Tampilkan postingan dengan label Berita Politik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berita Politik. Tampilkan semua postingan

Jumat, 10 Maret 2017

Ganjar Pranowo Terlibat Korupsi E-KTP ? Mudahan-mudahan Tidak



Ketika beberapa hari yang lalu, ketua KPK Agus Raharjo mengatakan bahwa korupsi E-KTP yang sedang ditanganinya melibatkan nama-nama besar, jujur saja saya cukup penasaran. Siapakah nama-nama besar tersebut ? Kemudian, ketika Agus mengatakan lagi, bahwa nama-nama tersebut akan diungkap pada 9 Maret 2017, rasa penasaran saya semakin kuat.

Lalu ketika kemarin (9 Maret 2017), Jaksa KPK benar-benar membuktikan ucapannya, dengan menyebut satu persatu pihak yang menerima dana haram E-KTP yang terdiri dari berbagai kalangan, saya cukup kaget ketika mendapati nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam daftar penerima dana haram E-KTP. Pak Ganjar disebut menerima uang sebesar 520 ribu US Dollar atau sekitar 6,7 miliar rupiah.

Ganjar Pranowo disebut namanya bersama dengan tokoh-tokoh politik seperti Anas Urbaningrum (Partai Demokrat) yang menerima USD 5,5 juta , Gamawan Fauzi menerima USD 4,5 juta dan beberapa nama lainnya. Ganjar diduga terlibat dalam kasus E-KTP karena saat itu beliau menjabat sebagai salah satu pimpinan Komisi II yang menangani proyek E-KTP. Total dana yang dikorupsi mencapai 2 triliun rupiah lebih. Sebuah angka yang fantastis dan sangat mengagetkan rakyat Indonesia.

Ganjar membantah

Begitu mengetahui namanya disebut dalam dakwaan Jaksa KPK, Suami dari Ibu Atiqoh Supriyanti tersebut membantah bahwa beliau terlibat dalam kasus korupsi tersebut.

“Ada pernyataan seperti ini, ‘Karena Ganjar pimpinan Komisi, maka dia dapat jatah’. Pertanyaan saya, sampai ke saya enggak uangnya? Siapa yang antar?” kata Ganjar dalam wawancara kepada CNNIndonesia.com, Kamis (9/3). sumber

Kebenaran bantahan Pak Ganjar yang pernah terekam kamera wartawan, tidur pulas di kereta, menanti pembuktian oleh Jaksa KPK dalam persidangan-persidangan yang akan segera digelar.

Sebenarnya, saya cukup kaget mendengar kabar dugaan keterlibatan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Mengingat, selama ini sosok Pak Ganjar adalah sosok yang terkenal disiplin dan anti segala bentuk pungutan liar. Beliau juga cukup responsif terhadap keluhan warga Jawa Tengah, meskipun tidak semua akan dipenuhi. Warga Jawa tengah tentu tahu bagaimana Pak Ganjar berupaya menghapus segala bentuk pungli yang terjadi di kantor Samsat. Hasilnya sekarang segala bentuk pungutan liar di berbagai Samsat sudah berkurang. Misalnya pungli gesek rangka kendaraan sekarang sudah tidak ada. Atau bagaimana Pak Ganjar berupaya menghapus pungli di beberapa instansi lainnya seperti pada jembatan timbang.

Dan hari ini tersiar kabar, bahwa Alumni dari UGM tersebut disebut namanya dalam dugaan korupsi proyek E-KTP. Sebagai warga tentu berharap bahwa hukum tidak pandang bulu dalam menangani kasus proyek E-KTP, namun saya masih memiliki keyakinan bahwa kemungkinan Pak Ganjar memang tidak terlibat. Ini merupakan keyakinan sekaligus harapan, karena bagaimanapun, di bawah pimpinan Ganjar Pranowo banyak terjadi perubahan di Provinsi Jawa Tengah .

Akan tetapi, saya dan tentu saja anda akan menunggu proses hukum berjalan sebagaimana mestinya. Benarkah Pak Ganjar terlibat atau Jaksa KPK justru keliru. Mari Kita TUnggu

