Rabu, 25 September 2019

Latih Uji Kompetensi Rakyat Tondano Harus Membayar Ganti Rugi dengan Menyerahkan 50-60 Budak

Kunci jawaban Latih Uji Kompetensi dalam buku Sejarah Indonesia kelas 11 SMA/ SMK/MA/ MAK kurikulum 2013 bab 2 halaman 152. Ada sepuluh soal yang harus dikerjakan dengan benar, oleh para peserta didik.

Agar lebih jelas, sila perhatikan soal dan jawaban di bawah ini



Soal

LATIH UJI KOMPETENSI
  1. Rakyat Kerajaan Tondano harus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai gantirugi rusaknya tanaman padi karena genangan air Sungai Temberan. Coba telaah secara kritis ancaman belanda padahal yg membendung sungai temberan itu belanda. bagĂ imana penilaian kamu tentang sikap belanda yg demikian. Sikap ini merupakan sikap kolonialisme dan imperialisme yg akan terus berlangsung termasuk sampai sekarang. Berikan contoh !
  2.  Rumuskan latar belakang terjadinya perlawanan Pattimura di Saparua?
  3. Perang Padri fase kedua sebenarnya merupakan salah satu strategi perang belanda semacam "gencatan senjata" atau "peredaan". mengapa demikian, apa tujuan yang ingin diraih Belanda? Jelaskan !
  4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi Winning The Heart
  5. Pangeran Diponegoro memimpin perang tetap pada landasan nilai nilai kesyukuran dan keimanan. Jelaskan !
  6. Apa yang di maksud dengan Benteng Stelsel, bagaimana pelaksanaan nya ?
  7. Apa yang dimaksud Hukum Tawan Karang ? Mengapa Belanda menentang Hukum tersebut ?
  8. Coba jelaskan secara singkat latar belakang dan sebab-sebab terjadinya Perang Banjar ?
  9. Rakyat Aceh memiliki semboyan dan doktrin "syahid atau menang" coba jelaskan makna semboyan itu bagi perjuangan rakyat Aceh dalam melawan Belanda !
  10. Mengapa Si Singamangaraja XII menentang kristenisasi yang dilakukan Belanda?

Jawab :

1. Apa yang dilakukan oleh Belanda selama melakukan penjajahan di Indonesia pada dasarnya memang ingin mengeruk sebanyak-banyaknya kekayaan alam Indonesia dengan cara apapun dan dengan cara yang selicik-liciknya. Seperti pada contoh, VOC Belandalah yang membendung Sungai Temberan yang kemudian menyebabkan kerusakan, namun justru rakyatlah yang disuruh melakukan ganti rugi. Sungguh Belanda adalah penjajah yang mahalicik. Contoh kelicikan lain dari Belanda adalah strategi adu domba yang digunakan untuk memecah belah kerajaan-kerajaan di Indonesia.

Apabila kita cocokkan dengan zaman sekarang, strategi kelicikan Belanda tersebut memang tidak dilaksanakan persis namun mirip. Misalnya apabila hendak membangun pasar baru, kemudian penghuninya tidak mau disuruh pindah, biasanya tiba-tiba muncul kebakaran yang entah dilakukan oleh siapa.

Contoh lain peristiwa penggusuran-meskipun tidak semua-di mana orang yang berhak menempati malah digusur oleh sekelompok orang mengatasnamakan pemerintah.

2. Perang Saparua merupakan perlawanan rakyat Ambon dipimpin oleh Pattimura. Dalam pemberontakan tersebut, seorang pahlawan wanita bernama Christina Martha Tiahahu melawan dengan berani. Perlawanan Pattimura dapat dikalahkan setelah bantuan pasukan Belanda dari Jakarta datang. Patimura bersama 3 pengikutnya ditangkap dan dihukum gantung.
3. Tujuannya adalah menghilangkan pengaruh pangeran diponegoro yang nantinya akan di asingkan oleh belanda. akibat dari pengasingan ini rakyat kehilangan sosok pemimpin dan pemersatu sehingga rakyat akan tidak punya tujuan, dari sini belanda masuk dan merebut kekuasaan.
4. strategi winning the heart adalah strategi bagaimana menaklukkan lawan dengan cara membujuk untuk memenangkan hati lawan sehingga akan menuruti keinginan kita. Belanda menggunakan strategi ini untuk menarik simpati hatj kaum padri atau memenagkan hati kaum padri. tujuan nya adalah agar kaum padri tidak menyerang belanda lagi. Merupakan strategi dari Van Bosch pemimpin VOC saat itu untuk memenang kan hati kaum padri

5. Pangeran diponegoro memimpin perang tetap pada landasan nilai-nilai kesyukuran dan keimanan dikarenakan pangeran diponegoro adalah pemimpin yang tidak individualistik, ia sangat mementingkan keselamatan anggota keluarga dan anak buahnya,artinya berdasarkan dari nilai keimanan yang dimiliki pangeran diponegoro ini ia tidak menginginkan banyaknya pertumpahan darah,berdasarkan nilai kesyukuran pangeran diponegoro selalu bersyukur atas berhasil dan gagalnya ia dalam memimpin perang seperti pada saat ia harus mengungsikan anggotanya ke selatan ke bukit selarong dan akhirnya beliau dapat menguasai beberapa pos Belanda.

6. Sebuah staretegi perang yg diterapkan oleh Belanda untuk mengalahkan musuh-musuhnya.Pelaksanaannya,pada setiap kawasan berhasil dikuasai Belanda, dibangun benteng pertahanan atau kubu pertahanan,kemudian dari masing-masing kubu pertahanan tersebut dibangun insfratuktur penghubung seperti jalan atau jembatan.

7. Hukum tawan karang itu berisi penyitaan barang-barang di kapal asing yang berlayar di pantai Buleleng.Waktu itu salah satu kapal Belanda (kapal Overisjel) berlayar di pantai Buleleng lalu sesuai hukum tersebut maka disitalah kapal Belanda, menyebabkan Belanda marah dan Belanda menyuruh raja-raja Bali tunduk pada Belanda.
8. Sebab Perang Banjar karena :

a. Campur tangan belanda dalam urusan Kraton Banjar, ketika mengangkat Pangeran Tamjiidilah sebagai Sultan.
b. Belanda melakukan monopoli dagang lada, rotan, damar serta emas dan intan
Rakyat hidup menderita karena beban pajak serta  kerja rodi membuka jalan untuk mempermudah akses Belanda.
Belanda ingin menguasai kalimantan bagian selatan karna daerah ini ditemukan batu bara Belanda semakin memperluas wilayahnya di kalimantan bagian selatan untuk perkebunan dan pertambangan, sehingga kerajaan menjadi sempit
Latar belakang :
Konflik internal terkait ahli waris tahta setelah Sultan Adam meninggal, dan monopoli serta hal-hal bersangkutan dengan wilayah kerajaan dan penderitaan rakyat.
9. Syahid atau menang bisa diartikan sebagai semboyan Mati atau Menang. Ini berarti nilai-nilai agama senantiasa menjadi potensi yang sangat menentukan untuk menggerakkan perlawanan terhadap penjajahan Asing. Hal ini menyebabkan Perang Aceh berlangsung begitu lama karena kegigihan rakyat Aceh yang luar biasa.
10. Sisingamangaraja XII menentang kristenisasi yang dilakukan Belanda karena dikhawatirkan perkembangan agama Kristen itu akan menghilangkan tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun temurun.

Artikel Terkait