Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Puisi tentang Ayah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Puisi tentang Ayah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Februari 2018

Puisi Rindu Kampung Halaman

Kehidupan perkotaan yang seolah-olah selau berhias kebahagiaan dan berlimpah harta membuat jutaan orang berhasrat mengadu nasib di kota terutama ibukota. Ditinggalkanlah kampung halaman yang sepi namun tenteram juga ditanggalkanlah semua kenangan masa lalu di desa yang dipenuhi dengan area persawahan.

Akan tetapi sejauh-jauh kaki melangkah, pasti kan pulang jua ke kampung halaman. Di sanalah identitas kita pertamatercipta, di sanalah ayah dan ibu tinggal. Kemudian rasa rindu menggerakkan hati dan badan untuk segera pulang kampung menengok kedua orangtua atau saudara-saudara.

Puisi di bawah ini merupakan puisi yang bertema keindahan dan suasana kampung halaman yang selalu menimbulkan rasa kangen.


Puisi Rindu Kampung Halaman



Dari jarak yang teramat jauh
Aku mengirim pesan rindu
Yang kubisikkan pelan
Lewat butiran air hujan yang turun
Di kota perantauanku

Semoga pada saat yang sama
Tetesan hujan pun jatuh
Di kampung halamanku
Di desa kecil di lereng pegunungan

Hujan di kotaku
hujan pertama setelah kemarau panjang
tetesannya menimpa tanah
Meniupkan aroma tanah
Yang begitu menggoda
Mengingatkanku pada tanah pekarangan
Belakang rumah

Di sanalah kehangatan keluarga tercipta
Ayah mengajari kami menanam bunga dan pepohonan
Kami berdua
Aku dan adik giat membantu ayah
Ibu menyiapkan sarapan dan minuman segar

Kaca jendela semakin basah dengan air hujan
Rinduku pada kampung halaman
Semakin tak tertahankan

Bilakah kujumpa Ayah Ibu



Pada gelap malam yang sepi
Bulan purnama memendarkan cahaya lembutnya
Sebagian terhalang pepohonan
Melemparkanku ke dalam kerinduan
Pada ayah Ibu nun jauh di sana

Aku mengaduh merintih
Mendendangkan lagu rindu
Pada rumah ayah ibu dengan segala suasananya
di mana suka duka terjadi di setiap sudutnya

Terkenang akan masa kecilku
Bermain bercanda bercengkerama dengan adik dan kakakku
Sesekali kami bertengkar hebat

Hingga Ibu datang memisahkan kami
Yang sudah berurai air mata karena takut
Lalu mendekap kami ke dalam peluknya
Kami semua tenang, damai
Dan bercanda kembali

Ayah Ibu, aku rindu ingin pulang ke kampung halaman
Lalu bersujud di kakimu
Agar damai dan tenang hidupku
Hidup kami

Pulang Kampung


Di stasiun
Tiba jua kereta yang akan mengantarku pulang
Ke kampung halaman
Bergegas masuk ke gerbong kereta
Aku duduk termangu memandang keluar melalui kaca jendela
Yang sedikit basah

Saat kereta mulai berjalan
Hatiku tak karuan
Terbayang-bayang wajah ayah ibu
Yang pasti sudah sepuh

Gemuruh dalam dada seakan tak kuasa
Menahan rasa rindu untuk segera pulang

Ayah Ibu
Aku tahu aku tak berbakti
Pergi merantau tanpa restumu
Bermodal keyakinan dan optimisme
Dan pasti doa-doa kalian

Kini aku kan pulang
Tuk memohon ampun dan maaf
Atas segala kenekatan selama ini

Mudah-mudahan pintu rumah
Selalu terbuka untuk putramu
Yang selalu ingin berbakti kepadamu

Rabu, 31 Januari 2018

Puisi Rindu Ayah, Ibu, Sahabat dan Kekasih 2018

Rindu datang tanpa diduga, ia bagaikan semilir angin yang tiba-tiba menerpa tanpa tahu dari mana asalnya. Rindu tidak melulu kepada pasangan atau kekasih. Bisa juga rindu kepada ayah, ibu, sahabat atau siapa saja.

Rindu kepada ayah mengingatkan kita pada semua kenangan yang terjadi sejak masa kecil hingga dewasa. Ingatlah bagaimana ayah selalu bekerja keras mencari nafkah untuk keluarga. Pada saat bersamaan beliau curahkan cinta dan kasih sayang kepada putra-putrinya. Beliau selalu memperhatikan setiap perkembangan kita sejak kecil.

Rindu kepada ibu, juga hampir sama dengan rindu kepada ayah. Kita akan selalu terkenang-kenang dengan kebersamaan keluarga yang hangat bersama ibu, ayah, kakak dan adik kita. Ibu adalah sosok terpenting dalam kehidupan manusia. Beliau, dengan penuh kasih sayang dan kesabaran merawat kita hingga usia remaja.

