Minggu, 04 Juni 2017

Puisi Untuk Pak Jokowi, Terbaik 2017

Melalui proses demokrasi yang berlangsung dengan cukup fair sekailgus sangat dramatis,karena terjadi saling klaim kemenangan. Di TV One, Prabowo Subianto bersorak gembira karena telah berhasil memenangkan pemilu Presiden, sementara di TV lain, Kubu Jokowi juga tersenyum puas dengan hasil Pilpres.

Bagaimanapun KPU lah wasitnya, Jokowi akhirnya memenangkan pemilu presiden. Pengumpulan suara ratusan juta rakyat Indonesia telah mengantarkan Walikota Surakarta ke kursi kepresidenan. Naiknya sosok kurus yang sebelumnya sama sekali tak diunggulkan tersebut tentu membuat para "senior" dalam bidang politik yang seumur hidupnya bercita-cita menjadi Presiden tentu iri bukan kepalang.

Dalam perjalanannya, Pemerintahan Jokowi telah melakukan banyak langkah untuk membawa Republik ini kepada cita-cita proklamasi, beberapa di antaranya sudah menuai hasil, namun ada juga yang belum tampak.

Kali ini saya akan menulis puisi untuk Presiden Joko Widodo, karena bulan Juni adalah bulan kelahiran beliau. Pada tanggal 21 Juni 2017, Presiden berulang tahun yang ke-56. Meskipun pada saat pemilu kemarin saya justru memilih mencoblos lawannya. Namun tidak masalah, Joko Widodo sekarang adalah presiden kita semua. Beliau adalah panglima tertinggi ini, di mana panglima TNI akan mematuhi perintah beliau.



Puisi Perjalanan Hidup Presiden Joko Widodo


Dua puluh satu Juni
Sembilan Belas Enam Satu

Itulah tanggal kelahiranmu

Di Surakarta engkau dilahirkan
dalam rumah sederhana
yang jauh dari kemewahan

Bapak Noto Mihardjo dan Ibu Sudjiatmi
itulah kedua orang tuamu

Masa kecilmu
berlalu dengan sederhana
bahkan
Rumah bapak Ibu
juga pernah digusur sebanyak tiga kali

Kemudian
berangkat dari rumah sederhana
dan kehidupan yang juga sederhana

Engkau langkahkan kakimu
menempuh pendidikan
hingga menapak jalan menjadi pengrajin
dan pedagang mebel
mengikuti jejak ayahanda

Takdir berkehendak lain
kesuksesanmu sebagai pedagang mebel
ternyata bukan puncak dari karirmu

Engkau menoleh ke jalan di persimpangan
jalan politik

Karena menurutmu
berpolitik adalah puncak pengabdian
kepada Tuhan dan pelayanan terhadap sesama manusia

Dengan politik
engkau bisa membantu banyak orang

Jalan politikmu ternyata tak salah
Kursi walikota Surakarta
engkau duduki sebanyak dua kali

Engkau tak tertandingi di kota kelahiranmu

Jalan pengabdian masih terus membentang
menanti untuk kau lewati

Kursi Kepresidenan
kini telah kau duduki
Kau lakukan pekerjaan dengan cerdas dan keras

Selamat Ulang Tahun Pak Jokowi
Semoga Tuhan selalu membimbing langkahmu
dalam mengabdikan dirimu kepada-Nya
dan melayani rakyat Indonesia

Kami percaya ketulusan dan integritasmu.

Ketika Engkau Menjadi Presiden


Berlari-lari kecil engkau
memasuki panggung kemenanganmu

mereka yang mendukungmu
tentu saja bersorak sorai
menyambutmu
dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa juga
dengan kegembiraan yang meluap-luap
dan harapan yang setinggi-tingginya
bahwa akan terjadi perubahan besar
bagi negeri ini
negeri kita semua

Namun bagi mereka yang tak senang
Engkau naik ke puncak kekuasaan

Setiap kali lompatan kakimu mendarat
rasa-rasanya telapak kakimu seperti menginjak-injak dada mereka
rasa-rasanya seperti sedang mengoyak-koyak hati mereka
perih
dan pedih

Harapan mereka terhadap sosok yang didukungnya kandas
Begitu juga denganku yang mendukung lawanmu

Namun, seharusnya setiap kali pertandingan usai
kemarahan, kebencian itu usai sudah
berganti semangat gotong royong membangun negeri ini

Seharusnya


Ketika Engkau Membubarkan Ormas Anti Pancasila


Sosokmu yang kurus dan sederhana
membuatmu diremehkan bukan hanya oleh para politikus
namun juga oleh orang awam
yang hanya melihat dengan kacamata kebencian
Bisa apa engkau ini ?

Namun, semuanya terhenyak
ketika langkah-langkahmu memimpin negeri ini
menunjukkan ketegasan luar biasa

Langkahmu taktis dan strategis
mengatasi beberapa persoalan
dengan langkah sigap

Akhir-akhir ini
Pemerintahanmu juga dengan tegas
membubarkan ormas-ormas yang terang-terangan
hendak mengingkari sejarah bangsa Indonesia

Puluhan tahun tidak ada seorangpun
yang berani membubarkan mereka
padahal sudah jelas-jelas
setiap kali mereka berkumpul
berdialog
chatting
yang dibahas adalah bagaimana
mengganti sistem bernegara yang dibangun
dengan darah dan airmata para pahlawan ini
dengan sistim baru yang mereka sendiri belum tahu benar
bagaimana sistem kemudinya

Namun demi tegaknya
Ketuhanan Yang Maha Esa
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Persatuan Indonesia
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan
dan
Keadilan Sosial Bagi seluruh rakyat Indonesia

Engkau harus membubarkan mereka
karena mereka tidak menyetujui kelima nilai di atas

Karena Pancasila adalah dasar negara yang tidak boleh
seenaknya diremehkan.

Ketika Harga Jagung Naik


Jalanan di kampungku
sekarang
mulai sangat ramai

Truk-truk bermuatan penuh
hilir mudik tiap siang hingga sore hari

Mereka mengangkut jagung
hasil kerja keras para petani
yang akan dijual di gudang jagung terdekat

Di sisi kiri dan kanan jalan
terlihat para petani sibuk menjemur
jagung yang sudah dipipil

meski matahari sangat panas
menghitamkan kulit mereka
semua itu diabaikan saja

Terlihat bias kebahagiaan terpancar
dari wajah yang bersimbah peluh

mereka senang
harga jagung naik

jerih payah mereka
selama menanam jagung
akan terbayar
dengan harga jagung yang mahal

Terima kasih Pak Jokowi
telah berupaya menghentikan kran impor jagung
sehingga para petani bersemangat lagi
menanam jagung

Artikel Terkait