Kamis, 22 Desember 2016

Gambar Uang Terbaru 2016 yang Katanya Mirip Yuan China

Pada momen hari Bela Negara, 19 Desember kemarin, selain menyatakan akan membentuk Lembaga Pemantapan Pancasila, Presiden Joko Widodo juga mengumumkan peluncuran 11 uang rupiah emisi baru. Uang baru tersebut terdiri atas nilai nominal Rp 100 ribu, Rp 50 ribu, Rp 20 ribu, Rp 10 ribu, Rp 5.000, Rp 2.000, dan Rp 1.000. Sedangkan uang rupiah logam terdiri atas pecahan Rp 1.000, Rp 500, Rp 200, dan Rp 100.
Berbeda dengan peluncuran uang baru pada tahun-tahun sebelumnya, kali ini peluncuran tersebut mengundang kontroversi karena dibumbui dengan analisis yang tidak jelas yang bertujuan untuk mengadu domba bangsa Indonesia. Analisis goblok tersebut di antaranya. Pertama,  bahwa uang baru tersebut mirip yuan China. Kedua, adanya istilah pahlawan kafir dalam uang tersebut. Kedua hal tersebut adalah analisis paling gendeng dalam sejarah peruangan bangsa menjelang tutup tahun 2016 ini.
Akan tetapi, biarkan saja para penikmat hoax men-share berita-berita tidak jelas, sekarang mari kita lihat seperti apa penampakan uang baru Republik Indonesia emisi 2016.

1. Uang 100.000 bergambar  Pahlawan Nasional Dr. (HC) Ir. Soekarno dan Dr (HC) Drs. Mohammad Hatta sebagai gambar utama pada bagian depan.


Uang pecahan 100 ribu kertas



2. Uang Rupiah kertas NKRI untuk pecahan kertas Rp 50.000,00 bergambar Ir.H.Djuanda Kartawidjaja 




3. Uang Rupiah kertas NKRI untuk pecahan Rp 20.000,00 bergambar Dr.G.S.S.J. Ratulangi



4. Uang Rupiah kertas NKRI untuk pecahan Rp 10.000,00 Bergambar Frans Kaisiepo

5. Uang Rupiah kertas NKRI untuk pecahan Rp 5.000,00 bergambar Dr.K.H. Idham Chalid



6. Uang Rupiah kertas NKRI untuk pecahan Rp2.000,00 Bergambar Mohammad Hoesni Thamrin


7. Uang Rupiah kertas NKRI untuk pecahan Rp 1.000,00 bergambar Tjut Meutia

8. Uang logam NKRI Pecahan Rp 1.000,00 Bergambar Mr. I Gusti Ketut Pudja


9. Uang logam NKRI Pecahan Rp500,00 bergambar Letnan Jenderal TNI (Purn) Tahi Bonar Simatupang


10.Uang  logam NKRI Pecahan Rp 200,00 bergambar Dr. Tjiptomangunkusumo

11. Uang logam NKRI Pecahan Rp 100,00 bergambar Prof.Dr.Ir. Herman Johanes


Itulah 11 uang terbaru NKRI 2016, mudah-mudahan bermanfaat.


Download Naskah Pidato Sambutan Menteri PPPA Yohana Yembise pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016

Hari Ibu merupakan momentum untuk mengingat kembali jasa ibu. Pada setiap tanggal 22 Desember , bangsa Indonesia memberi kesempatan pada semua orang untuk mengenang dan merenungkan jasa ibu.
Tanggal 22 Desember merupakan waktu istimewa yang bisa kita gunakan untuk jeda sejenak dari rutinitas sehari-hari yang melelahkan. Allah SWT telah mengizinkan kita hadir ke dunia melalui seorang ibu. Beliau adalah simbol kasih sayang, "seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu kumembalas, Ibu", kata Iwan Fals.
Maka, berbakti, mencintai dan mendoakannya agar beliau selalu dalam kebahagiaan merupakan kewajiban setiap anak. Selain itu, sangat penting bagi anda untuk membaca pidato Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016. Pidato tersebut penting dibaca siapa saja yang menginginkan perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Pidato Menteri tersebut adalah sebagai berikut.



Assalamu'alaikum Wr. Wb.,
Selamat pagi dan salam sejahtera.

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya, pada pagi hari ini kita dapat hadir bersama untuk mengikuti Upacara Bendera sebagai salah satu rangkaian dari penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-88 Tahun 2016, dalam keadaan sehat wal'afiat. Syukur alhamdullilah, bahwa pada peringatan yang ke-88 Tahun zo16 ini, upacara bendera dapat dilaksanakan tepat pada tanggal 22 Desember 2016.

Peserta upacara yang saya hormati,

Peringatan Hari Ibu setiap tahunnya diselenggarakan untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia, yang telah berjuang bersamasama kaum laki-laki dalam merebut kemerdekaan dan berjuang meningkatkan kualitas hidupnya. Inilah yang membedakan Hari Ibu di Indonesia dengan Peringatan "Mother Days" di beberapa negara di dunia. Hari Ibu di
Indonesia dilandasi oleh tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tenteram, damai, adil, dan makmur sebagaimana dideklarasikan pertama kali dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.

Peristiwa inilah yang kemudian dijadikan sebagai tonggak sejarah bagi bangsa Indonesia dan diperingati setiap tahunnya sebagai Hari Ibu, baik di dalam maupun luar negeri. Komitmen pemerintah juga dibuktikan dengan diterbitkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959, yang menetapkan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu sekaligus Hari Nasional bukan hari libur.