Sementera rindu kepada sahabat terkadang membingungkan. Ini rindu ataukah cinta ?

Puisi di bawah ini merupakan puisi tentang rindu kepada orang orang tercinta misalnya ayah, ibu, sahabat dan kekasih.


Bapak, Aku Rindu


Bapak

Ratusan hari telah berlalu
ratusan hari aku menggigil dalam kerinduan
kepadamu

Selembar foto ini mengingatkanku

Engkaulah yang dulu selalu memegang sepasang tanganku
kala belajar berjalan
menapak jalan berkerikil di depan rumah
jalan yang asing bagi telapak kaki kecilku
yang baru setahun dua tahun mengenal dunia

Engkau jua yang menggendongku
kala aku menangis keras
setelah berkali-kali terjatuh
hingga akhirnya aku bisa berjalan

Masih terngiang-ngiang
suaramu kala mendendangkan lagu pengantar tidur
sambil mendekap aku
hingga akhirnya aku terlelap

Bapak
kini aku menyadari betapa
kebersamaan denganmu selama ini
adalah waktu yang sangat berharga
yang tiada mungkin kan terulang

dalam kerinduanku,
aku bersaksi bahwa engkau
adalah anugerah terindah
dari Allah

Untuk Mama yang Aku Rindu

Seorang bayi mungil
terpejam 
di atas dada Ibunda

tangannya masih menggengam
dekapan ibu terasa nyaman baginya

Ibu, bayi itu adalah diriku
kala baru saja terlahir ke dunia

Tiba-tiba aku rindu dengan hangat dekapanmu
yang selalu membuatku merasa sangat nyaman dan tenang

Engkaulah yang selama ini menasihatiku
engkau juga yang selama ini selalu bercerita
tentang Cinta dan kasih sayang
tentang betapa berharganya keluarga
dan juga tentang kebesaran Ilahi

Hari ini, kita terpisah jarak
Aku rindu pulang ke rumah
agar bisa kau dekap lagi
diriku ini, Ibu


Kerinduan kepadamu, Sahabat

Ini rindu macam apa ?
pagi hari bertemu
malam hari dicekam rindu

Engkau sahabatku

tapi ini rindu macam apa ?
tiap malam terkenang-kenang
seraut wajah manismu
sepasang mata indahmu
dan lucu tingkah lakumu

Tapi ini rindu macam apa?
datang menyergap kala malam sunyi
segenap bayang-bayangmu
memenuhi pelupuk mataku
sepanjang malam
setiap malam

Ah, ini mungkin rindu
ataukah cinta
kepadamu, sahabatku


Bilakah Rindu tersampaikan

Dari balik jendela kamar
aku melihat jauh ke bulan
yang  bersinar kembali

sebelumnya, gerhana bulan
telah terjadi

kuberharap rinduku kepadamu
akan terobati segera

adinda

aku sendiri di sini
meski bulan terang benderang
tak sanggup menyinari gundah dalam hatiku
yang sepi diterpa rindu
hanya kepadamu

adinda
kita terpisah adat dan tradisi
cinta kita sulit untuk bersatu
rindu kita tak mungkin tersampaikan

hanya doa dan harapan kepada Tuhan
semoga memberikan jalan terang
jalan terbaik

Selasa, 09 Mei 2017

Puisi Ulang Tahun Untuk Ayah Tercinta

Kali ini saya akan menuliskan puisi bertema ulang tahun dipersembahkan khusus untuk ayah tercinta. Selain Ibu, sosok ayah adalah sosok terpenting dalam proses kehidupan manusia di dunia. Dengan kasih sayang yang telah diberikan oleh ibu dan ayah, seorang anak akan tumbuh besar menjadi manusia yang berbudi luhur.

Dalam dunia ini ada hal-hal yang memang tak bisa dibayar lunas, bahkan sampai ajal menjemput. Di antaranya adalah jasa ayah. Seorang ayah, juga tidak menghendaki untuk dibalas jasa-jasanya. Akan tetapi, merupakan hal yang sangat baik apabila kita selalu mengenang kebaikan ayah tercinta yang telah merawat dan mendidik kita. Puisi di bawah ini adalah upaya untuk itu.

Silakan disimak.



