendarai motor sambil memegang kepalanya yang terluka.
3. Sambil berpegangan pada sebatang pohon, Angga berusaha memetik pohon mangga.
4. Narto melempar sepatunya sambil memarahi Gunawan
5. Sambil minum teh, ia membaca surat undangan di meja.

Bila

1. Ia baru bicara bila ditanya
2. Semua murid akan berkumpul di lapangan bila ada pengumuman upacara.
3. Rumah itu akan disegel bila pemiliknya tidak mampu melunasi hutangnya.
4. Eva akan menikah dengan Tinton bila orangtua mereka mengizinkan
5. Semua uangnya akan dibelikan mobil bila panen tahun ini berhasil.

Waktu

1. Katon berhasil menjuarai turnamen itu, waktu istrinya melahirkan anak pertama.
2. Waktu Ibu guru menerangkan, semua murid terlihat sangat serius.
3. Lilo baru saja diterima menjadi pegawai bank, waktu ibunya tiba di kota Jeddah.
4. Waktu makan siang, Irwan bertemu dengan Tari.
5. Semua karyawan sedang berada di kantin, waktu kebakaran

Sejak

1. Sejak hari itu aku memutuskan untuk berpisah denganmu.
2. Aku merasa sehat sejak rutin minum jamu
3. Kini kita bisa berkomunikasi dengan bertatap muka sejak adanya teknologi internet.
4. Sejak pindah ke Surabaya, aku sudah jarang berkomunikasi dengan Lita.
5. Sejak bekerja di perpustakaan, Rudi semakin rajin membaca buku.


Ketika

1. Ketika aku pulang, Ibu sedang memasak nasi
2. Arman sudah tertidur lelap ketika ayah tiba di rumah
3. Ketika Rudi membaca buku, seekor kucing menyelinap ke dapur.
4. Rian sedang berada di toko buku Kiaramedia ketika Santi pergi menonton film.
5. Ketika Irma berangkat sekolah, ayah baru tiba dari Malaysia.

Apabila

1. Apabila Tuhan mengizinkan, aku akan pergi haji tahun depan.
2. Peristiwa itu tidak akan terjadi apabila Dewi tidak pergi ke London.
3. Apabila nilai rata-rataku bagus, aku akan mendaftar di STAN.
4. Hidupmu akan bahagia apabila kamu mau menjadi istriku.
5. Apabila komputer ini rusak, kamu yang harus memperbaikinya.

Senin, 12 November 2018

25 Contoh Konjungsi Temporal Sederajat dalam Kalimat

Bisa menguasai ilmu tulis menulis dengan baik merupakan bentuk literasi berbahasa yang cukup penting baik bagi anda yang bercita-cita sebagai penulis, anda yang berstatus pelajar maupun khalayak umum. Untuk lebih memperdalam penguasaan ilmu kepenulisan anda, kali ini saya akan menambahkan informasi baru tentang konjungsi temporal sederajat. 

Konjungsi temporal sederajat merupakan konjungsi yang biasanya digunakan untuk menghubungkan kalimat majemuk setara. Konjungsi ini tidak boleh diletakkan pada awal kalimat dan akhir kalimat. Letaknya di tengah. 

Sementara itu yang dimaksud dengan kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang unsur atau bagian-bagiannya mempunyai hubungan sederajat, atau dengan kata lain, kalimat yang terjadi dari gabungan beberapa kalimat tunggal yang setara. 

Agar semakin jelas pembahasannya, silakan simak contoh konjungsi temporal sederajat di bawah ini.



Sebelumnya

1. Hari ini Lidia akan memasak ikan asin, sebelumnya ia berbelanja di pasar.
2. Pelajaran jam ketiga ini adalah olahraga,  sebelumnya kami mengikuti upacara bendera.
3. Hari ini Sutanto pergi ke India, sebelumnya ia terbang ke Thailand.
4. Kali ini Rendra berbisnis buku, sebelumnya ia sukses berbisnis otomotif.
5. Sukarto juara tinju tingkat provinsi, sebelumnya ia juara tingkat kabupaten.