Peringatan Hari Ibu juga menunjukkan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia, telah menempuh proses yang sangat panjang dalam mewujudkan persamaan peran dan kedudukannya dengan kaum laki-laki, mengingat keduanya merupakan sumber daya potensial yang menentukan keberhasilan pembangunan. Momentum Hari Ibu juga dijadikan sebagai refleksi dan renungan bagi kita semua, tentang berbagai upaya yang telah dilakukan dalam rangka memajukan pergerakan perempuan di semua bidang pembangunan. Perjalanan panjang selama 88 tahun, telah mengantarkan berbagai keberhasilan bagi kaum perempuan dan kaum laki-laki dalam menghadapi berbagai tantantan global dan multi dimensi, khususnya perjuangan untuk mewujudkan kesetaraan gender di Indonesia.

Sementara itu di era kekinian, Peringatan Hari Ibu diharapkan dapat mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi penerus bangsa agar mempertebal tekad dan semangat unfuk bersama-sama melanjutkan dan mengisi pembangunan dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.

Peserta upacara yang saya hormati,

Perempuan dan laki-laki memiliki peran dan kedudukan yang setara di dalam mencapai tujuan negara serta di dalam memperjuangkan kesejahteraan di semua bidang pembangunan seperti bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik, dan hukum. Perempuan dan laki-laki juga mempunyai kesempatan, akses serta peluang yant sama sebagai sumber daya pembangunan.

Hal ini juga sesuai dengan target yang harus dicapai dalam tujuan pembangunan nasional, baik jangka menengah dan jangka panjang ataupun target goals dari Suistainable Deueloptnent Goals (SDGs) sampai dengan tahun 2030 mendatang. Dengan mempertimbangkan kondisi dan isu-isu prioritas saat ini, PHI ke- 88 Tahun 2016 mengangkat tema "Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan untuk Mewujudkan Indonesa yang Bebas dari Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Perdagangan Orang dan Kesenjangan Akses Ekonomi terhadap Perempuan."

Hal ini didasari oleh situasi dan kondisi di masyarakat saat ini, manakala persoalan kekerasan, perdagangan orang dan kesenjangan akses ekonomi perempuan, masih sangat tertinggal dibandingkan laki-laki. Berbicara kekerasan dan perdagangan orang (humon trafficking), saat ini juga menjadi salah satu perhatian yang sangat serius dari pemerintah. Korban terbesar dari kasus-kasus kekerasan dan perdagangan orang, baik yang terlaporkan ataupun tidak terlaporkan adalah perempuan dan anak. Maraknya kekerasan khususnya kejahatan seksual terhadap anak juga menjadi permasalahan bangsa, yang harus segera dituntaskan oleh berbagai kalangan. Hal ini mengingat bahwa anak adalah tunas muda harapan bangsa, yang kelak akan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa di masa mendatang.

Untuk itu seiring dengan perkembangan jaman dan globalisasi dunia yang tenrs berjalan, saat ini pun peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan tidak dapat dipungkiri lagi. Di Indonesia, saat ini telah banyak kaum perempuan yang memiliki peran dan posisi strategis di berbagai kehidupan. Hal ini membuktikan bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya secara mandiri. Perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara juga mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of
change).

Pergerakan perempuan dalam pembangunan, tentunya tidak terlepas dari dukungan semua pihak, baik pemerintah, dunia usaha ataupun masyarakat. Untuk itu, semua rangkaian kegiatan dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016 ini diharapkan mampu berjalan sesuai dengan prinsip "equal partnership". Prinsip ini mencerminkan bagaimana perempuan Indonesia bersama kaum laki-laki berperan membangun bangsa, sekaligus juga berperan aktif membangun kesejahteraan dan menjalin hubungan yang erat dengan berbagai bangsa di dunia, baik di tingkat regional maupun internasional.

Peserta upacara yang saya hormati,

Pada kesempatan PHI ke-88 Tahun 2016 ini, kami juga ingin menyampaikan bahwa pelibatan dan peningkatan peran kaum lakilaki dan keluarga dalam pembangunan, juga menjadi bagian yang penting dalam rangka penghapusan segala bentuk diskriminasi dan tindak kekerasan lainnya serta berbagi upaya untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa. Pelibatan laki-laki dalam berbagai upaya untuk mewujudkan kesetaraan gender juga sejalan dengan dideklarasikan kampanye global "He for She" di mana Bapak Presiden Joko Widodo, menjadi salah satu dari 10 (sepuluh) Kepala Negara di dunia yang didaulat untuk menjadi duta kampanye. Tentunya ini membawa makna positif bagi bangsa Indonesia, untuk terus menggaungkan pentingnya kesetaraan gender dalam berbagai dimensi pembangunan dan kehidupan masyarakat.

