Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Puisi Marah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kumpulan Puisi Marah. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 Mei 2017

Kumpulan Puisi Marah

Marah adalah akumulasi dari kejengkelan yang terus menerus dan tidak dapat ditahan lagi. Sikap marah terlihat dari raut wajah, nada suara dan gerak tubuh. Penyebabnya tentu bermacam-macam. Ada yang karena jengkel dengan anak, istri, tetangga atau orang lain.

Kejengkelan tersebut terjadi karena apa yang dikehendaki tidak tercapai atau karena terjadinya hal-hal yang diluar dugaan si pelaku.

Kali ini, saya akan menulis rangkaian puisi bertema kemarahan. Silakan dibaca perlahan-lahan.


Rakyat Hanya Bisa Marah-Marah sendiri


Di atas sana para pejabat yang korup
dengan kecerdasannya sedang rapat penting
dengan tujuan menggarong uang negara
tanpa ampun

di bawah sini, rakyat jelata
juga sedang berkumpul
tapi bukan akan menggarong uang negara
melainkan sedang berembug untuk memilih
para pemimpin yang menurut mereka jujur dan amanah

Di atas sana para calon pemimpin
memoles wajah dan tubuh mereka
dengan bedak tebal kepalsuan
sehingga membuat mereka terlihat jujur dan amanah

di bawah sini rakyat akhirnya memilih mereka
yang terlihat jujur dan amanah
untuk memimpin mereka
selama lima tahun

di atas sana para pemimpin
terus saja menggarong uang negara
dengan bersembunyi di balik wajah jujur dan santun mereka

Rakyat kemudian marah setelah mengetahui
bahwa mereka ditipu mentah-mentah

rakyat yang marah mendatangi para pejabat korup
berharap mereka mengembalikan uang negara

tapi rakyat tak punya bukti

Rakyat yang marah
hanya bisa marah sendiri
mengapa semua ini bisa terjadi



Lebih Baik Kau Pergi


Sudah lama aku curiga kepada kesetiaanmu, kekasihku
Kau katakan bahwa kepergianmu adalah demi tugas negara
kau katakan juga, perempuan itu adalah hanya rekan kerja

Tapi aku diam-diam memendam rasa cemburu
kepadanya

Kecurigaan dan kecemburuanku ternyata benar
ketika tanpa sengaja
aku melihat percakapanmu dengannya
di pesan media sosial

Saat kubertanya kau hanya mengelak dan mengelak
baru ketika kusodori bukti
kau kemukakan berbagai alasan yang kau anggap masuk akal

Kepercayaanku runtuh sudah kepadamu
kau memilih menyandarkan kelelahanmu
dan kesedihanmu
kepadanya

Kemarahanku sudah terakumulasi sedemikian rupa

Kini kuserahkan semua keputusan kepadamu
kita selesaikan permasalahan ini dengan cara
kau mengakhiri hubunganmu dengannya
atau kau akhiri saja hubunganku denganmu?

Silakan putuskan ?


Saatnya Kuakhiri Hubungan ini


Wajahku merah padam
api kemarahan di dalam dadaku menyala-nyala
mendengar kau terus saja membohongiku
Kalian berdua terus saja bermain sandiwara

Aku tidak habis pikir
bagaimana mungkin,
sebagai seorang yang kuanggap sahabat sejati
tega-teganya kau mengkhianatiku

Tanpa sepengetahuanku
kau menjalin cinta dengan kekasihku

Kalian berdua benar-benar
manusia rendah
dan tidak memiliki integritas
terhadap sebuah hubungan

Aku merasa seperti mak comblang
yang menjodohkan kalian berdua

aku sudah tidak bisa menerima pengkhianatan
seperti ini

Pergilah kalian berdua dari hadapanku
biarkan aku menjalani hidup
tanpa harus melihat wajah kalian lagi