Lalu

1. Ia mengambil sendok lalu mengambil piring di rak.
2. Rinto membeli buku tulis lalu membayar di kasir
3. Suharto memungut sampah di trotoar lalu membuangnya ke tempat sampah.
4. Tantri mengambil mangga di meja lalu mengupasnya dengan pisau
5. Petugas perpustakaan itu mengambil buku di meja lalu meletakkanya di rak buku.


Selanjutnya

1. Rita berhasil mengakhiri pertandingan dengan tendangan keras, selanjutnya ia akan maju ke final.
2. Edo sudah mendaftar CPNS secara online, selanjutnya ia akan mengirimkan berkas melalui kantor pos.
3. Berkas kasus ini sudah lengkap, selanjutnya POLRI akan mengirimkannya ke kejaksaan
4. Rudi berhasil menamatkan pendidikan SMA, selanjutnya ia akan mendaftar di AKMIL.
5. Yuli sudah membersihkan rumahnya, selanjutnya ia akan pergi berbelanja ke supermarket.

Kemudian

1. Irfan membuka pintu rumah, kemudian ia duduk di kursi tamu.
2. Aku membuka lemari pakaian, kemudian ia mengambil baju berwarna merah
3. Sabdo pergi ke ruang kelas, kemudian ia duduk di bangkunya.
4. Ibu Fatma naik sepeda motor, kemudian iabergegas pergi ke pasar
5. Roni masuk ke perpustakaan, kemudian menulis namanya pada buku pengunjung.

Sesudahnya

1. Sesuai jadwal, jam pertama akan diisi dengan pelajaran matematika, sesudahnya akan diisi pelajaran bahasa inggris.
2. Setiap siswa baru akan masuk ke kelas masing-masing, sesudahnya mereka akan mendapat nomor induk baru.
3. Irfan berhasil meraih juara 1 lomba tenis meja tingkat kecamatan, sesudahnya ia akan mengikuti pertandingan tingkat kabupaten.
4. Farhan pergi ke kolam renang, sesudahnya ia berkunjung ke rumah Yuli.
5. Septa memasak nasi goreng, sesudahnya ia menghidangkannya di meja makan.

sumber : https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Kalimat_majemuk_setara

Jumat, 09 November 2018

30 Contoh penggunaan di sebagai Kata depan dan di sebagai Imbuhan

Penulisan "di" ini memang sepele namun cukup mengganggu kenikmatan membaca kata. Apabila kita rajin membaca status facebook terkadang ada kata-kata yang terasa janggal untuk kita baca, misalnya seputar penggunaan di.



Banyak sekali salah kaprah pada saat penulisan di dalam kalimat. Misalnya di jual, di makan. Kemudian ada juga dirumah, disekolah. Penulisan tersebut jelas keliru, yang benar adalah.

a. dijual
b. dimakan
c. di rumah
d. di sekolah

Penulisan "di" ada yang dipisah dengan kata sesudahnya, ada juga yang disambung. Lalu kapan ketentuan tersebut digunakan. Untuk kata depan penggunaan "di" harus dipisah. Sebaliknya jika  berfungsi sebagai imbuhan, di harus digandeng.

Cara untuk membedakan "di" sebagai kata depan dan di sebagai imbuhan adalah :

a) Tambahkan “me” di awal kata dimaksud.

b) Setelah ditambahkan “me”, lihat apakah kata tersebut menjadi padu ataukah rancu.
Jika menjadi padu, artinya kata tersebut merupakan imbuhan. Jika malah menjadi rancu, artinya kata tersebut merupakan kata depan.

Untuk lebih jelasnya, sila perhatikan contoh di bawah ini.

Kata Depan di.
Kata depan diikuti oleh kata yang termasuk keterangan tempat, misalnya


1. Di mana rumahmu ?
2. Agar mendapat banyak pahala, sebaiknya kita salat di masjid.
3. Aku dan Ardi akan berlibur ke Yogyakarta.
4. Pak Iwan membeli pensil di toko buku.
5. Ayahnya selalu menunggu di depan rumah, setiap pagi
6. Aku baru saja meletakkan buku di atas meja belajar.
7. Kau letakkan saja belanjaan ibu di depan pintu.
8. Aku sudah menunggumu di taman kota Semarang.
9. Pada hari ini, aku akan menginap di hotel Wijayakusuma.
10. Sesuai yang sudah dijanjikan, ia akan menerima rumah dan tanah di Surabaya.
11. Aku menyimpan uang di laci kamarku.
12. Baik di rumah maupun di sekolah, Rina selalu rajin belajar.
13. Akhirnya ia diterima bekerja di kantor pajak.
14. Aldo gemar membaca buku di perpustakaan sekolah.
15. Sore tadi, aku bertemu Lena di bandara Ahmad Yani.