Sementara itu di lain sisi pentingnya ketahanan keluarga juga menjadi bagian yang harus "dikampanyekan" kembali dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila kita cermati bersama, maraknya berbagai persoalan bangsa dan kompleksitas masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat seperti : kekerasan, traficking, p0rn0grafi, Infeksi Menular S*e*k*su*al dan HIV/AIDS, narkoba, kriminalitas dan lainnya disebabkan karena runtuhnya pondasi ketahanan dalam keluarga. Untuk itu ketahanan keluarga (melalui penanaman nilai-nilai budi pekerti dan iman dan takwa) menjadi salah satu pilar untuk menjawab dan mengatasi berbagai masalah sebagaimana tersebut di atas. Peran keluarga dituntut untuk lebih diperkuat, dibarengi dengan penanaman nilai-nilai kekeluargaan. Pentingnya peran keluarga, apabila dipahami secara mendalam telah diwariskan oleh para leluhur kita sejak puluhan tahun yang lalu.

Akhirnya, saya mengajak semua masyarakat khususnya kaum perempuan Indonesia untuk terus berkarya, mampu menjaga sosok yang mandiri, kreatif, inovatif,  percaya diri dan meningkatkan kualitas dan kapabilitas dirinya, sehingga bersama lakilaki menjadi kekuatan yang besar dalam membangun bangsa.

Selamat Hari Ibu ke-88 bagi kita semua. Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa melindungi semua langkah dan perjuangan dalam membangun bangsa dan negara tercinta.

Terima kasih
Wassalalmu'alaikum Wr. Wb


Demikian Naskah Pidato Sambutan Menteri PPPA Yohana Yembise pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016, silakan Download versi PDF.

Selasa, 20 Desember 2016

Mari Sambut Berdirinya Lembaga Pemantapan Pancasila dengan Gembira


Bertepatan dengan hari bela negara tanggal 19 Desember 2016,  Presiden Joko Widodo menyatakan akan membentuk Lembaga Pemantapan Pancasila.
Rencana pembentukan lembaga tersebut sangat tepat. Presiden bermaksud mengembalikan Pancasila pada kedudukan yang sebenarnya, “Pancasila juga harus menjadi ideologi yang bekerja, yang terlembagakan dalam sistem dan kebijakan baik di bidang ekonomi, politik maupun sosial dan budaya,” ucap Presiden Joko Widodo ketika memimpin rapat terbatas tentang Pemantapan Pancasila di Kantor Presiden, Senin 19 Desember 2016. sumber.

Disadari atau tidak, apa yang disampaikan oleh Presiden itu memang benar. Dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara, kita kerap mengabaikan Pancasila. Misalnya, secara jelas Sila pertama mengatakan Ketuhanan yang Maha Esa, namun tak jarang kita sebagai umat beragama lalai untuk berbakti pada Tuhan, kita kerap meninggalkan ibadah.

Contoh lain, sesuai dengan Sila kedua, yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini menegaskan, setelah bergerak dalam ranah Ketuhanan, manusia Indonesia harus kembali beraktivitas dengan sesama manusia. Akan tetapi tidak jarang, kita sering melanggar sila kedua tersebut dalam bentuk mendiskriminasi sesama manusia hanya karena dia miskin atau karena kita tidak menyukai orang tersebut.

Contoh lain bisa anda temukan dalam contoh sehari-hari, baik dalam lingkup kecil maupun dalam skala yang lebih luas.


Selain semua itu, ada pesan yang ingin disampaikan Presiden bersamaan dengan rencana pembentukan lembaga tersebut. Setidaknya ada dua pesan Presiden yang ingin disampaikan kepada rakyat Indonesia.

Pesan pertama, lembaga tersebut  dibentuk sebagai reaksi  atas munculnya upaya sekelompok orang yang bermaksud merongrong kewibawan Pemerintah yang sah. Upaya tersebut ditunjukkan dengan jelas melalui pelbagai peristiwa nasional akhir-akhir ini. Menjelang akhir tahun, Pemerintah justru disibukkan dengan digelarnya aksi 411 dan 212 yang diklaim sebagai aksi bela Islam.
Meskipun sebenarnya aksi tersebut tidak lebih merupakan upaya pihak tertentu untuk menekan Pemerintah Joko Widodo dengan cara menunggang kendaraan yang bernama agama. Cara tersebut sangat efektif, ratusan ribu orang berkumpul di Jakarta dalam rangka aksi demo memenjarakan Ahok. Aksi demo tersebut bahkan berhasil membuat Presiden mau tidak mau ikut bergabung dalam aksi 212.
Akan tetapi, entah disadari atau tidak, dalam peristiwa 411 dan 212, semua lawan-lawan politik Jokowi telah bersatu untuk “menyerang” pemerintahan yang sah, masing-masing dari mereka memegang tali kekang, di mana kudanya adalah sekelompok umat Islam. Inilah yang bahkan tidak disadari oleh mereka yang ikut-ikutan hadir dalam aksi 411 dan 212. Mengenai isu yang kerap dilontarkan untuk memantik emosi umat, sila baca artikel saya sebelum ini,
Alasan kedua,  Presiden bermaksud memadamkan api pemberontakan yang masih menyala-nyala di dalam dada sekelompok orang. Pemberontakan yang saya maksud adalah adanya sepercik niat untuk mengubah sistem bernegara yang ada di Indonesia, mereka bermaksud mengganti NKRI dengan ideologi lain, entah itu berdasarkan agama atau ideologi selain Pancasila lainnya. Mereka anti Pancasila dan menganggap bahwa Pemerintah Republik Indonesia ini adalah thagut yang harus dilawan bahkan harus dihancurkan dengan berbagai cara, bisa melalui aksi demo, teror bom, pemaksaan kehendak melalui sweeping dan lain sebagainya.