Ayah, Kado ini Untukmu


Gurat-gurat kelelahan terlihat di wajahmu
Namun kau mencoba untuk tetap tersenyum
meski wajahmu juga terlihat pucat

rambutmu tak seperti dulu lagi
sudah banyak yang berwarna putih

Di atas ranjang empuk rumah sakit ini
Engkau terbaring tak berdaya

Tepat pada hari ulang tahunmu
engkau harus masuk ke rumah sakit
karena sakit kepala yang tidak bisa lagi engkau tahan


Ayah, tepat pada hari ulang tahunmu
pula
aku diwisuda


Ayah, maafkan aku tak bisa memberi kado istimewa
kepadamu
hanya ijazah dengan nilai cumlaude ini
sebagai kado ulang tahun
kelahiranmu

Mudah-mudahan aku lekas mendapat pekerjaan
agar aku bisa leluasa merawat ayah kelak

Ayah, Semoga engkau cepat sembuh


Selamat Ulang Tahun Ayah


Jejak-jejak perjuangan ayah
dalam mempersembahkan diri ayah
sebagai tulang punggung keluarga
nampak jelas pada raut wajah ayah
juga terlihat dalam postur tubuh ayah


Bertahun-tahun ayah bekerja keras
menghidupi kami sekeluarga
tak pernah sedikitpun terdengar
ayah mengeluh

Setiap hari, sepeda motor tua ayah
selalu menemani ayah
pergi mencari nafkah
sebagai seorang guru

Hari ini
adalah hari ulang tahun ayah
tepat pada usia enam puluh tahun
ayah pensiun

Namun semangat untuk bekerja
dan memberi motivasi pada putra-putri
tak pernah padam

Pada hari ulang tahun ayah
kupersembahkan
kado untuk ayah
bukan berupa jam tangan mewah
melainkan
sebuah kabar baik
 bahwa aku diterima bekerja di perusahaan
BUMN di ibukota

Kado itu mudah-mudahan membahagiakan ayah
yang telah mendidik dan merawatku selama ini


Tentang Ayah dan Buku


Meskipun bekerja sebagai seorang petani
namun ayah selalu memiliki banyak waktu untuk anak-anaknya

Pada waktu aku kecil
setiap malam tiba
Ayah selalu membacakan cerita-cerita
penuh hikmah kepada kami putra-putrinya

Buku-buku tersebut masih ada sampai sekarang

Selain itu ayah juga sangat suka membaca

di rumah
ayah selalu berlangganan koran

Untuk membaca, ayah selalu memakai kacamata

kacamata itu sudah puluhan tahun dipakai ayah

Hari ini, adalah hari kelahiran ayah
maaf ayah, tidak ada kado mahal
yang aku persembahkan

Aku hanya ingin mengajak ayah
pergi ke optik terdekat
untuk mengganti kacamata ayah
yang sudah sangat lama menemani ayah

Semoga kado berupa kacamat baru
bisa membahagiakan ayah

Selamat ulang tahun ayah


Kamis, 30 Maret 2017

Kumpulan Puisi Untuk Anak SD tentang Ayah



Menulis puisi dapat mengasah ketajaman rasa dan pikiran. Misalnya ketika akan menulis puisi tentang ayah, ibu dan lainnya, penulis puisi akan terus-terusan teringat pada obyek yang akan ditulisnya. Di bawah ini beberapa contoh puisi untuk anak SD tentang ayah.

Ayahku Pahlawanku

Subuh baru saja usai
hawa dingin masih menyelimuti ruang kamarku

ketika terdengar suara berderit
dari pintu depan rumah yang dibuka

seperti biasa
ayah akan pergi ke sawah
melaksanakan tugas sehari-hari

Ketika
aku berangkat sekolah
kusempatkan diri berpamitan
pada ayahku
yang masih sibuk bekerja
di sawah

kucium tangannya
yang basah karena keringat

Ayahku seorang petani
yang bekerja keras setiap hari
mencangkul tanah
menanam jagung
membersihkan rumput
menanam padi
memanen padi

demi menyukupi kebutuhan keluarga
menyekolahkan aku
membeli kebutuhan keluarga

Ayahku Pahlawanku
Aku bangga pada Ayahku

Ayah, Maafkan aku

Pagi ini
hari penerimaan rapor
Ayahku yang akan mengambilnya

Setelah memakai sepatu
aku berlari ke depan rumah
di mana ayah sudah berada di atas sepeda
menungguku

Tiba di sekolah
ayah segera masuk ke ruang kelasku
untuk menerima rapor

Beberapa saat kemudian
Ayah keluar dengan
senyum menghias wajahnya
lalu merangkulku
dan mengajakku pulang

Namun
aku sedih
saat membuka rapor
ternyata nilaiku jelek

Ayah, maafkan aku
Aku akan giat belajar


Selamat Bekerja Bapak

Bapak
sore ini engkau akan pergi bekerja
merantau ke ibukota

Mencari sesuap nasi
demi kami keluargamu

Aku dan Ibu mengantar Bapak ke
halte bis pemberangkatan tujuan Jakarta

Di halte
Bapak nampak sedih
harus berpisah

Namun
beliau mencoba tetap tersenyum

Ketika bus tiba
dengan berlinang air mata

Bapak berpamitan
kucium tangan beliau

Aku dan Ibu
melambaikan tangan
ketika bus mulai melaju perlahan-lahan

Selamat bekerja Bapak
Hati-hati di jalan