Imbuhan di
Kata dasar dalam Imbuhan di biasanya adalah kata kerja, misalnya:

1. Aku mengambil koran yang baru saja dibaca oleh ayah.
2. Sepotong kue baru saja dimakan oleh Tristan.
3. Setelah dirawat selama lima tahun, burung itu akhirnya dilepas ke alam bebas.
4. Daripada memenuhi gudang, benda-benda tua itu akhirnya dibuang.
5. Seekor tikus dimakan kucing.
6. Mobil antik itu akhirnya dijual oleh pemiliknya.
7. Aku terkejut melihat tanamanku dirusak tikus.
8. Rida dicari Ratih di rumah Dewi.
9. Karena dianggap mengganggu, kucing itu dibuang ke luar kota.
10. Buku yang diambil Rita di mejaku itu milik Gunawan.
11. Rumah itu akhirnya diserahkan kepada anaknya.
12. Setiap hari, Luna diantar ayahnya pergi ke sekolah.
13. Markas tentara itu hancur berantakan karena diserang rayap.
14. Tiang bendera itu roboh karena ditabrak sepeda motor.
15. Menurut penelitian, seorang anak tidak boleh diancam.

Selasa, 06 November 2018

30 Contoh Huruf Diftong dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Pada artikel kali ini kita akan belajar bersama tentang diftong. Sebagaimana yang kita ketahui, di dalam bahasa Indonesia hanya terdapat empat diftong yang dilambangkan dengan gabungan huruf vokal ai, au, ei, dan oi.

Diftong adalah vokal yang berubah kualitasnya. Dalam sistem tulisan diftong biasa dilambangkan oleh dua huruf vokal. Kedua huruf vokal itu tidak dapat dipisahkan. Bunyi /aw/ pada kata "bakau" adalah diftong, sehingga <au> pada suku kata "-au" tidak dapat dipisahkan menjadi "a·u" seperti pada kata "mau". Demikian pula halnya dengan deretan huruf vokal <ai> pada kata "kutai". Deretan huruf vokal itu melambangkan bunyi diftong /ay/ yang merupakan inti suku kata "-ai".

Diftong berbeda dari deretan vokal. Tiap-tiap vokal pada deretan vokal mendapat hembusan napas yang sama atau hampir sama; kedua vokal itu termasuk dalam dua suku kata yang berbeda. Bunyi /aw/ dan /ay/ pada kata "daun" dan "main", misalnya, bukanlah diftong, karena baik [a] maupun [u] atau [i] masing-masing mendapat aksen yang (hampir) sama dan membentuk suku kata tersendiri sehingga kata "daun" dan "main" masing-masing terdiri atas dua suku kata. Ini menciptakan permasalahan pada akhir kata yang berhuruf u/w dan i/y, karena, pengucapan yang sama saja pada akhir kata.

Agar lebih jelas memahami, mari kita simak contoh kata yang mengandung diftong dalam kalimat di bawah ini.



Contoh Diftong pada Posisi awal

1. Saya mempelajari olahraga tenis meja secara autodidak.
2. Rumah itu sudah menjadi eigendum kami.

Contoh Diftong pada Posisi Tengah.

1. Balairung kampus itu sungguh megah
2. Saya merasa bahagia atas anugerah dan taufik ini.
3. Kita tidak boleh mendekat dengan lokasi geiser itu.
4. Setelah selesai berdiskusi, mereka sepakat memboikot semua produk negara asing tersebut.
5. Pada zaman penjajahan, tentara jepang dengan keji menyiksa para geisha.
6. Anak itu menjadi kaisar termuda di negara Jepang.
7. Setelah ini kita akan pergi ke Kaimana
8. Setiap Sekolah Menengah Atas diminta mengirimkan perwakilan untuk mengikuti Raimuna 2018.


