Sabtu, 08 April 2017

Kumpulan Puisi RA Kartini Terbaik dan Menyentuh Hati



Setiap tanggal 21 April, bangsa Indonesia memperingati hari Kartini. Tanggal tersebut dipilih karena Kartini lahir pada 21 April 1879, 139 tahun yang lalu. Kartini dianggap berjasa  terhadap kaum perempuan karena ia merupakan seorang tokoh yang mengubah tradisi dan kebudayaan kuno yang dianggap mengekang dan membatasi gerak kaum perempuan. Untuk itu Raden Ajeng Kartini ditasbihkan sebagai pahlawan emansipasi wanita. Kali ini saya akan menulis puisi tentang RA Kartini.

Kartini, Jasamu Tiada Tara

karya: Arif Rahmawan

Kegelapan
yang selama ini
menyelimuti
kaum perempuan
selama berabad-abad
telah kau sibakkan

Ketidakadilan
yang selalu dialami kaum perempuan
yang menempatkan mereka
hanya sebagai kanca wingking
telah kau dobrak

Kezaliman
yang bergerak serentak
membungkam suara kaum perempuan
telah engkau lawan

Penindasan
yang mewarnai hari-hari
kaum perempuan
telah engkau hancurkan

Kartini,
Semangatmu
Kegigihanmu
yang berkobar-kobar

hari ini telah membuat
kehidupan kaum perempuan
tak seperti dulu lagi

Kini
Semangat emansipasi
wanita

telah bergelora
lakisana ombak yang bergulung-gulung

melucuti belenggu
yang mengikat para perempuan Indonesia

Kartini, jasamu tiada tara
bagi kaum perempuan
bagi bangsa dan negara

Indonesia

Surat yang Kau Kirim

karya: Arif Rahmawan

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah menjadi pelita
bagi kaum perempuan

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah mengajak kaum perempuan
untuk menempuh pendidikan

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah menjadi api pemantik
yang membakar semangat
kaum perempuan

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah meruntuhkan
tradisi keji yang mengungkung
kaum perempuan


Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membebaskan kaum perempuan
dari buta huruf

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membawa kebudayaan baru
yang menempatkan
derajat kaum perempuan
setara dengan kaum pria

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah menyibakkan
kegelapan menjadi
terang benderang

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membebaskan
kaum perempuan
dari ruang pengap berdebu
ke ruang penuh cahaya kebebasan

Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah membuka
cakrawala bagi kaum perempuan
untuk menatap lebih luas


Kartini, Surat yang kau kirim
kepada sahabatmu
telah mengubah sejarah
bangsa Indonesia


Kartini, Sang Pembuka Jalan

karya: Arif Rahmawan

Kaum perempuan yang dahulu
hanya diperbolehkan
memasak di dapur
hanya momong anak
hanya teman pengantar tidur
hanya penghidang teh
hanya
dan hanya seorang perempuan
bagi
kaum lelaki

kini telah engkau
ubah jalan hidupnya

kau bentangkan jalan yang luas
hingga mereka bisa memiliki harga diri
yang setara dengan kaum lelaki

Mereka kini tak lagi
menjadi manusia kelas dua
di bawah lelaki

mereka kini memiliki kebanggaan
karena bisa memilih
untuk berkarya
dengan akal dan pikiran
dengan tenaga dan perbuatan
sebagaimana kaum lelaki

Kartini, perjuanganmu yang begitu nyata
meskipun bukan engkau yang menikmati
telah membawa bangsa ke dalam kehidupan
yang lebih bermartabat
dan manusiawi

Kartini, engkaulah sang pembuka jalan


21 April 1879

karya: Arif Rahmawan

Suara tangis bayi mungil
memecah kesunyian

mengubah wajah-wajah yang penuh
dengan harap-harap cemas

menjadi rona kebahagiaan
dari mereka yang menungguimu

terutama ibumu


Kartini, hari itu
engkau dilahirkan

dari rahim ibumu
yang telah berjuang antara hidup dan mati

Saat itu,
Ayah ibumu
bahkan takpernah
menduga

bahwa hari lahirmu akan
menjadi abadi
menjadi hari yang akan dikenang
oleh seluruh bangsa Indonesia
terutama
kaum perempuan

Mereka juga tak mengira
bahwa melalui keturunan mereka

Tuhan
telah menakdirkan anak mereka
untuk menjadi penunjuk jalan
bagi kaum perempuan Indonesia

Hari itu dan untuk selamanya
namamu akan menjadi monumen abadi
bagi bangsa Indonesia

Selamat Ulang Tahun, Raden Ajeng Kartini


17 September 1904

karya: Arif Rahmawan

Kesunyian yang beku
perlahan-lahan
mulai pecah

oleh sayup-sayup
suara isak tangis
yang keluar

satu persatu dari bibir mereka
yang duduk bersimpuh
menunggumu

Dalam basah air mata mereka
terpancar rasa duka yang begitu dalam

Kartini.. .

di pembaringanmu,
selama empat hari
engkau tergolek lemah
setelah berjuang
melahirkan anak pertamamu

engkau bertahan di antara hidup
dan mati

Mungkin,
hanya suara tangis putra kecilmu
yang sayup-sayup
kau dengar

Namun, takdir juga
yang berkuasa

ternyata Tuhan
tidak mengizinkanmu untuk
memeluk...
mendekap..
menimang...
bayi mungil
darah dagingmu
yang baru saja engkau lahirkan

Tuhan tidak mengizinkanmu
apalagi mendendangkan lagu
ninabobo pengantar tidur
putramu terkasih

Kartini,
Engkau tak kuasa bertahan
tubuhmu makin terkulai lemah
pancaran sinar matamu mulai redup

Engkau hembuskan nafas terakhir
dalam usiamu yang baru
dua puluh lima tahun

Kartini,
kepergianmu
menggoreskan duka
bagi bangsa

Selamat Jalan, Kartini
Selamat Jalan, Pahlawan Emansipasi wanita

namamu akan
dikenang sepanjang masa
sebagai pahlawan bangsa

Artikel Terkait