Kamis, 27 April 2017

Kumpulan Puisi tentang Senja, Menyentuh Hati

Senja merupakan bagian dari rangkaian perjalanan sang waktu, kehadirannya menandai detik-detik pergantian dari siang hari yang terang benderang menuju malam yang gelap. Masyarakat Jawa memandang peristiwa senja merupakan saat-saat yang keramat. Itulah sebabnya muncul beberapa larangan untuk melakukan kegiatan ketika senja sudah tiba.

Selain sudut pandang tersebut, ada juga yang menggunakan senja sebagai metafora untuk melambangkan perjalanan manusia yang telah menjelang pada akhir kehidupannya. Manusia dengan akal dan pikirannya mampu melihat sebuah peristiwa dengan berbagai sudut pandang. Bapak Ibuk silakan memaknai senja berdasarkan pengalaman dan pemahaman bapak ibuk sendiri.
Saya sendiri, mencoba mengetengahkan puisi tentang senja..di bawah ini.




Mengenang Senja Bersamamu

Dalam keremangan senja yang redup ini
kuteringat sebuah cerita
yang pernah terangkai
antara aku denganmu

Senja itu juga
yang pernah menemani kita
sepanjang perjalanan melintas kota

Dalam bayang merah warna senja
kupacu roda dua 
menembus hari yang sebentar lagi gelap
Kita berdua
menghabiskan masa remaja
mencoba menjalin cinta suci
berharap menjadi kekasih abadi
bersama denganmu

Kini, semua cerita itu tertutup sudah
bagai sebuah buku lusuh
yang jarang dibuka

Engkau kini hanya bisa kujumpai
lewat untaian doa
yang kupanjatkan tiap senja

bahagialah dirimu
Semoga Tuhan selalu bersamamu
dalam tidur panjangmu


Tentang Senja dan Ayah

Hari sudah beranjak senja
namun ayah belum juga pulang
Ibu nampak berharap-harap cemas
Sebentar duduk di kursi
tak lama beliau berdiri lagi

Tadi, selepas sembahyang zuhur
setelah makan lauk pauk sekadarnya
Ayah pergi ke sawah yang letaknya 
agak jauh
dan harus melintas hutan
Biasanya senja seperti ini
ayah sudah berada di tengah-tengah kami
berkumpul di ruang makan

Namun senja ini terasa sangat lama
ayah belum juga pulang

Saat hendak menunaikan Salat Magrib
terdengar pintu diketuk pelan

Akhirnya Ayah pulang
dengan cangkul di pundak

Ayah, jangan buat kami resah menunggu
pulanglah ke rumah sebelum senja


Berharap Bersamamu Hingga Senja Tiba

Senja yang mendadak terasa sendu ini
aku termangu
berdiri tegak di pinggir sungai kecil ini
menatap ufuk barat yang berwarna merah

Untuk sekejap
hatiku bertanya-tanya
Siapa yang bisa memastikan nafas akan tetap berhembus
hingga usia senja ?

Mungkinkah kita akan terus bersama hingga senja tiba ?

Entahlah,
Senja yang singkat ini 
menghadirkan kegalauan yang begitu dalam
menusuk nusuk ke relung hatiku

hingga kutersentak
kala Azan Maghrib berkumandang
seperti hendak mengatakan

Jangan risauikan soal senja
biarlah ia datang dengan sendirinya
mengalir bagai aliran air sungai

Jika masih bisa bersama
bersyukurlah
jika tidak bisa

Tetap naungilah kekasihmu dengan payung cinta kasih
hingga Izrail menjemput

Niscaya cintamu itulah yang akan tetap bersama-sama
hingga senja

Artikel Terkait