Contoh Diftong pada Posisi Akhir

1. Kupetik dawai gitar ini untuk menghiburmu
2. Badai di tengah kota itu, membuat kami harus berdiam diri di rumah kakek.
3. Saya pergi ke kantor pos untuk membeli meterai.
4. Ayah mengajakku pergi ke kota untuk menonton pawai
5. Rudi gembira karena berhasil menjadi juara membonsai tanaman.
6. Pada hari minggu besok, aku dan kamu akan pergi ke danau.
7. Pohon mangga di depan rumahku mengering karena musim kemarau sangat panjang.
8. Desi pergi ke pasar untuk membeli jeruk limau.
9. Santi menyuruh adiknya pergi ke pasar untuk membeli daging kerbau.
10. Ibu merasa risau menunggu Riska yang tidak kunjung pulang ke rumah.
11.Aku akan melamarmu pada akhir bulan Mei tahun ini.
12. Berdasarkan survei terbaru, generasi muda Indonesia sangat rajin membaca.
13. Konvoi kendaraan bermotor itu sangat berisik.
14. Angin sepoi-sepoi membuatku sangat mengantuk.
15.Perilaku koboi seperti itu sangat tidak dibenarkan.

sumber: https://id.wikibooks.org/wiki/Bahasa_Indonesia/Diftong

Kamis, 01 November 2018

20 Contoh Penulisan Partikel “Pun” yang Benar Menurut Kaidah Bahasa Indonesia

Pada artikel ini, kita akan mempelajari tentang penulisan partikel pun. Hal itu sebenarnya cukup mudah, asal kita memahami perbedaan penggunaannya. Kesalahan yang kerap kali muncul yaitu penulisan partikel pun yang tidak pada tempatnya. Partikel pun yang seharusnya dirangkai, justru tidak dirangkai. Begitu pun sebaliknya. Misalnya seperti kalimat di bawah ini.

1. Apapun yang terjadi aku akan selalu bersamamu
2. Bagaimana pun, semua sudah terjadi.

Seharusnya:

1. Apa pun yang terjadi aku akan selalu bersamamu
2. Bagaimanapun, semua sudah terjadi.

Agar lebih jelas, mari kita perhatikan contoh di bawah ini.




A.  Partikel “Pun” yang ditulis terangkai/digabung.

Partikel pun yang ditulis serangkai tersebut merupakan unsur kata penghubung. Contoh partikel ini terdiri dari dua belas kata penghubung: adapun, andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun, walaupun, sungguhpun. Untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama contoh di bawah ini.


  • Besok pagi, koperasi sekolah akan membantu korban gempa. Adapun dananya diambil dari kas anggota.
  • Andaipun diterima menjadi PNS, ia tetap akan memilih menjadi pengusaha.
  • Baik susah ataupun senang, aku yakin bisa hidup bahagia bersamamu.
  • Bagaimanapun Intan adalah adiknya, aku tidak mungkin memukulnya.
  • Biarpun aku sudah berusaha mencintaimu, aku tetap tidak bisa melupakannya.
  • Kalaupun harus memilih, aku tidak akan memilih dirimu.
  • Kendatipun sudah berusaha keras, Andini tetap gagal menjadi PNS.
  • Baik putra maupun putri, semua siswa harus berkumpul di lapangan sekolah.
  • Meskipun kakiknya sakit, Ayah tetap bekerja keras di sawah.
  • Sekalipun ia tinggal di Jakarta, ia jarang pergi ke Monas.
  • Walaupun berharta banyak, Devi tetap rendah hati.
  • Sungguhpun demikian, aku tetap akan melanjutkan perjalanan.

2. Partikel “Pun” yang ditulis terpisah
  • Kemana pun aku pergi, aku merasa engkau hadir di sini.
  • Aku pun bingung dengan cara berpikirnya.
  • Dewi pun setuju dengan keputusannya.
  • Betapa pun berat, aku harus merelakan kepergianmu.
  • Langit pun seakan marah mendengar perkataanmu kepadaku
  • Berjalan pun sepertinya aku sudah tidak mampu lagi.
  • Selain pintar, Irfan pun baik hati.
  • Jangankan rumah, kendaraan pun aku tidak punya.
  • Apa pun yang menjadi kehendak-Mu, aku ikhlas, Ya Allah.
  • Malam pun semakin lengang, lalu aku lelap dalam tidur.