Mengapa Pancasila ?
Jawabannya sudah jelas, Pancasila adalah dasar negara yang wajib dihayati dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Semua hal harus tunduk pada Pancasila. Tak peduli apa agamanya, apa jenis kelaminnya, apa sukunya dan lain-lain. Pancasila itulah yang akan digunakan sebagai tameng untuk memberantas berbagai ideologi yang coba dimunculkan untuk mengganti Pancasila dan menghancurkan NKRI.

Untuk itu, mari kita sambut rencana pembentukan Lembaga Pemantapan Pancasila dengan gembira.




Download Pedoman Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016

A. Latar Belakang
1. Peringatan Hari Ibu (PHI) yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember setiap tahunnya, merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia yang telah berjuang dalam merebut kemerdekaan.

2. Tekad dan perjuangan kaum perempuan Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia, dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan dan kesatuan menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur, telah dinyatakan semenjak Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali pada tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.

3. Peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan kaum perempuan Indonesia dan senantiasa diperingati tiap tahunnya oleh bangsa Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, dimanapun berada baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

4. Pada Kongres Perempuan Indonesia ke III tahun 1938 di Bandung ditetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Kemudian oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional Yang Bukan Hari libur, Hari Ibu tanggal 22 Desember dijadikan hari nasional yang diperingati setiap tahun secara khidmat dan penuh makna oleh segenap bangsa Indonesia. Tahun 2016, Hari Ibu diperingati untuk yang Ke-88 kalinya.

5. Setiap kali penyelenggaraan PHI senantiasa menggugah ingatan dan pemikiran bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia ternyata sangat dirasakan manfaat dan hasilnya, terutama oleh kaum perempuan Indonesia pada khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya.

6. Namun demikian, tekad dan perjuangan untuk meningkatkan peranan dan kedudukan kaum perempuan Indonesia dalam segala aspek kehidupan terus berlanjut, terutama di bidang politik. Hal ini ditandai dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik, dengan prinsip yang menonjol yaitu adanya nuansa kaidah demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat, aspirasi, keterbukaan, keadilan, tanggung jawab dan perlakuan tidak diskriminatif dalam NKRI. Undang-Undang inipun secara tegas mengatur bahwa pendirian dan pembentukan partai harus menyertakan paling rendah 30% keterwakilan perempuan. (Lihat Pasal 2 ayat (5), Pasal 20, dan Pasal 31 ayat (1) Undang- Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik).

7. Puncak acara PHI ke-88 akan dilaksanakan di Serang Provinsi Banten, sedangkan pelaksanaan di provinsi, kabupaten/kota dan perwakilan Indonesia di luar negeri diselenggarakan berdasarkan pedoman ini, serta disesuaikan dengan kondisi dan situasi setempat. Keterlibatan semua pihak dalam PHI ke-88 akan memperkuat dan mendorong tekad dan perjuangan kaum perempuan Indonesia.



B. Makna Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016

baca juga :

Alasan Pemerintah tidak Segera Mengangkat Guru Honorer


1. Peringatan Hari Ibu ke-88 menunjukkan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia telah menempuh jalan panjang dalam mewujudkan peranan dan kedudukan perempuan Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram dan damai serta adil dan makmur.

2. Merupakan momentum untuk merenungkan tentang apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum
tercapai oleh kaum perempuan Indonesia untuk kepentingan perempuan Indonesia khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya.

3. Memberikan kesempatan untuk mengoreksi kekurangan dan kelemahan yang dihadapi kaum perempuan Indonesia dalam memperjuangkan peranan dan kedudukannya dalam kancah kehidupan
berbangsa dan bernegara.

