Rabu, 19 April 2017

Contoh Pidato Perpisahan Kelas 6 SD yang Menyentuh Hati

Saya masih ingat ketika saya masih duduk di bangku sekolah Dasar. Saat itu seorang guru SD harus pindah mengajar ke SD lain. Entah, karena apa, hampir seluruh teman sekelas saya meneteskan air mata karena kepindahan guru tersebut. Saat itu, entah karena apa, kami semua merasa terharu dan tak kuasa membendung air mata di pipi.
Perpisahan memang sebuah peristiwa yang cukup mengharukan, termasuk ketika perpisahan di Sekolah Dasar.
Kali ini, seperti biasa, saya akan berbagi artikel tentang pidato perpisahan SD Kelas 6 yang mengharukan.



Yang terhormat Bapak Kepala SD.....
Yang saya hormati Ibu/ Bapak Guru SD N...
Yang saya hormati Wali murid Kelas 6
Yang saya hormati para hadirin
Yang saya banggakan rekan-rekan Kelas 6
Dan yang saya cintai adik kelas SD N ....

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala Puji kami haturkan kepada yang berhak menerima pujian, Allah SWT atas segala limpahan nikmat dan karunianya, sehingga pada hari ini, kita semua bisa bersama-sama menghadiri acara Penglepasan murid Kelas 6
Shalawat dan Salam marilah kita panjatkan kepada Nabi Muhammad Salallahu Alaihi Wassalam semoga kelak kita mendapat syafaatnya di hari akhir.

Para hadirin yang saya hormati,
Perlu Ibu Bapak ketahui, bahwa keberadaan saya di dalam ruangan ini hanyalah sebagai wakil dari rekan-rekan kami, murid kelas 6 SD N, tidak lebih dari itu. Saya hanyalah wakil yang ditunjuk oleh teman-teman sekelas untuk menyampaikan beberapa patah kata perpisahan yang begitu berat mereka ucapkan. Mereka memilih saya karena dianggap mampu untuk menyampaikan kata-kata perpisahan kepada Bapak Kepala Sekolah, Ibu/ Bapak Guru dan adik-adik kelas yang kami sayangi.

Saya sangat memahami bagaimana perasaan mereka karena saya juga bagian dari mereka. Perasaan yang saat ini berkecamuk di dalam dada mereka adalah berbagai macam perasaan sedih yang campur aduk.

baca juga : Pidato Perpisahan Kelas 6 SD Singkat, Terbaik

Yang pertama adalah perasaan sedih karena harus meninggalkan sekolah ini. Ya, sekolah ini telah menjadi saksi bisu, perjalanan hidup kami sejak masuk ke kelas 1 hingga kelas 6. Di tempat inilah kami menempa diri di bawah bimbingan Ibu Bapak Guru. Rasanya berat sekali harus meninggalkan sekolah ini.

Yang kedua adalah perasaan sedih karena harus berpisah dengan adik-adik kelas kami. Tiap hari kami sudah terbiasa bermain dengan mereka, tiba-tiba hari ini kami harus berpisah dengan mereka.

Yang ketiga adalah perasaan sedih karena harus  berpisah dengan sesama teman kelas 6. Sejak terdaftar sebagai murid SD N ....kami telah melakukan banyak kegiatan bersama-sama. Menjadi petugas upacara bendera bersama-sama, belajar kelompok, berlarian menuju kantin, berteriak gembira saat bel istirahat berbunyi dan berbagai macam kegiatan lainnya. Kami merasakan persahabatan yang tulus di antara kami meskipun terkadang diselingi dengan kenakalan dan kejahilan di antara kami. Hari ini, semua itu akan berlalu begitu saja

Yang terakhir adalah adalah perasaan sedih karena harus berpisah dengan Ibu Bapak Guru. Kami masih ingat saat pertama masuk kelas 1, dengan langkah malu-malu dengan di antar Ibu kami, kami memasuki ruang kelas 1. Dengan sabar Ibu Guru kelas 1 membimbing kami mempelajari ilmu baru. Saat itu, di sela-sela kegiatan belajar, tiba-tiba terdengar suara tangis yang keluar dari beberapa teman kami, dengan sabar, Ibu guru membujuk mereka untuk diam. Selain itu, sejak saat itu, kami sudah dibiasakan untuk mengucapkan salam lalu secara spontan lalu mencium tangan Ibu Bapak Guru. Kebiasaan tersebut sudah kami jalani hingga hari ini.

Namun, hari ini kebiasaan itu akan terhenti, kami harus beranjak pergi dari sekolah ini, meninggalkan Ibu Bapak Guru, adik kelas kami dan berbagai kenangan lainnya. Alangkah sedih hati kami, ketika kebiasaan tersebut tidak akan kami lakukan lagi. Nanti, setiap hari kami tidak akan lagi menjabat tangan Ibu Bapak Guru.

Terakhir yang bisa saya sampaikan kepada Ibu Bapak Guru, kami pasti pernah melakukan kenakalan, kejahilan dan perbuatan yang tidak mengenakkan hati Ibu Bapak Guru. Untuk itu, kami haturkan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah saya lakukan selama menjadi murid Ibu Bapak Guru. Terima kasih atas segala kesabaran, dedikasi dan kerelaan hati dalam mendidik kami

Begitu juga dengan adik kelas kami, teman-teman seangkatan juga terhadap orang tua kami yang hadir hari ini, kamu mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kesalahan kami selama ini. Terima kasih atas segalanya.

Demikian, yang bisa saya sampaikan, atas kesalahan yang terjadi selama berpidato, kami mohon maaf.

Wabilahi taufikwalhidayah, wassalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh


Artikel Terkait