40 Contoh Penggunaan Huruf Miring dalam Kalimat Bahasa Indonesia

Para pembaca blog ini, sekarang kita akan belajar bersama tentang pemakaian huruf miring dalam sebuah kalimat sekaligus contoh-contohnya. Mungkin saja selama ini, anda masih sering menulis huruf miring, namun belum mengetahui secara lengkap. Untuk itu mari kita simak bersama bagaimana penggunaan huruf miring tersebut.



a.Contoh huruf miring yang dipakai untuk menuliskan judul buku, nama majalah, atau nama surat kabar yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka.


  • Saya merasa sedih setelah membaca Ronggeng Dukuh Paruk.
  • Laskar Pelangi mengajarkan kepada kita pentingnya sebuah impian.
  • Dewi Lestari berhasil menulis Perahu Kertas dengan baik.
  • Sitti Nurbaya berlatar adat Minangkabau.
  • Bekisar Merah bercerita tentang peliknya kemiskinan di desa.
  • Kakekku sangat gemar membaca Panjebar Semangat.
  • Jaya Baya merupakan salah satu majalah berbahasa jawa di Indonesia.
  • Ayah berjanji akan membelikanku majalah Bobo.
  • Horison adalah salah satu majalah sastra yang cukup berkualitas.
  • Ia belajar beternak ayam setelah membaca Trubus.
  • Ia bersyukur, cerpennya dimuat dalam Suara Merdeka.
  • Satu-satunya toko yang menjual Wawasan di kota ini hanyalah Toko Maju Jaya.
  • Aku suka membaca Kompas karena isinya sangat menarik
  • Pak Rudi berlangganan Seputar Indonesia 
  • Surat pembacanya yang dimuat Media Indonesia akhirnya ditanggapi PT Grab.
  • Johnson, LouAnne. (2005). Teaching Outside the Box: How to Grab Your Students by Their Brains. San Fransisco: Jossey Bass a Willey Imprint. 
  • Hamakonda, Towa P., & J.N.B. Tairas. (2010). Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey.  Jakarta: Gunung Mulia.
  • McKinney, F.L., Farley, J., Smith, M., Kohan, A., and Pratzner, F. (1985). Critical Evaluation for Research in Vocational Education. Columbus: The Ohio State University.
  • FKIP UT. (2006). Modul Teknik Penulisan Karya Ilmiah. Pondok Cabe: Penerbit UT.
  • Maher, B. A. (Ed.). (1964–1972). Progress in experimental personality research (6 vols.). New York: Academic Press.
b. Contoh huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat.

  • Dia makan nasi goreng.
  • Dengan diantar ibunya, ia berangkat menempuh pendidikan Polisi.
  • Aku sudah cukup bersabar, namun engkau tidak pernah mengerti.
  • Bagaimanapun ia sudah berusaha keras agar menjadi juara kelas.
  • Jangan pernah menganggap dirimu Raja Jalanan.
  • Gunung Merapi tampak tertutup awan.
  • Presiden Sukarno hampir selalu memakai peci.
  • Sultan Hamengkubuwono IX terkenal karena kebijaksanaannya.
  • Pertemuan keluarga itu ditetapkan berdasarkan tahun Hijriah.
  • Setelah lulus dari Universitas Terbuka ia berhak menyandang gelar S.I.Pust.

c. Contoh huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing.
  • Gue yakin kita akan jadi pemenang.
  • Semoga Bapak kersa mengantar kita ke Stasiun Kereta Api.
  • Sampai di depan rumah, senyum Ambo menyambutku.
  • Semua penumpang bernafas lega setelah pesawat berhasil landing dengan selamat.
  • Ia memberi nama anaknya dengan nama latin pohon jati, tectona grandis.
  • Shockbreaker sepeda motor itu sangat keras.
  • Ia mendirikan dealer mobil dengan modal yang cukup besar.
  • Ia bekerja sebagai costumer service di perusahaan telekomunikasi di Jakarta.
  • Setelah mengalami pencarian yang cukup melelahkan, black box pesawat akhirnya ditemukan.
  • Air Conditioner di ruang perpustakaan ini sudah rusak.