4. Sesungguhnya perjuangan meningkatkan peranan dan kedudukan kaum perempuan Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara masih panjang, namun keberhasilan yang telah dicapai selama ini hanyalah langkah awal dalam menuju cita-cita kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram dan damai serta adil dan makmur.

C. Dasar penyelenggaraan PHI Ke-88 Tahun 2016

1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Wanita.

2. Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga.

4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Ratifikasi Konvensi Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya.

5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2005 tentang Pengesahan Ratifikasi Konvensi Hak Sipil dan Politik.

6. Undang-undang Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang.

7. Keputusan Presiden RI Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang bukan hari libur.

8. Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia.

9. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan
Nasional.

10.Keputusan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor 88 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan dan Pembentukan Panitia Nasional Peringatan Hari Ibu Ke-88 Tahun 2016.

D. Maksud dan Tujuaan Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016

1. Maksud Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016
a) Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-88 Tahun 2016 dimaksudkan untuk mewariskan nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah perjuangan kaum perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, untuk mempertebal tekad dan keyakinan dalam melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan dan pembangunan serta tekad untuk mewujudkan perdamaian yang dilandasi semangat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai pengamalan Pancasila

b) Mengenang dan menyegarkan kembali ingatan kita akan pentingnya pemahaman dan penghayatan serta arti perjuangan dan kebangkitan kaum perempuan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari kebangkitan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

c) Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap peran dan kedudukan kaum perempuan Indonesia dalam upaya peningkatan keutuhan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat melalui peningkatan kualitas peran-sertanya baik peran pribadi, mandiri, maupun organisasinya dalam berbagai aktivitas pembangunan.

2. Tujuaan Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016
a. Tujuan Umum
Meningkatkan peran perempuan Indonesia dalam setiap aspek kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara menuju pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan.

b. Tujuan Khusus
(1). Mendorong terwujudnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara;

(2). Meningkatkan kesetaraan hak dan kewajiban perempuan dan laki-laki dalam mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan, perdagangan orang dan kesenjangan akses ekonomi terhadap perempuan;

(3). Meningkatkan peran serta instansi pemerintah dan non pemerintah untuk menempatkan perempuan pada posisi pengambil kebijakan yang responsif gender.

Sabtu, 26 November 2016

Pandu Wijaya bersama Ibunda Akhirnya Minta Maaf Kepada Gus Mus

Di tengah-tengah panasnya api kemarahan FPI dan kawan-kawannya atas ucapan Ahok, umat Islam Indonesia seperti diguyur hujan rintik rintik. Peristiwa "Bid'ah Ndasmu" yang melibatkan Pandu Wijaya, seorang anak muda karyawan PT. Adhi Karya dan K.H. Mustofa Bisri (Gus Mus) berakhir dengan sangat indah. Siapapun tidak menyangka bahwa ada seorang anak muda bersikap tidak sopan terhadap orang tua, seorang ulama pula. Akan tetapi akhir dari peristiwa ini juga merupakan hal yang luar biasa.

Bermula dari tweet Gus Mus yang mengatakan bahwa shalat di jalan raya yang akan dilakukan Riziq Shihab dkk adalah bid'ah yang ditanggapi oleh Pandu Wijaya. Tanggapannya berbunyi, "Dulu gk ada aspal Gus di padang pasir, wahyu pertama tentang shalat jumat jga saat Rasullullah hijrah ke Madinah. Bid'ah ndasmu!

Setelah itu bermunculan kritik dan kecaman terhadap Pandu Wijaya. Bahkan banyak netizen yang mengharapkan Pandu dipecat dari pekerjaannya. Atas kejadian tersebut Fadjroel, komisaris utama PT. Adhi Karya bahkan menyempatkan diri untuk meminta maaf kepada Gus Mus lewat Twitter.

Menanggapi permintaan maaf Fadjroel, Gus Mus menjawab, Tidak ada yang perlu dimaafkan, Mas Fadjroel. Kesalahannya mungkin hanyalah menggunakan 'bahasa khusus' di tempat umum. Maklum masih muda," tulis Gus Mus disertai emoticon senyum. Bahkan Gus Mus memohon kepada Fadjroel agar Pandu tidak dipecat.

Pandu Wijaya minta maaf pada Gus Mus
https://twitter.com/ansorkraksaanpc

Pandu Wijaya dan Orang Tua Datang Langsung ke Rumah Gus Mus untuk minta maaf

baca juga : 

Meskipun Fadjroel sudah meminta maaf kepada Gus Mus, dan Gus Mus juga sudah memberi maaf, ternyata episode belum selesai. Peristiwa berikutnya sungguh di luar dugaan, dengan ditemani sang Ibu, Pandu Wijaya datang langsung ke rumah Gus Mus untuk meminta maaf. 
Saya khilaf. Waktu itu saya lagi emosi dan capek habis kerja. Saya khilaf, khilaf dan khilaf,” ucapnya hadapan Gus Mus. (MuriaNews.Com)

Menurut Pandu,yang ditemani Ibu dan kedua kakaknya, sosok Gus Mus adalah sosok yang patut diteladani.

Ketulusan Pandu dan Kesabaran Gus Mus, Hikmah untuk Umat Muslim Indonesia

Setiap peristiwa bisa dijadikan pelajaran yang berharga. Peristiwa di antara Pandu Wijaya dan Gus Mus telah meniupkan angin kesejukan di kalangan umat Islam Indonesia dan bangsa Indonesia. Suasana panas yang akhir-akhir ini disebabkan oleh sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam dalam setiap aksinya menjadi dingin karena sikap kedua orang tersebut.

Pandu Wijaya seorang anak muda yang dengan rela menanggalkan keangkuhannya sebagai pemuda, menyempatkan diri untuk datang ke Ponpes Raudhatut Thalibin, kediaman Gus Mus. Juga Gus Mus , seorang ulama kharismatik telah menunjukkan kesabarannya sebagai seorang pamomong dan orang yang lebih tua.  

Dibutuhkan sikap mental dan keikhlasan yang tinggi bagi Pandu Wijaya untuk meminta maaf kepada Gus Mus. Dengan cara mediasi dan dialog yang difasilitasi GP Ansor Kraksaan permasalahan mereka berdua bisa selesai dengan elegan.

Selain itu sosok Gus Mus yang bijak memang sudah dikenal berbagai kalangan. Cak Nun mengatakan bahwa Gus Mus adalah seorang al Mufti, hanya saja beliau terlalu rendah hati. Selain itu atas kekagumannya terhadap sosok Gus Mus, Emha juga bermaksu memberi gelar Mbah Lurah Danyang mbahurekso Pandito Begawan Panembahan Ki Kiai Profesor Doktor Mustofa Bisri dan juga : Karromallohu Wajhah.

Ahmad Thohari penulis Ronggeng Dukuh Paruk juga mengutip dialog yang terjadi antara seorang Bupati dengan Gus Mus. Gus Mus bilang begini, "Saleh atau Sholih artinya pantas. Bagi seorang bupati, melayani masyarakat adalah kepantasan. Dan itulah kesalehan. Tapi, bupati yang pergi untuk meninggalkan tugasnya untuk shalat dhuha sekalipun, maka itu bukan kesalehan.

Sementara Goenawan Muhammad mengatakan," Indonesia kini rasanya membutuhkan laku yang lahir dari bertemu manusia itu, Indonesia kini rasanya membutuhkan suara Gus Mus. 

Antara Bastian Tito, 212 dan Tito Karnavian

Ucapan Ahok yang dianggap penistaan agama telah menjadi masalah yang berlarut-larut yang belum selesai hingga kini.

Sebenarnya sih sudah selesai, Ahok sudah diperiksa oleh Polri, tapi Riziq Shihab dan kawan-kawannya masih ngotot ingin memenjarakan Ahok. Sadar bahwa teriakan-teriakannya di jalan tidak dihiraukan oleh Presiden, eh kali ini beliau malah akan menggunakan metode lain dalam aksi demonya, yaitu Sholat Jumat.  Tapi sudahlah, semakin nggak jelasnya FPI menyampaikan pendapat kita bahas lain kali.

Sekarang saya lebih tertarik untuk membahas tentang hari H yang direncanakan akan dipilih sebagai hari untuk menggelar aksi demo oleh FPI yaitu, 2 Desember 2016 yang memikiki simbol 212.

Mau tidak mau ketika Riziq Shihab menggunakan simbol 212, memori orang-orang akan langsung mengarah pada nama Wiro Sableng sang pendekar kapak maut naga geni 212.

Lalu siapakah Wiro Sableng ? dia adalah tokoh fiksi dalam novel hasil karya bapaknya Vino G. Bastian, Bastian Tito. Tanpa kita sadari orang yang paling sering muncul di televisi terkait dengan demo tersebut selain Riziq dkk adalah Tito Karnavian. Bastian Tito dan Tito Karnavian keduanya memiliki nama yang hampir mirip.
Bastian Tito pengarang novel Wiro Sableng
http://rindupulang.blogspot.co.id/2006/01/bastian-tito-dan-kenangan-seorang-anak.html

Bastian Tito sang Pengarang Wiro Sableng

Bastian Tito lahir pada 23 Agustus 1945 dan meninggal pada 2 Januari 2006. Beliau adalah seniman yang aktif menulis, bahkan sejak kelas 3 SD, namun karyanya yang paling terkenal adalah novel silat Wiro Sableng. Kepopuleran novel tersebut menyebabkan kisah Wiro Sableng diangkat ke dalam layar kaca sinetron yang ditayangkan oleh RCTI pada tahun 1990-an. Beliau memiliki lima anak, salah satu anaknya yang juga mewarisi darah seninya adalah Vino G. Bastian.

baca juga :
Siapa yang Sebenarnya Diduga Makar oleh Kapolri ?
Aksi Bela Islam 2 Desember ditunggangi Makar, Umat Islam Jangan ikut Demonstrasi

Pada masanya, novel Wiro Sableng sangat digemari masyarakat mulai dari siswa SMP hingga dewasa. Tercatat buku seri pendekar kapak maut naga geni 212 Wiro Sableng yang pernah ditulisnya antara lain Makam Tanpa Nisan,  Guci Setan, Badai Di Parang Tritis, Topeng Buat Wiro Sableng, Wasiat Iblis, Geger Di Pangandaran, Kiamat Di Pangandaran, Gerhana Di Gajah Mungkur, Kembali Ke Tanah Jawa, Senandung Kematian, Kematian Kedua dan episode terakhir Jabang Bayi Dalam Guci.

Makna angka 212

Angka 212 setelah melalui othak athik gathuk dari berbagai sumber memiliki makna bahwa dalam diri manusia terdapat dua unsur yaitu tentang duniawi dan Tuhan. Segala yang ada di dunia ini, terdiri atas sebagian, yang berlainan namun merupakan pasangan, semuanya tak dapat terpisahkan. Angka 2 dan 1 juga terdapat dalam tubuh manusia, 2 tangan, 2 kaki, 1 kepala dan lain-lain. 

Angka 212 juga pernah disinggung oleh Gombloh dalam lagunya Hong Wilaheng yang diambil dari Serat Wedhatamaa  KGPAA Mangku Negara IV tepatnya dalam bait Awas loroning atunggil artinya yang memahami dwi tunggal.
Dwi tunggal; dua dalam satu, adalah perlambang dari penyatuan antara manusia dengan Gusti. Penyatuan ini diistilahkan Syekh Siti Jenar sebagai manunggaling kawulo Gusti, yang menjadi puncak ilmu kejawen. Sedangkan Al Hallaj, menyebut ini sebagai wahdatul wujud. 

Terlepas dari itu semua, ketika kita tafsirkan pada pilkada DKI dan aksi demo 212, seharusnya di antara nomor urut pasangan 1 dan 2 terjadi sinergi atau persatuan. Sementara pada aksi yang direncanakan seharusnya bisa berlangsung dalam suasana yang damai. 

Tito Karnavian, Sang Jenderal Polisi

Terakhir mari kita "selidiki" profil Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Beliau lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964. Beliau memiliki prestasi yang cukup cemerlang sehingga tidak heran Presiden Joko Widodo melantik beliau untuk menjadi Kapolri. Beliau  dilantik menjadi Kapolri pada 13 Juli 2016. 

Akhir-akhir ini nama dan sosok beliau kerap muncul di berbagai media, terutama berkaitan dengan aksi demo bela Islam. Pengamanan aksi demo tanggal 4 November tergolong pengamanan yang sukses. Namun sayang direncanakan akan digelar pada tanggal 2 Desember 2016.
Dengan tegas beliau menyatakan melarang aksi demo tersebut termasuk rencana untuk melaksanakan Shalat Jumat di jalan raya. Meskipun mendapat kritikan dari banyak pihak bahkan ada yang memelintir keputusan tersebut seolah-olah Kapolri ingin mendiskreditkan umat islam. Namun beliau tetap bergeming dan akan melaksanakan keputusannya.

Kesimpulan 


Adalah Riziq Shihab yang menggebu-nggebu bermaksud melaksanakan Shalat di jalan raya pada 2 Desember 2016 demi memenjarakan Ahok. Akan tetapi Kapolri tegas melarang. Riziq Shihab entah berjuang demi siapa namun yang pasti Tito Karnavian sedang memperjuangkan keamanan dan ketertiban bangsa dan negara dengan jumlah umat Islam terbanyak. Perjuangan Tito Karnavian dilandasai semangat menjaga rasa nyaman seluruh elemen bangsa. Sementara Riziq Shihab entah demi siapa.
Hari yang dipilih memiliki simbol 212 yang memiliki makna keramat, makna tertinggi adalah "penyatuan" antara manusia dan Tuhan. Aksi 212 adalah pertarungan antara kelompok yang benar-benar berjihad demi Allah. Kita lihat siapa yang lebih memiliki rasa ikhlas berjuang demi bangsa Riziq Shihab atau Tito Karnavian. Apabila ditilik dari simbol 212, sepertinya Jenderal Tito berada di pihak yang benar ditambah lagi Jenderal Tito memiliki nama yang hampir sama dengan pencipta simbol 212, Bastian Tito, tidak diragukan lagi Tito Karnavianlah yang akan menguasai situasi.